Mohon tunggu...
Khoirul Hisam
Khoirul Hisam Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

belajar bahasa baru

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Daya Tarik BRICS bagi INDONESIA dalam Langkah Menuju Kemitraan Ekonomi Global yang Lebih Kuat

27 November 2024   15:48 Diperbarui: 27 November 2024   15:51 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki aspirasi untuk meningkatkan perekonomian di kancah internasional. Salah satu cara yang sedang dipertimbangkan adalah dengan bergabung ke dalam BRICS, kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. BRICS memiliki daya tarik yang kuat karena memberikan peluang kerjasama ekonomi yang besar, memperkuat posisi geopolitik , dan menyediakan alternatif lembaga keuangan global yang tidak didominasi oleh negara Barat seperti IMF dan Bank Dunia.

Kurang dari satu minggu setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto, Menteri Luar Negeri Sugiono hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia untuk mengutarakan keinginan Indonesia bergabung dengan blok ekonomi itu.

"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif," ujar Menlu Sugiono dalam keterangan resmi.

"Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum."

Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang, atau yang sering disebut Global South, melalui BRICS. Namun, Indonesia juga menekankan akan tetap aktif di forum-forum internasional lainnya dan melanjutkan diskusi dengan negara-negara maju, ujar Menlu Sugiono.

Dalam pidatonya usai dilantik sebagai Presiden ke-8, Prabowo Subianto menekankan Indonesia "memilih jalan bebas aktif nonblok" dan "menjadi sahabat semua negara".

"Tapi kita punya prinsip, yakni anti penjajahan," ujar Prabowo pada Minggu (20/10).

Presiden Prabowo juga mengingatkan para pemimpin untuk "tidak cepat puas" mengingat masih banyaknya tantangan perekonomian Indonesia sekalipun "diterima di kalangan G20".

BRICS, yang terdiri dari lima negara berkembang besar yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, pada dasarnya bertujuan untuk memperkuat suara negara-negara berkembang di tengah dominasi negara-negara maju atau yang sering disebut sebagai Global South. BRICS dapat dikatakan merupakan gerakan revisionis atau kelompok negara-negara yang merasa tidak puas dengan sistem yang dibangun oleh Barat saat ini.

Jika Indonesia bergabung dengan BRICS "menunjukkan keberpihakan Indonesia kepada salah satu kubu yaitu kubu revisionis atau kubu perlawanan".

"Bergabung dengan BRICS akan memberi cap Indonesia sebagai kelompok perlawanan," ujar Idill syawfi, pakar hubungan internasional dari Universitas Katolik Parahyangan.

1.Apa yang dimaksud dengan BRICS dan seberapa penting peranannya dalam perekonomian global?

BRICS awalnya lebih fokus di bidang investasi, tetapi kemudian berkembang menjadi sebuah blok yang berfokus pada politik global, dengan tujuan untuk memberi lebih banyak suara kepada negara-negara berkembang. Mereka melihat bahwa banyak keputusan penting di dunia sering kali ditentukan oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Negara-negara BRICS berusaha memperkuat kerjasama ekonomi antar negara, termasuk dengan meningkatkan perdagangan, investasi, dan pembangunan infrastruktur. Selain Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini BRICS juga kedatangan anggota baru seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab, yang secara resmi bergabung pada Januari 2024.

2.Apa alasan Indonesia tertarik untuk bergabung dengan BRICS?

Menteri Luar Negeri menyebut Indonesia melihat prioritas BRICS selaras dengan program kerja Kabinet Merah Putih.

"Antara lain terkait ketahanan pangan dan energi, pemberantasan kemiskinan ataupun pemajuan sumber daya manusia," ujar Menlu Sugiono pada Jumat (25/10).

Menlu Sugiono juga menambahkan Indonesia ingin mengangkat kepentingan bersama negara-negara berkembang atau Global South melalui BRICS.

Tujuan Indonesia untuk bergabung ke BRICS dipandang sebagai upaya Presiden Prabowo Subianto untuk tidak menjadi ketergantungan dengan negara mana pun--- khususnya negara-negara maju alias Global North, menurut Musa Maliki dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

3.Apakah Indonesia akan tetap mempertahankan politik luar negeri "bebas aktif" jika bergabung dengan BRICS?

Indonesia bergabung ke BRICS "merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif". "Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum, ujar Menlu Sugiono.

Bergabungnya Indonesia dengan BRICS tidak bertentangan dengan politik bebas aktif. Dengan bergabungnya dengan BRICS adalah semangat independensi yang terdiri dari negara-negara Selatan untuk mengimbangi dominasi Barat atau hegemoni AS.

4.Bagaimana cara sebuah negara diterima menjadi anggota baru BRICS?

Negara yang ingin bergabung dan menjadi anggota BRICS perlu mengirimkan pernyataan resmi melalui pemimpin atau Menteri Luar Negeri dari negara asalnya. Negara yang berminat akan mulai dengan berpartisipasi sebagai negara pengamat dalam pertemuan dan acara-acara BRICS. Selanjutnya, pertemuan bilateral antara negara yang mengajukan diri dan anggota BRICS akan dilakukan untuk membahas syarat-syarat dan proses bergabung, yang bisa memakan waktu cukup lama. Keputusan akhir tentang penerimaan anggota baru akan diambil berdasarkan kesepakatan bersama semua negara anggota BRICS, artinya semua anggota harus setuju dengan keputusan tersebut. Setelah mencapai keputusan akhir, negara yang bersangkutan akan diundang secara resmi untuk menjadi bagian dari BRICS.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, terus berupaya untuk memperkuat posisinya dalam perekonomian global. Salah satu langkah strategis yang tengah dipertimbangkan adalah bergabung dengan BRICS. Daya tarik utama BRICS bagi Indonesia terletak pada peluang untuk memperluas akses pasar, meningkatkan investasi, dan memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama ekonomi internasional. Bergabung dengan BRICS dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk terlibat dalam dialog ekonomi yang lebih seimbang antara negara-negara berkembang dan negara maju.

Sebagai anggota BRICS, Indonesia bisa mendapatkan manfaat berupa peningkatan konektivitas ekonomi dengan negara-negara besar seperti Tiongkok dan India, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Keanggotaan dalam BRICS akan memberi akses ke berbagai inisiatif pembangunan, termasuk pendanaan proyek infrastruktur melalui lembaga seperti New Development Bank (NDB).

Namun, meskipun ada banyak peluang, Indonesia juga harus menghadapi sejumlah tantangan. Dalam kerjasama multilateral seperti BRICS, Indonesia harus bijak dalam mengelola hubungan dengan negara-negara besar yang memiliki kepentingan berbeda, seperti Tiongkok dan India. Tantangan lainnya adalah memastikan bahwa kepentingan Indonesia sebagai negara berkembang tidak terpinggirkan di tengah dominasi negara-negara besar dalam BRICS.

Secara keseluruhan, meski terdapat tantangan yang harus dihadapi, bergabung dengan BRICS dapat menjadi langkah penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan ekonomi global. Ini adalah kesempatan untuk memperluas jangkauan ekonomi, meningkatkan daya saing, dan memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional. Dengan perencanaan yang cermat dan sikap diplomatik yang bijaksana, keanggotaan Indonesia di BRICS dapat membawa manfaat besar dalam jangka panjang, tidak hanya untuk perekonomian Indonesia, tetapi juga untuk negara-negara berkembang lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun