Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seluk-beluk Steward Keamanan Stadion di Liga Inggris

6 Maret 2023   13:46 Diperbarui: 7 Maret 2023   14:47 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Steward harus sigap menangani penonton yang lolos ke lapangan. (Sumber: Photo by Athena Pictures/Getty Images) 

Steward punya banyak makna. Ingat stewardess atau pramugari, atau steward untuk pramugara, yang bertugas membantu penumpan di pesawat komersial? Sekarang namanya menjadi flight attendant, jadi genderless.

Hanya saja, steward yang dimaksud di tulisan ini adalah yang mengawasi atau menjaga keteraturan sebuah event yang dihadiri oleh banyak orang. Steward di sini bertugas untuk mengendalikan kerumunan (crowd control), seperti di sebuah pertandingan sepak bola.

Mengapa Liga Inggris yang dijadikan contoh? Yah, karena liga itu, mau tak mau, adalah yang terdepan dalam segala hal, terutama di Premier League. Dalam hal keamanan pun, Liga Inggris kini adalah yang terdepan, menurut saya.

Mestinya sudah banyak yang tahu 'kan yang mana yang disebut steward dalam sebuah pertandingan sepak bola? Mereka biasanya memakai rompi berwarna menyala alias nyentreng, seperti oranye metalik dan kuning stabillo. Pokoknya warna menyala yang bisa dengan mudah terlihat dari kejauhan.

Mereka biasanya berada di tangga stadion, atau bisa juga berada di antara penonton, atau di tepi lapangan. Uniknya, menjadi steward di sana bukanlah kesempatan untuk nonton laga sepak bola dengan gratis lho ya. Karena tugasnya memastikan agar penonton tetap sesuai SOP, maka mereka duduk menghadap ke penonton, bukan ke lapangan, terutama yang berada di tepi lapangan.

Liga Inggris belajar dari dua tragedi sepak bola yang terjadi pada 1980-an, sehingga mereka memiliki keamanan seperti yang ada saat ini. Yang pertama adalah kebakaran di Stadion Valley Parade milik Bradford City pada 11 Mei 1985. Ketika itu, Valley Parade sedang menggelar laga di divisi tiga antara Bradford City dan Lincoln City.

Kebakaran terjadi ketika seorang suporter berusaha mematikan rokok dan rokok itu terselip di antara papan lantai tribun, jatuh di atas sampah yang tertumpuk di bawah tribun, dan api pun menyala. Kebakaran itu menyebabkan 56 penonton tewas dan sedikitnya 265 orang mengalami luka-luka.

Menurut The Guardian, lebih dari 3.500 orang berjubel di tribun utama dan kondisi itu menyebabkan mereka kesulitan untuk menyelamatkan diri dengan cepat ketika kebakaran terjadi. Penonton juga kesulitan untuk keluar stadion, karena pintu stadion di belakang tribun dikunci demi tak dimasuki penonton tak bertiket.

Tragedi kedua, yang lebih terkenal, terjadi di Stadion Hillsborough milik Sheffield Wednesday. Pada 15 April 1989, stadion itu menjadi tempat semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest.

Menurut BBC, sesaat sebelum kick-off, dalam rangka mengurangi kepadatan penonton di luar stadion, polisi yang menjadi komandan keamanan di pertandingan itu, David Duckenfield, memerintahkan untuk membuka Gerbang C. Tindakan itu membuat aliran penonton memasuki stadion menjadi tak terbendung dan terjadilah Tragedi Hillsborough.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun