Mohon tunggu...
Irfan Abu Musa
Irfan Abu Musa Mohon Tunggu... Guru - Ayah seorang anak adopsi dan pengasuh rumah tahfidz

Agen pulsa dahulu, pernah jadi jurnalis, sekarang jadi agen perubahan mengasuh rumah tahfidz. Menyukai internet marketing, copy writing, dan kopi hitam.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puncak Kemenangan Jonru

3 Februari 2015   08:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:55 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngomong-ngomong, setelah heboh soal Jonru saat kampanye Pilpres, kenapa tak ada lagi yang bahas Jonru di Kompasiana ya? Apakah Jonru sudah habis dikuliti dari semua sisi? Atau jangan-jangan kita yang kehabisan amunisi?

Tuduhan-tuduhan Jonru kepada Jokowi dahulu, satu per satu kini seakan menemui bukti. Pasalnya adalah kebijakan Presiden Jokowi sendiri yang seakan jadi pembenar sasaran kritik Jonru dulu.

Soal kenaikan harga BBM, mungkin para pendukung Jokowi punya banyak celah buat berkelit menanggapi serangan sengit Jonru dan jamaahnya.

Saat kampanye Pilpres, Jonru dicibir para pendukung Jokowi karena dia melakukan gerakan politik hitam yang mempersetankan fakta. Kritik Jonru pun seakan tak logis, saat dia terlibat twitwar mengenai tuduhannya bahwa Quraish Shihab adalah seorang penganut Syiah.

Tapi saat Jokowi mencalonkan Komjen Budi Gunawan (BG) menjadi Kapolri, cibiran pun makin menjadi. Tuduhan Jokowi sebagai presiden boneka pada saat kampanye seakan terkuak. BG disebut-sebut sebagai calon yang disodorkan Megawati Sukarnoputri, karena dulu pernah menjadi ajudannya.

Selain itu, dengan dipasangnya BG, keluarga Ketua Umum Partai Moncong Putih itu punya pelindung kuat dari ancaman disidik terkait kasus BLBI.

Apalagi drama politik ini diteruskan dengan penetapan BG sebagai tersangka oleh KPK. Saat itu, para jokowers juga masih bisa berkelit bahwa penetapan status tersangka itu adalah politik cantik Jokowi agar terhindar dari tekanan Kanjeng Mami. Istilahnya 'nabok nyilih tangan' atau menampar dengan meminjam tangan KPK.

Setelah BG diloloskan Komisi III DPR dalam uji kepatutan, para pendukung Jokowi malah makin galau. Relawan Salam Dua Jari pun mulai bereaksi mengancam turun ke jalan jika pencalonan itu diteruskan.

Sampai sekarang pelantikan BG sebagai kapolri belum dalam status dibatalkan. Meski Jokowi telah menunjuk Wakapolri Komjen Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas Kapolri. Namun, tetap saja bara politik menyala karena jalan Komjen BG seakan hanya sedikit berkelok menuju Tribrata 1.

Di saat seperti itulah, kritik-kritik Jonru dulu seakan kembali menemukan relevansi. Dia pun sadar, roda telah berputar. Jonru tahu dia kini berada di puncak kemenangannya. Apalagi setelah Jokowi bertemu dengan Prabowo Subianto, tempo hari lalu.

Pertemuan itu dinilai beberapa pengamat bahwa Jokowi butuh perlindungan dari rongrongan partainya sendiri. Buktinya, Koalisi Merah Putih (KMP) kini pasang badan pada keputusan Jokowi yang belum mau melantik BG menjadi Kapolri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun