Mohon tunggu...
irvan yudha
irvan yudha Mohon Tunggu... mahasisiwa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengulas Desain Poster ART|JOG 9

31 Mei 2016   17:43 Diperbarui: 31 Mei 2016   17:53 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ART|JOG adalah ajang perayaan tahunan seni rupa kontemporer internasional yang berbasis di Yogyakarta. Acara ini pertama kali diadakan pada tahun 2008 dengan nama Jogja Art Fair (JAF) yang merupakan serangkaian acara Fastival Kesenian Yogyakarta XX, Kemudian pada tahun 2009 JAF pisah dari Festival Kesenian Yogyakarta dan pada tahun 2010 mengubah namanya menjadi ART|JOG.

Universal Influence 

Setelah tahun lalu ART|JOG mengusung tema” Infinity in Flux — The Unending Loop that Bonds the Artist and the Audience”,  Tahun ini, ART|JOG sudah memasuki usia yang ke Sembilan. Angka Sembilan adalah angka tertinggi dalam system numeral dasar, dengan harapan atas berbagai pencapaian dan prentasi yang diraih sampai sejauh ini. Makna spiritual dari angka “sembilan” adalah kekuatan intelektual dan semangat untuk selalu melakukan inovasi, serta pertautan maupun pengaruhnya dengan hal-hal lain. Hal ini juga mendorong kita untuk kembali berusaha mengenali potensi diri dan memperluas daya jangkaunya ke dunia luar agar turut memberi perubahan positif.

Berangkat dari sebuah pemahaman bahwa apa yang menjadi kebudayaan global atau universal lahir melalui akumulasi peristiwa yang menyejarah. Di samping itu, universalitas tersebut juga mempunyai pengaruh pada tatanan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, hingga religi. Saat  ini berusaha kita bicarakan, maka secara bersama-sama ingatan kita akan tertuju pada ingatan tentang peradaban-peradaban besar yang telah mampu mempengaruhi kebudayaan lain di masa lalu.

ART|JOG di tahun ini ingin merayakan dan menghormati pencapaian tersebut. ART|JOG hendak belajar sekaligus menyatakan sikap bahwa ART|JOG juga ingin menjadi bagian dari kekuatan yang ikut mewarnai dinamika seni rupa Indonesia. Visi ini juga sesuai dengan pemilihan tempat penyelenggaraan

ART|JOG 9 digelar pada 27 Mei-27 Juni 2016 di Jogja National Museum, tempat yang dahulunya merupakan kampus ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia). ASRI adalah institusi resmi pemerintah yang pertama dalam bidang seni rupa. Tujuan pendirian ASRI, sebagaimana dituliskan oleh Bung Karno, adalah sebagai manifestasi kemerdekaan, yaitu seni yang menjadi bebas-merdeka. Sebanyak 72 seniman diundang untuk memamerkan karya dengan tema “Universal Influence”. kata Direktur Artjog Heri Pemad dalam pembukaan di JNM, Jumat, 27 Mei 2016.

 Dari 72 seniman yang terlibat, dipamerkan 97 karya yang antara lain terdiri atas lukisan, foto, patung, instalasi, video, hingga performansi. Nama-nama seniman yang berpartisipasi antara lain Eko Nugroho, Agus Suwage, F.X. Harsono, Garin Nugroho, Nasirun, dan Titarubi. Selain seniman Indonesia, ada pula seniman dari Jepang, Australia, Malaysia, Filipina, dan Liechtenstein.

Mekanisme Baru Memasuki Area Pameran

Tahun ini, seluruh transaksi di ART|JOG 9 (tiket masuk, pembelian merchandise, dan food truck) menggunakan Mandiri E-money. Mandiri bersama ART|JOG 9 membuat kartu E-money dengan desain khusus secara terbatas yang dapat dibeli di loket masuk ART|JOG 9. Atau, bagi pengunjung yang telah memiliki kartu Mandiri E-money sebelumnya, dapat mempergunakan kartu tersebut untuk bertransaksi

Memaknai Poster ART|JOG 9

Poster ART|JOG 9 sumber : http://www.artjog.co.id
Poster ART|JOG 9 sumber : http://www.artjog.co.id
Dengan bertema Universal Influence, warna biru yang  sensasi ruang,  menambah kekuatan dan kesatuan cocok dan menginterpretasiakan secara keseluruhan apa yang ada dalam acara tersebut. Kemudian terdapat objek satelit yang merupakan karya salah satu seniman yang berpatisipasi  dalam pameran tersebut, Venzha Christiawan, lahir tahun 1975 di Banyuwangi. Ia lulus dari jurusan Desain Interior ISI Yogyakarta pada tahun 1996. Sejak tahun 1999, karyanya berfokus pada bidang seni media baru, saat ia membangun The House of Natural Fiber (HONF), sebuah laboratorium media seni baru di Yogyakarta, Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun