Menurut saya dibalik segala kebebasan anak muda untuk menggunakan paylater, pasti terdapat pertentangan hasrat perasaan dengan yang dilakukannya. Kehidupan yang terus berkembang dengan mengikuti gaya hidupnya membuat anak muda semakin berhasrat membeli barang yang tidak dibutuhkan tanpa berpikir rasional.Â
Tidak heran juga anak muda sering mengalami frustasi karena tidak sanggup mengikuti gaya hidup orang sekitarnya yang memiliki dampat buruk. Dengan memasuki kehidupan baru dan sedang mencoba eksplor dengan dunianya, banyak anak  muda yang sedikit mengalami kesulitan dalam membuat keputusan untuk diri sendiri, apalagi ketika dihadapkan dengan berbagai pilihan di hidupnya.Â
Anak muda yang sedang mencari jati dirinya, membuat ia semakin mengalami kesusahan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk seorang fresh graduate ketika memasuki dunia kerja. Maka dari itu, beradaptasi merupakan hal yang penting ketika memasuki kehidupan yang baru dalam mencari jati dirinya. Beradaptasi merupakan penyesuaian diri yang dilakukan seseorang terhadap lingkungannya sebagai bentuk pertahanan untuk dirinya sendiri.Â
Perubahan pola pikir juga dilakukan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru dalam hidupnya. Â Jika anak muda mampu beradaptasi dengan baik, maka anak muda tersebut mampu merespons perubahan sekitar dengan cepat dan bisa bertanggung jawab terhadap keputusan dalam hidupnya. Berarti, anak muda memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, berpikir kreatif, dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Menurut saya pola pikir yang sehat menentukan gaya hidup yang dipilih. Jika anak muda memiliki kehidupan yang konsumtif, maka anak muda terus merasa kurang dan membuat mereka tidak puas dengan apa yang dimilikinya saat ini. Perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup individu yang senang membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan yang matang.Â
Perilaku yang konsumtif tidak baik karena membuat anak muda memiliki perilaku yang berlebihan dan membabi buta dalam membeli suatu barang. Â Anak muda yang memiliki perilaku untuk menyesuaikan diri dengan standart di lingkungannya dan yang memiliki kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan anak muda untuk mengikuti berbagai gaya hidup konsumtif yang sama dengan kelompoknya.
Menginginkan proses cepat dan mudah merupakan gaya hidup serba instan. Anak muda menganggap kehadiran paylater mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mereka seperti pilihan pembayaran yang bervariatif salah satunya cicilan selama tiga puluh hari bahkan sampai dua belas bulan. Perilaku gaya hidup ini berdampingan dengan adanya teknologi, sehingga anak muda yang sudah terbiasa dengan teknologi merasa kemudahan berbelanja serba instan menjadi bagian dari keunggulan teknologi.
Jangkauan kemampuan anak muda dalam berbelanja lebih menginginkan pembayaran berupa cicilan atau tenor dengan transaksi yang mudah dan aman. Pilihan cicilan dapat disesuaikan dengan kemampuan konsumen lebih memudahkannya. Semakin singkat cicilan maka semakin kecil juga bunganya. Di sisi lain, PayLater diciptakan untuk memudahkan pembayaran dan membantu mereka yang ingin berbelanja tapi tidak memiliki cash, debit atau kartu kredit.Â
Penggunaan paylater ini tergantung dari siapa yang memanfaatkan. Fitur paylater ini memiliki satu efek negatif yang sulit dihilangkan, yaitu kecanduan. Kemudahan yang ditawarkan membuat orang lupa kalau sedikit apapun jumlah yang dipakai dari PayLater itu tetap saja utang dengan bunga yang wajib dibayar. Untuk mengatasi hal tersebut, anak muda bisa menonaktifkan fitur paylater dalam aplikasi yang memiliki fitur paylater. Selain itu juga bisa melakukan belanja secara offline.
Menurut saya penggunaan paylater tidak selalu buruk, tergantung orang yang menggunakannya. Oleh karena itu mari kita sebagai anak muda memakai paylater dengan bijak dengan memanfaatkan sesuai fungsinya untuk menjadi orang yang bijak.
*(Oleh Widya Nuria Maharani - Mahasiswa Akuntansi angkatan 2020, Universitas Muhammadiyah Malang)