Permainan tersebut antara lain sondah, gatrik, enggrang, dam-daman dan lain sebagainya. Selain itu, mengadakana pagelaran seni yang direncanakan akan diadakan setiap triwulan tidak terwujud. Bahkan, kepengurusan budaya semakin berkurang, karena mulai hilangnya semangat akibat sistem kebijakan pembatasan sosial.
Segala upaya telah dilakukan dengan tetap melakukan pertemuan terbatas dan pengurangan jadwal kesenian. Bukan hal yang mudah dalam mengangkat dan mempertahankan budaya yang sejak dulu telah ada. Namun, sebagai penerus warisan budaya kita harus tetap mengingat dan menjaga terhadap apa yang telah diwarisi selama – lamanya.
“Ulah poho ka jati diri maneh, ulah dilelemu ku pamekaran zaman. Hayu urang babarengan ngangkat budaya ieu, salaku urang sunda ngora. Sunda teh hartina akhlak. Ajaran budi pekerti teh tembongkeun deui. Ulah kalindih ku bangsa sejen. Lain ngalarang, pek gali budaya luar tapi ulah poho kana budaya sorangan”
”Jangan lupa jati diri anda, jangan terlena dengan perkembangan zaman. Ayo, kita bersama-sama mengangkat budya ini, sebagai anak muda sunda. Sunda itu artnya akhlak. Ajaran budi pekerti itu ditunjukkan lagi. Jangan mau terjebak dengan bangsa lain. Bukan melarang, silahkan gali budaya luar tapi jangan lupa dengan budaya sendiri”
Ayo menjadi saksi dari indahnya kebudayaan lokal Indonesia dan bantu lestarikan budayanya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI