Jadi, apa yang dikatakan oleh Conte benar adanya. Spurs tak akan pernah mendapat trofi jika mindset para pemainnya tak diubah. Conte mengatakan ia hanya melihat 11 pemain dengan agenda masing-masing di lapangan, bukan sebuah tim.
Setelah Conte mengamuk, berbagai tanggapan pun berdatangan. Banyak yang memprediksi kalau Conte bakal dipecat saat jeda internasional yang berlangsung hingga akhir Maret. Sehingga, ketika Premier League bergulir lagi, Spurs sudah dikawal oleh manajer baru.
Ada juga yang mengatakan, seperti Gary Neville, eks pemain Manchester United yang sekarang menjadi komentator, bahwa sebaiknya Conte dipertahankan dan suruh dia melakukan tugasnya sebagai manajer.
Kalau Conte dipecat sebelum musim ini kelar, maka kemungkinan dia akan dapat pesangon sekitar 4 juta pound. Itu menurut The Telegraph. Koran Inggris itu juga menyatakan bahwa ada klausul khusus yang menyebutkan bahwa jika Conte bertahan 12 bulan lagi setelah kontrak awal kelar, maka ia akan mendapat tambahan 15 juta pound (hampir 280 miliar rupiah) dengan catatan pada akhir musim ini Spurs berada di empat besar dengan Conte masih menjadi manajer. Kontrak awal Conte adalah dua tahun. Musim ini adalah musim kedua.
Spurs bisa saja memecat Conte saat ini, membayar pesangon, dan kemudian menggajinya dengan gaji normal tiap bulan hingga akhir musim. Atau kedua pihak bisa berbicara, sehingga bisa dicapai kata sepakat agar Spurs hanya mengeluarkan dana yang lebih sedikit dari yang telah disepakati.
Lalu, akankah Conte mau memperpanjang kontrak satu tahun lagi setelah musim ini kelar? Agaknya tidak. Bahkan, tak akan mengherankan jika ia dipecat saat ini, dengan konsekuensi posisi Spurs di liga yang kemungkinan besar akan kehilangan satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H