Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Jantung Berhenti Berdenyut Ketika Sedang Bersin?

1 Maret 2023   13:16 Diperbarui: 1 Maret 2023   14:18 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersin menyebabkan mitos "jantung berhenti berdenyut". (Sumber: Drazen Zigic/Freepik)

Benarkah jantung berhenti berdetak ketika kita sedang bersin? Well, ternyata itu hanya mitos. Syukurlah. Tidak, jantung tidak berhenti berdenyut ketika kita sedang bersin.

Bersin dimulai ketika kita merasakan ada gelitikan di ujung syaraf yang lantas mengirim pesan ke otak. Isinya adalah rasa gelitikan itu harus dihilangkan, sebab mengganggu bagian dalam hidung.

Pertama, kita akan menarik napas panjang dan menahannya, yang menyebabkan otot dada akan menegang. Tekanan udara di paru-paru meningkat, kedua mata lantas tertutup, lidah menekan ke langit-langit mulut, dan tiba-tiba hembusan napas keluar dengan cepat melalui hidung. Bersin deh kita.

Jadi, dari mana mitos bahwa jantung berhenti berdenyut ketika kita sedang bersin? Menurut artikel dari Library of Congress, perubahan tekanan di dada akibat bersin juga mengubah aliran darah, yang mengubah ritme detak jantung.

Ada spekulasi bahwa rentetan peristiwa itu menyebabkan jantung berhenti berdenyut sejenak saat bersin. Dan, itu menghasilkan sensasi “jantung berhenti berdenyut”. Setelah ada "jeda" menuju detak jantung berikutnya, denyut jantung akan terasa lebih kuat dan lebih nyata ketika berdenyut kembali, mungkin akan terasa seperti sensasi unik di tenggorokan atau dada sebelah atas.

Lalu, apa yang menyebabkan bersin? Apa saja yang mengiritasi bagian dalam hidung bisa menyebabkan bersin, misalnya debu, hawa dingin, atau segala jenis bubuk, apalagi bubuk merica. Ketika sedang terkena selesma, virus akan menetap sementara di hidung dan menyebabkan iritasi.

Orang yang alergi juga akan sering bersin ketika terekspos pada bahan tertentu, misalnya rambut kucing atau serbuk sari.

Ada beberapa fakta unik tentang bersin, masih menurut artikel dari Library of Congress.

  • Bersin adalah refleks yang tak bisa dihentikan ketika sudah dimulai.
  • Semburan hasil bersin bisa tersebar hingga sekitar 150 cm jauhnya dengan kecepatan nyaris 160 km per jam. Karena itu, salah satu anjuran agar tak tertular virus Covid-19 adalah jauh-jauh dari orang lain, apalagi jika orang itu tak memakai masker. Sebab, jika orang itu bersin, semburannya bisa berkelana hingga relatif jauh. Ada baiknya, Anda menutupi mulut dan hidung ketika sedang bersin, agar semburan dari hidung tak mengenai orang lain.
  • Kita tak bisa bersin ketika sedang tidur, karena semua syaraf yang terlibat di syaraf refleks juga sedang beristirahat.
  • Banyak orang yang akan bersin ketika berada di bawah sinar terang, misalnya sinar matahari. Orang-orang seperti itu disebut photic sneezers (photic berarti cahaya). Jika Anda adalah photic sneezer, maka Anda mendapatkan kebiasaan itu dari orang tua, sebab bersin ketika terkena sinar terang adalah sifat menurun.
  • Beberapa orang akan bersin ketika sedang mencabut alis mata. Itu karena ujung syaraf di wajah teriritasi dan kemudian menimbulkan impuls yang mencapai syaraf di hidung.

Satu lagi, jika ada orang lain yang bersin dan Anda sedang berada di dekatnya, ucapkan bless you, atau Alhamdulillah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun