"Kamu bermain dan berpikir semua akan berjalan lancar. Kemudian terjadi satu kesalahan. Lalu, satu kesalahan lagi. Lalu, satu kesalahan lagi. Kamu mencoba untuk mengembalikan keadaan, namun semakin keras mencoba, justru kamu semakin tenggelam. Sampai akhirnya kamu tidak dapat bergerak, tidak dapat bernapas, sebab kepalamu sudah terbenam. Seperti pasir isap."
Kata-kata itu diucapkan oleh Shane Falco, karakter dalam film "The Replacements". Mungkin masih banyak yang ingat. Shane Falco diperankan oleh Keanu Reeves pada film keluaran 2000 itu.
Kisahnya tentang sebuah tim american football yang ditinggalkan oleh semua pemainnya, gara-gara masalah gaji dan lantas mereka melakukan mogok. Agar tim itu terus tampil, maka para pemain pro itu diisi oleh segerombolan misfit, atau orang-orang yang tidak sesuai dengan pekerjaannya, kira-kira begitu. Falco adalah seorang quarterback dan ia harus memimpin rekan-rekannya yang sebagian besar tidak punya latar belakang sebagai atlet american football.
Kata-kata itu diucapkan oleh Falco, ketika pelatih tim, Jimmy McGinty, diperankan oleh Gene Hackman, bertanya penggambaran kondisi tim setelah mereka kalah terus. Tim memang bermain tidak padu, bisa dimaklumi mereka baru saja disatukan sebagai sebuah tim.
Apa yang dikatakan oleh Falco itu bisa menggambarkan situasi yang dialami oleh Manchester United ketika diremukkan oleh Liverpool di Anfield, pada laga lanjutan Premier League Inggris, 5 Maret lalu, dengan skor akhir 7-0 buat pasukan Juergen Klopp.
Sebelum pertandingan, melalui televisi, terlihat para pemain United melakukan pemanasan kecil dengan serius tapi berwajah cerah. Mereka sangat optimistis untuk bisa menang, yah setidaknya seri. Ini Anfield, by the way.
Pertandingan dimulai, semua masih baik-baik saja. Menjelang turun minum, Cody Gakpo, yang sore itu diletakkan sebagai striker, mencetak gol pada menit ke-43. Pemain-pemain United tidak punya kesempatan untuk membalas dalam waktu sesempit itu. Peluit berbunyi dan semua masuk ke ruang ganti, yakin bahwa mereka akan bisa membalas pada babak kedua.
Eh, dua menit babak kedua berjalan, Darwin Nunez bikin gara-gara. Menerima bola dari Harvey Elliott, Darwin membuat gol. Belum cukup. Pada menit ke-50, hanya selang tiga menit dari gol Darwin, Gakpo bikin gol lagi. Mohamed Salah beraksi dengan assist-nya.
Tertinggal 0-3, para pemain United mulai blingsatan. Mereka berusaha untuk membuat gol. Namun, persis seperti yang dikatakan Falco dengan teori pasir isapnya, semakin United berusaha, justru semakin kacau. Kali ini, Salah yang membuat para pemain United terpana dengan gol yang terjadi pada menit ke-66.
Belum cukup unggul 4-0, Darwin membuat gol lagi melalui umpan kapten Jordan Henderson pada menit ke-77. Sampai sini, para pemain United sudah semakin meronta, agar terbebas dari metafora pasir isap, namun gagal. Setiap kali para pemain United berusaha untuk membobol gawang Alisson, pemain-pemain Liverpool dengan enaknya melakukan counter attack, sehingga usaha United mentah lagi.