Kampung Budaya Legok hayam adalah suatu kampung adat Sunda yang terletak di Desa Girimekar Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Menurut sejarahnya, Kampung Legok hayam sudah diresmikan pada 18 Desember 2017 dan terpapar dalam Kebudayaan Sunda yang masih kental tercermin dalam perilaku kehidupan masyarakatnya sehari-hari terutama direfleksikan dalam pelaksanaan acara Peresmian di Kampung Legok hayam sebagai Kampung Budaya Desa Girimekar.
Asal usul nama Legok Hayam
Legok Hayam merupakan istilah nama kampung yang berada di Desa Girimekar Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung. Nama Legok Hayam dicetuskan oleh seorang tokoh masyarakat, yaitu Abah N’de. Dalam Bahasa Indonesia, Legok artinya lembah/tanah yang rendah sedangkan Hayam artinya ayam.
Menurut penuturan Abah N’de, dulunya nama kampung tersebut disebut Kampung Galudra Mupuk. Tapi, karena banyaknya ayam yang turun berdatangan dari setiap penjuru kampung sering berkumpul. Ceritanya, ada salah satu Ayam Cangehgar (Ayam Hutan) yang memiliki ciri khas yang unik. Berwarna putih cerah, Tinggi, Berjengger 5 baris, dan di sebut sebagai Raja Ayam Jago. Sehingga, dari sejarah itulah mengapa kampung tersebut disebut sebagai Kampung Legok Hayam.
Tradisi, Adat dan Kebudayaan Legok Hayam
Dulu, Masyarakat Legok Hayam bermata pencaharian sebagai Petani Aren (Nyadap Kawung) dan Petani Padi. Musim panen, masyarakat sering melakukan tradisi sasajen yaitu Tali Paranti, sebagai persembahan atas perwujudan bentuk syukur. Menurut masyarakat disana, sasajen bukan berarti memberikan sesuatu kepada yang tidak ada. Tapi, kegiatan untuk menghormati dan bentuk rasa syukur.
Kampung Budaya Legok hayam adalah salah satu komunitas yang hingga kini mempertahankan aspek kebudayaan lokal , yaitu berbagai kesenian tradisional Sunda. Kesenian buhun misalnya kesenian beluk, yaitu salah satu jenis tembang sunda yang menggunakan nada – nada yang tinggi dan biasanya dipertunjukan pada malam hari untuk syukuran bayi berumur 40 hari. Seni buhun benjang kuda lumping, jaipong, kecapi dan lain kesenian sunda lainnya.
Namun, Salah satunya tradisi Sunda yang menjadi ciri khas Kampung Budaya Legok hayam adalah Pencaksilat. Dengan dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten dan masyarakat kawasan Kampung Legok hayam, mereka dapat membuat suatu kawasan budaya Kampung Budaya Legok hayam dengan dibangunnya gedung budaya, yaitu Bale Paguneman Cangehgar.
Tantangan Pelestraian Cagar Budaya di Tengah Pandemi
Cagar budaya adalah suatu warisan yang perlu mendapat perhatian dalam situasi apapun, termasuk Pandemi Covid-19. Banyak agenda kegiatan yang telah disusun tidak dapat terealisasikan. Salah satunya adalah mengangkat kearifan lokal, yaitu memunculkan lagi kepermukaan mengenai permainan anak – anak yang telah hilang.
Permainan tersebut antara lain sondah, gatrik, enggrang, dam-daman dan lain sebagainya. Selain itu, mengadakana pagelaran seni yang direncanakan akan diadakan setiap triwulan tidak terwujud. Bahkan, kepengurusan budaya semakin berkurang, karena mulai hilangnya semangat akibat sistem kebijakan pembatasan sosial.
Segala upaya telah dilakukan dengan tetap melakukan pertemuan terbatas dan pengurangan jadwal kesenian. Bukan hal yang mudah dalam mengangkat dan mempertahankan budaya yang sejak dulu telah ada. Namun, sebagai penerus warisan budaya kita harus tetap mengingat dan menjaga terhadap apa yang telah diwarisi selama – lamanya.
“Ulah poho ka jati diri maneh, ulah dilelemu ku pamekaran zaman. Hayu urang babarengan ngangkat budaya ieu, salaku urang sunda ngora. Sunda teh hartina akhlak. Ajaran budi pekerti teh tembongkeun deui. Ulah kalindih ku bangsa sejen. Lain ngalarang, pek gali budaya luar tapi ulah poho kana budaya sorangan”
”Jangan lupa jati diri anda, jangan terlena dengan perkembangan zaman. Ayo, kita bersama-sama mengangkat budya ini, sebagai anak muda sunda. Sunda itu artnya akhlak. Ajaran budi pekerti itu ditunjukkan lagi. Jangan mau terjebak dengan bangsa lain. Bukan melarang, silahkan gali budaya luar tapi jangan lupa dengan budaya sendiri”
Ayo menjadi saksi dari indahnya kebudayaan lokal Indonesia dan bantu lestarikan budayanya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI