Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Trik Mencari Apartemen agar Bebas dari Gangguan

2 Maret 2023   13:37 Diperbarui: 12 Maret 2023   12:40 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompleks apartemen. (Sumber: Jandobry1/Pixabay)

Kriteria apa yang Anda lihat ketika hendak membeli apartemen? Lokasi yang strategis tentunya. Harga. Fasilitas. Soal fasilitas, kalau untuk saya, lebih ke arah mudahnya mencari jajanan. Ada minimarket, restoran, bahkan supermarket kalau memungkinkan. Saat ini, yang namanya kompleks apartemen biasanya sudah dilengkapi dengan berbagai tempat belanja. Lebih berguna dibanding pusat kebugaran, kalau untuk saya.

Namun, saya punya teman yang menambahkan satu hal lagi: Apartemen itu, terutama unit yang akan ditempati, harus bebas dari "gangguan". Saya beri tanda kutip, karena gangguan yang dimaksud adalah hadirnya makhluk yang halus-halus, yang tak kasat mata.

Teman saya itu perempuan asli Bandung. Dia sudah lama tinggal di Jakarta, karena pekerjaan. Awalnya, dia berpindah-pindah indekost, disesuaikan dengan lokasi kerja. Dia sudah beberapa kali pindah kerja, setahu saya. Beberapa tahun lalu, dia menemukan pekerjaan impian: Menjadi guru. Dia diterima di sebuah sekolah internasional di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.

Karena merasa bahwa ia akan awet bekerja di sekolah itu, Alviera (bukan nama asli) memutuskan untuk tinggal saja di apartemen, dan tidak di rumah indekost. Mulailah dia berburu apartemen yang dekat dengan lokasi sekolah.

Setelah mencari, akhirnya ia menemukan sebuah kompleks apartemen, yang letaknya sama sekali tak jauh dari Mall Kelapa Gading. Saya tahu, sebab saya pernah berkunjung ke apartemen teman saya itu.

Proses pemilahan unit selesai dan selanjutnya Alviera akan melakukan inspeksi ke unit dimaksud. Akan tetapi, teman saya itu memang istimewa. Dia memiliki sensitivitas tinggi terhadap kehadiran yang halus-halus tadi.

Karena itu, ia melakukan pemeriksaan unit apartemen pada malam hari. Dia juga melakukannya setiap kali berpindah indekost. Untung saja, semua pemilik indekost tidak keberatan ketika calon klien datang pada malam hari.

Lalu, mengapa malam hari? Alviera punya alasan untuk itu tentunya. Menurutnya, ia akan menempati apartemen itu lebih banyak pada malam hari ketimbang siang hari. Iya, siang hari ia berada di sekolah, paling lama sampai sore hari. Selanjutnya, pada malam hari, menjadi krusial, karena saat itulah dia akan tidur.

Karena itu, Alviera harus memastikan tidak ada makhluk halus yang akan mengganggunya ketika ia sedang tidur atau ketika ia sedang berada di apartemen. Kadang, ia akan ditemani ayahnya, yang sekarang sudah wafat, untuk ikut "memeriksa". Ayah Alviera itu lebih sensitif ketimbang putrinya untuk urusan yang gaib-gaib.

Meski sudah memastikan bahwa ia akan aman pada malam hari, ternyata masih ada gangguan juga. Alviera pernah bercerita bahwa suatu malam, ada suara gebrakan yang keras, beberapa kali, dari unit sebelah. Padahal dia tahu unit sebelah saat itu sedang kosong. 

Yah, untung saja gangguan itu datangnya dari luar, tidak dari dalam unit apartemen teman saya.

Lalu, bagaimana "memeriksa" yang halus-halus kalau kita sendiri tidak bisa mengetahuinya? Bisa saja minta bantuan teman yang ahli untuk itu. Mestinya mereka tak keberatan, sih.

Sayangnya, ketika saya dan mama harus tinggal selama beberapa bulan di apartemen di kawasan Pramuka Sari, Jakarta Pusat, tidak sempat memeriksa unit itu secara seksama, sampai ke gaib-gaibnya, padahal kami bisa minta bantuan teman untuk itu. Dadakan juga soalnya, mengungsi dari banjir besar Februari 2020 dan dilanjutkan dengan lockdown Covid-19.

Suatu malam, saya sedang siap-siap untuk tidur, tiba-tiba ada suara seperti tembok rubuh dari unit apartemen di lantai atas. Kalau memang ada yang rubuh, mestinya sudah akan menembus juga ke apartemen yang saya tinggali, bukan?

Saya tunggu beberapa menit, tak ada lagi suara. Sunyi senyap. Semoga memang tidak apa-apa. Namun, sejak itu saya selalu membaca Ayat Kursi setiap malam dan gangguan seperti itu tak ada lagi.

Jadi, jika Anda ingin cari apartemen, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan unit pada malam hari. Ajak teman yang ahli dalam melihat dan mengatasi "gangguan", jika Anda sendiri tak bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun