Mohon tunggu...
irvan dedy
irvan dedy Mohon Tunggu... -

Lelaki kelahiran Betawi yang ingin memajukan pendidikan Indonesia ini berusaha menulis apapun yang terlintas dalam pikirannya selama bermanfaat bagi semua orang... Sekarang menjadi Guru Matematika di SMA Dwiwarna dan biasa dipanggil "Ayah" oleh para siswanya... email: irvanhabibali@yahoo.com blog : irvanhabibali.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Salah Siapa…???

14 Desember 2009   06:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat dalam sebuah seminar pendidikan yang mencoba membahas tentang bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, seorang pembicara memaparkan bagaimana kemampuan guru – guru matematika yang diuji tentang kemampuan akademik pelajaran yang diajarnya. Sungguh mengejutkan dan membuat hati menjadi miris, kesal dan malu… kenapa?? Karena nilai para guru matematika tersebut tidak lebih dari 5, jadi bagaimana bisa meluluskan siswa dalan Ujian Nasional yang syarat minimal kelulusannya adalah 5,5. Saya sempat terperanjat dan tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan itu semua. Kalau memang hasil tes itu benar, maka celakalah pendidikan kita. Jelas tidak mungkin kita dapat mendidik dengan baik jika para guru yang merupakan ujung tombak dalam sistem pendidikan kita saja tidak mempunyai atau menguasai materi yang diajarnya. Lalu bagaimana program pemerintah yang katanya melakukan peningkatan kualitas guru, apalagi sekarang adanya sertifikasi guru… jadi pertanyaannya apa guru yang sudah disertifikasi itu layak mendidik atau Cuma sebagai guru yang jago administrasi ??? Saya membayangkan dan mencoba memposisikan saya sebagai murid yang diajar oleh guru matematika yang tidak menguasai konsep matematika. Kemungkinan besar guru tersebut akan memberikan konsep yang salah… kalapun benar, seberapa matang konsep itu dikuasai guru dan seberapa paham siswa dapat memahami konsep yang diberikan. Jujur saja, saya merasa tak mungkin para siswa dapat paham terhadap konsep yang diberikan oleh guru. Ya kalau yang mengajar hanya paham konsep 60 %, tentu yang diajar pasti kurang dari 60 %... itu logikanya kan?? Lalu kenapa hal itu dapat terjadi?? Ya… kenapa bisa terjadi?? Kenapa banyak guru matematika ternyata bukan “guru matematika” ? kenapa guru yang demikian bisa mengajar dan dipertahankan? Dan kemana saja para petinggi dinas pendidikan yang katanya selalu melakukan akreditasi sekolah? Terus dimana peran para pemerintah… Apa cuma membuat peraturan terus tidak memberikan pembinaan kepada guru – guru… ? Hm… saya Cuma bisa tersenyum sambil berbisik kepada angin “ itulah kita…” , tak ada rotan akarpun jadi… Jadi ingat ketika saya berkesempatan berbincang dengan seorang teman yang merupakan guru matematika dari sebuah daerah. Kita berdiskusi panjang lebar tentang matematika dan membahas soal – soal matematika. Pada awalnya kita cukup nyambung berdiskusi tentang bagaimana menyelesaikan soal – soal matematika, tapi ketika sudah memasuki soal – soal yang harus menggunakan logika berpikir dan tingkatan soal sudah mulai tinggi ( SNMPTN, SIMAK ) terlihat teman saya mulai bingung dan tidak mengerti dengan maksud dan arah soal tersebut. Saya jadi mulai curiga kenapa beliau tidak bisa ?? … Dan pada akhirnya teman saya mengaku bahwa dirinya bukan berasal dari jurusan matematika tetapi dari jurusan AGAMA ISLAM… So… jadi kita bisa kebayangkan… apa yang terjadi dengan siswa kita dikemudian hari…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun