Saat ini, tabel periodik unsur-unsur sudah berisi 118 unsur kimia yang telah ditemukan, dan tidak, tidak ada logam vibranium di antaranya. Empat unsur yang terakhir ditemukan adalah nihonium (Nh), moscovium (Mc), tennessine (Ts), dan oganesson (Og), dengan nomor atom masing-masing adalah 113, 115, 117, dan 118.
Sebelum mendapat nama baru, mereka disebut sebagai ununtrium (Uut), ununpentium (Uup), ununseptium (Uus), dan ununoctium (Uuo). Akan tetapi, nama sementara itu sudah diganti, anggota keluarga "uu" sudah mendapat nama permanen.
Menurut Nature, nama baru untuk keempat unsur itu sudah diusulkan sejak Juni 2016. Keempat unsur itu sudah mendapat nama baru sejak November 2016. Yang paling terakhir ditemukan adalah tennessine pada April 2010, di Dubna, Rusia. Dengan demikian, hingga 2023, unsur paling akhir yang ditemukan adalah tennessine.
Unsur kimia diklasifikasikan dengan jumlah proton di nukleus mereka atau disebut juga "nomor atom". Atom memiliki nukleus, di mana terdapat proton dan elektron. Jumlah proton menentukan nomor atom, sementara jumlah neutron bisa beragam.
Unsur-unsur kimia diletakkan di tabel periodik sesuai dengan nomor atom mereka. Dimulai dengan hidrogen, yang memiliki 1 proton, diikuti oleh helium (2 proton), dan seterusnya. Nomor atom akan semakin banyak. Besi misalnya, memiliki 26 proton, emas 79, dan uranium 92.
Jumlah proton terbanyak saat ini adalah 118. Awalnya, elemen itu hanya merupakan teori, namun kemudian dikonfirmasi bahwa elemen itu kini punya nama, dan juga tiga yang lainnya.
Tim ilmuwan yang berasal dari AS, Rusia, dan Jepang memiliki kesempatan untuk memberi nama empat unsur termutakhir itu, dan ini perinciannya.
- Nihonium, berasal dari kata "Nippon", istilah bahasa Jepang untuk Jepang.
- Moscovium berasal dari nama ibu kota Rusia, Moskow.
- Tennessine berasal dari nama negara bagian di Amerika Serikat, Tennessee
- Oganesson berasal dari nama seorang ahli fisika asal Rusia berusia 83 tahun dan telah menemukan banyak logam-logam super berat, Yuri Oganessian.
Menurut Nature lagi, baru dua kali sebuah unsur diberi nama sesuai seseorang yang masih hidup. Yang pertama adalah unsur nomor 106, seaborgium atau Sg. Nama seaborgium diusulkan oleh sebuah tim dari Lawrence Berkeley National Laboratory, pada 1993, untuk pionir kimia nuklir AS, Glenn Seaborg.
International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) adalah sebuah organisasi yang bertanggung jawab memberi nama unsur-unsur, dan juga sederet fungsi lainnya. Dalam menamakan sebuah unsur, IUPAC punya beberapa aturan baku. Sebuah unsur diberi nama berdasarkan:
- Sebuah konsep atau karakter mitologi (termasuk benda-benda langit)
- Sebuah mineral, atau unsur sejenisnya
- Sebuah tempat atau region geografis
- Sebuah kandungan unsur bersangkutan
- Nama seorang ilmuwan
Karena nama tempat bisa menjadi nama unsur, maka penamaan tennessine sama sekali tak aneh. Lagipula, negara bagian Tennessee memiliki sejarah panjang soal penelitian kimia. Para peneliti dari Oak Ridge National Laboratory, Vanderbilt University, dan University of Tennessee di Knoxville punya banyak kontribusi dalam hal penelitian logam berat.
Lalu, menurut ZME Science, tidak seperti unsur-unsur "klasik", seperti emas, hidrogen, dan lainnya, keempat unsur terakhir itu tidak ditemukan di alam (atau setidaknya alam yang ada di Bumi). Mereka harus disintesa di laboratorium. Mereka juga bersifat sangat radioaktif: Mereka hancur sangat cepat setelah mereka dibuat, sehingga para peneliti hanya memiliki waktu dalam hitungan detik untuk mempelajarinya.
Moscovium misalnya. Mereka memiliki beberapa isotop, yaitu dua atau lebih jenis atom yang memiliki nomor atom yang sama dan posisi mereka di tabel periodik (dan oleh sebab itu, mereka termasuk dalam unsur kimia yang sama). Isotop paling stabil dari moscovium, disebut moscovium-290, memiliki waktu paruh hanya 0,65 detik. Berkedip, dan hilanglah si isotop! Hanya ada sekitar 100 atom moscovium yang telah diteliti sejauh ini.
Bagaimana dengan waktu paruh unsur-unsur yang lain? Tennessine hanya 0,051 detik, oganesson 0,0007 detik. Jadi, tak perlu dijelaskan lagi bagaimana sulitnya mempelajari keempat unsur yang baru itu.
Sepertinya, penemuan unsur masih terus dilakukan, meski sangat sulit. Namun, setelah 118, sintesis terus dilakukan dan kini sudah termasuk unbiseptium dengan nomor atom 127. Namun, untuk unbitrium (nomor atom 123), sintesis belum sukses dilakukan.
Pendeknya, semua unsur bernomor atom setelah 118 masih berupa hipotesis. Namun, apakah akan masih ada unsur-unsur baru? Jawabnya iya. Para peneliti masih giat melakukan pencarian unsur baru.
Pada sebuah studi yang dilakukan pada 2010, ahli kimia asal Finlandia, Pekka Pyykko, menggunakan program komputer untuk menghitung kandungan dan posisi unsur-unsur hingga nomor 172, akan tetapi belum ada konsensus seperti apa unsur-unsur itu nantinya.
Konsensus yang ada adalah akan sulit untuk menghasilkan unsur-unsur baru itu. Pyykko mengatakan, menurut ZME Science, bahwa menemukan unsur kimia terberat untuk dimasukkan dalam tabel periodik adalah seperti memukul bola golf di Tokyo dan melakukan hole-in-one di puncak Gunung Fuji.
Bayangkan, jika semua unsur, hingga nomor 172 telah ditemukan, maka harus disesaki dengan 54 kotak lagi untuk menempatkannya. Menambah golongan (berupa baris) dan periode (berupa kolom). Saat ini, ada 18 kolom dan 9 baris yang terdapat di tabel periodik, memuat 118 unsur, itu belum termasuk sifat masing-masing unsur baru. Lebih bagus lagi jika unsur yang baru adalah yang ditemukan di alam, bukan hanya buatan di lab.
Berapa saja jumlah unsur itu akhirnya, artinya akan butuh "jembatan keledai" yang baru untuk menghapalkannya.
Tak apa. The more, the merrier.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI