Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Akankah Manchester City Lolos dari Hukuman Kali Ini?

7 Februari 2023   11:09 Diperbarui: 8 Februari 2023   01:40 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manchesrter City melanggar aturan keuangan lagi. Kali ini lebih banyak jenisnya. (Sumber: Joe Prior/Visionhaus via Getty Images) 

Pada Februari 2020, UEFA menjatuhkan hukuman pada klub Premier League Inggris, Manchester City, karena melakukan pelanggaran serius terhadap Financial Fair Play (FFP). Pelanggaran itu terjadi antara 2012 dan 2016. Ancaman hukumannya adalah dilarang selama dua tahun berlaga di ajang antarklub Eropa dan denda sebanyak 30 juta euro.

Pada 13 Juli 2020, Court of Arbitration for Sport (CAS) mengumumkan bahwa Manchester City dinyatakan tak bersalah dalam hal "menyembunyikan uang sponsor". Dengan demikian, hukuman larangan tampil di antarklub Eropa pun raib. City tetap bisa berlaga di Liga Champions hingga musim ini. Bahkan City mendapat diskon untuk denda. Mereka hanya harus membayar sebanyak 10 juta euro.

CAS lebih lanjut menyatakan bahwa City "gagal bekerja sama dengan pihak berwenang UEFA", namun berhasil membalikkan keputusan UEFA tersebut.

The Guardian lantas membeberkan pada 29 Juli 2020, soal pemilik City, Sheikh Mansour bin Zayed al-Nayan. Pemilik dari Abu Dhabi itu memang mengatur pembayaran, dipercaya sebanyak 30 juta pound, untuk sponsor pada 2012 dan 2013, atas nama perusahaan telekom Abu Dhabi, Etisalat.

Itulah temuan yang diajukan oleh Club Financial Control Body (CFCB) dari UEFA. Para anggota CFCB, yaitu pengacara-pengacara senior Eropa, menyatakan bahwa dua pembayaran itu sejatinya berasal dari kantong Sheikh Mansour sendiri, melalui perusahaannya, Abu Dhabi United Group (ADUG). Pada laporan keuangan yang diberikan oleh FA Inggris untuk proses FFP, disebutkan bahwa sponsor itu didapat dari Etisalat.

City sendiri menerima fakta bahwa tidak ada kontrak apa pun dengan Etisalat hingga 2015. Pada tahun itu, Etisalat melakukan reimburse uang sponsor tersebut ke ADUG.

UEFA tetap memberikan hukuman kepada City berupa larangan tampil di Eropa dan denda 30 juta euro. City lantas membawa masalah itu ke CAS. Hasilnya telah diketahui. Rada ribet memang masalah itu.

Menurut BBC, UEFA memulai penyelidikan terhadap City setelah koran Jerman, Der Spiegel, membocorkan dokumen pada November 2018, yang isinya City menggelembungkan nilai sponsor. Sementara City berkeras bahwa dokumen Football Leaks itu jauh dari lengkap.

Pada 6 Februari 2023, City kena masalah lagi. Kali ini lebih besar. Premier League mengumumkan, setelah melakukan empat tahun penyelidikan, mereka mendakwa City telah melakukan lebih dari 100 pelanggaran aturan keuangan, yang dilakukan antara 2009 hingga 2018. City juga dituduh tidak mau bekerja sama dengan para penyelidik.

Hukuman kali ini lebih berat ketimbang dilarang bermain di Eropa. Mulai dari denda, pengurangan nilai, dan yang terberat, dikeluarkan dari Premier League.

Huh! Jadi ingat Hermione Granger, rekan Harry Potter di franchise Harry Potter. Menurut Miss Granger, dikeluarkan dari sekolah sihir Hogwarts lebih mengerikan ketimbang kematian. Tentunya, City dikeluarkan dari Premier League akan menjadi ketakutan utama juga.

Pelanggaran yang dilakukan City sangat banyak. Berbagai nomor ayat dan bab peraturan diungkapkan. Sedemikian banyak. Namun pendeknya, City disebut melanggar aturan tentang kewajiban untuk menyediakan "informasi keuangan yang akurat".

Informasi itu terdiri dari pendapatan klub, termasuk pendapatan dari sponsor dan juga biaya operasional, termasuk gaji.

Pelanggaran yang lebih terinci menyebutkan soal detail penuh gaji manajer, sejak 2009-10 hingga 2012-13, ketika Roberto Mancini bertugas. Plus, gaji pemain antara 2010-11 dan 2015-16.

Premier League juga menyatakan bahwa City melanggar aturan aturan UEFA, termasuk FFP, sejak 2013-14 hingga 2017-18; juga aturan Premier League tentang profitabilitas dan keberlanjutan klub, sejak 105-16 hingga 2017-18.

Kali ini, pengumuman dari Premier League membuat semua kaget, termasuk City. Sebab, City tidak diberi peringatan pendahuluan. Lebih jauh lagi, kasus ini akan berlangsung lama. Premier League saja butuh empat tahun untuk menyelidiki semuanya. Bisa dibayangkan berapa lama penyelidikan oleh komite independen akan berlangsung.

Manajer City, Pep Guardiola, selalu menyatakan bahwa ia diyakinkan oleh bos-bosnya bahwa mereka tak melakukan kesalahan apa pun. Sementara itu, presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, adalah salah satu sosok yang selalu yakin bahwa keuangan City jauh dari kata beres.

Jika City bisa lolos lagi kali ini, maka yakinlah mereka akan selalu dalam penyelidikan. Premier League akan mengawasi mereka dengan mata tajam.

Namun, jika City kalah, maka segala bentuk hukuman akan diberlakukan. Premier League punya banyak ide untuk memberikan hukuman, dan kita, sebagai penonton, hanya bisa menanti seperti apa hukumannya.

Yang pasti, reputasi Manchester City, termasuk juga reputasi pemiliknya, dalam bahaya. Hasil akhirnya, kapan pun hadirnya, pasti akan sangat menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun