Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jalan Panjang hingga Aku Mendapat Beasiswa LPDP

7 Maret 2018   09:34 Diperbarui: 7 Maret 2018   10:01 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selamat bang, wah bagi tips nya dong,..."

"Wow Keren, hebat kamu.."

"Luar biasa, pasti kamu pintar,.."

" Hebat..hebat... bagi tips dan triknya dong.."

Penggalan kalimat diatas mewakili sekian banyak ucapan selamat yang disampaikan kala saya berhasil menjadi salah satu penerima beasiswa dari LPDP (Lembaga Penyedia Dana Pendidikan) - Kementerian keuangan pada tahun 2014. Setiap teman, orang, sahabat, rekan kerja sampai keluarga memberikan ucapan selamat dan harapan mereka kepada saya atas keberhasilan saya menjadi salah satu penerima beasiswa yang menurut beberapa pihat menjadi beasiswa yang paling diminati akhir-akhir ini.

Bahkan beberapa teman saya dari jarak yang cukup jauh mencoba menghubungi saya via telepon seluler, hanya untuk memberikan selamat seraya menanyakan bagaimana cara saya hingga saya berhasil menahbiskan diri sebagai awardee LPDP dan apa saja yang harus saya persiapkan terkait kelengkapan dokumen serta adakah strategi khusus yang saya buat dan lainnya masih banyak yang mereka tanyakan kepada saya.

Harus saya akui bahwa saya sangat senang ketika mendapatkan notifikasi dari pihak LPDP perihal saya menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut. Bahkan saya menjadi semakin bangga setelah besarnya antusias teman-teman dan pihak lain atas keberhasilan saya hingga beberapa mencoba menghubungi saya hanya untuk mendiskusikan kemungkinan membuka satu acara khusus dengan thema sharing knowledge tentang tips dan trik untuk lulus beasiswa LPDP.

Jujur saja, saat saya pertama sekali apply untuk beasiswa ini saya tidak begitu tahu tingginya minat oleh banyak pihak terhadap beasiswa LPDP dan menjadi salah satu terfavorit di Indonesia. Hingga pada akhirnya saya lulus dan begitu banyaknya pihak yang tiba-tiba perduli kepada saya, pada saat itu saya tersadar bahwa persaingan untuk mendapatkannya sungguh luar biasa, bahkan ada yang sudah mencoba nya dua, tiga hingga lima kali namun masih gagal.

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi kepada kita semua serta seluruh kompasianer yang saya kasihi bagaimana sebenarnya perjalanan yang saya lalui hingga saya mendapatkan beasiswa LPDP pada tahun 2014 yang lalu, walau saya yakin diantara kompasiner dan pembaca sekalian ada juga yang bestatus sebagai awardee LPDP dan bahkan sudah menjadi alumni seperti saya. Tetapi saya yakin rekan-rekan awardee lainnya juga mempunyai cerita berbeda dengan apa yang saya alami.

Saya diterima menjadi awardee LPDP pada tahun 2014 (akhir), dan mengikuti Persiapan Keberangkatan (PK) ke-24 yang diadakan oleh LPDP di kota bogor pada awal 2015 dan pada akhir Januari 2015 sudah memulai perkuliahan di kampus gajah duduk (ITB) di jurusan Teknik Elektro hingga menyelesaikan gelar Magister pada Tahun 2017 awal. Saya mengikuti seleksi LPDP hanya sekali dan Puji Tuhan langsung diterima tanpa syarat apapun.

Inilah menurut saya yang mungkin menjadi poin penting dari ulasan ini. Bagaimana tidak, beberapa pihak tidak yakin kalau saya hanya butuh satu kali seleksi saja untuk mengamankan "tiket" sebagai awardee LPDP.

Saya bukanlah satu-satunya yang berhasil mendapatkan tempat untuk beasiswa ini hanya dengan sekali saja mengikuti seleksinya, tetapi sangat banyak awardee yang mencoba sampai beberpa kali hingga akhirnya berhasil. Namun tahukah rekan-rekan pembaca sekalian kalau saya dan mereka yang bisa lulus hanya mengikuti sekali saja "juga" pernah gagal??.

Ya.... Anda harus tahu itu. Setiap orang memberikan selamat kepada saya saat saya lulus terlebih hanya sekali saja mengikutinya, namun mereka tidak pernah tahu kalua saya sudah mencoba banyak beasiswa lainnya (Australia Awards, Kemenristek, Bappenas, dll) namun saya gagal. Itulah yang menjadi jawaban utama saya kepada mereka yang menanyakan apa tips dan trik untuk lulus beasiswa LPDP.

Saya mencoba Australian Awards dan mendapati saya sudah gagal di tahap pertama, kemudian saya mengevaluasi dimana kemungkinan kegagalan itu karena pihak penyelenggara juga tidak memberikan detail kegagalan kita dimana. Setelah saya mengevaluasi beberapa titik kegagalan itu, kemudian saya mencoba beasiswa yang lain (Kemenristek) berbekal dengan pengalaman gagal di beasiswa sebelumnya dan saya kembali dihadapkan pada kegagalan berikutnya, namun saya sudah melalui tahapan yang lebih baik.

Demikianlah seterusnya saya mencoba dan mencoba serta mengevaluasi untuk mendapatkan posisi kemampuan dan kelayakan saya pada level yang sebenarnya. Semakin saya banyak mencoba, semakin saya mendapatkan banyak pengalaman berharga didalam pencarian beasiswa, hingga pada akhirnya Tuhan memberikan beasiswa LPDP sebagai hasil akhir Perjuangan saya. Setiap orang mempunyai cerita berbeda, yakinlah bahwa usaha yang kita lakukan tidaklah sia-sia dan waktu kita terbuang begitu saja. Saya mau menekankan kepada kita semua tentang bagaimana proses itu berjalan dan semuanya itu saya maknai sebagi tips dan trik.

Itulah kenyataan yang saya jalani hingga saya berhasil mendapatkan beasiswa LPDP. Sehingga kepada rekan-rekan sekalian juga yang masih berjuang untuk mendapatkan beasiswa LPDP, tetaplah berjuang dan berusaha. Janganlah semangatmu kendor hanya karena kegagalan yang kau hadapi dan jangan menganggap dirimu lebih kecil dibanding mereka-mereka yang mencoba sekali saja namun mereka sudah berlabuh disana. Kau tak tahu perjuangan dan pengalaman pahit yang sebenarnya mereka pernah lalui.

Tetaplah semangat wahai "beasiswa" hunter..... percayalah kau akan mendapatkan pengalaman berharga disetiap tahap yang kau lalui.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun