Gianluca Vialli
Lahir: Cremona (Italia), 9 Juli 1964
Wafat: London (Inggris), 6 Januari 2023
Gianluca Vialli. Nama itu mungkin tak akan hilang dari benak Gary Staker, seorang liaison officer Chelsea khusus untuk pemain. Staker membantu Vialli dan rekannya sesama Italia, Gianfanco Zola, beradaptasi dengan kehidupan di Inggris pada awal keduanya menjadi pemain Chelsea.
Vialli dan Zola punya cara tersendiri untuk mengucapkan terima kasih kepada Staker. Menurut The Independent, mereka mengajak Staker untuk makan malam di sebuah restoran di London. Staker mengendarai mobil Ford tua miliknya ke resto itu dan dia lantas dibujuk untuk menyerahkan kunci mobil kepada seorang waiter untuk diparkirkan.
Setelah makan malam selesai, Staker bingung karena ia tak dapat menemukan mobilnya di luar. Vialli dan Zola lantas menunjuk sebuah mobil BMW baru yang mengkilap di tempat parkir. Ketika Staker sadar bahwa mobil itu adalah hadiah untuknya, dia menangis.
Pada hari-hari pertamanya di Chelsea, 1996, pindah dari Juventus, Vialli bekerja keras untuk berbicara bahasa Inggris dengan sedikit bantuan dari kaptennya yang iseng, Dennis Wise. Wise akan memberinya satu idiom baru tiap pekan dan Vialli berusaha untuk menggabungkan kata-kata baru itu setiap kali ia bertugas untuk menghadapi wawancara dengan logat Italia bercampur Cockney, logat orang London sebelah timur.
Kisah lain, berasal dari Euro 2020, di mana Vialli bertugas sebagai ketua delegasi untuk pelatih Roberto Mancini, rekan dekatnya. Ia melakukan tugas itu di antara kemoterapi untuk kanker pankreas yang dialaminya. Vialli datang terlambat, sehingga tertinggal bus tim untuk laga pertama turnamen itu. Supir harus menekan rem agar Vialli bisa masuk ke bus. Dan, itu menjadi kebiasaan hingga akhir turnamen: Vialli pura-pura telat dan melambaikan kedua tangannya sambil berlari mengejar bus. Pintu bus akan terbuka, Vialli masuk dan disambut teriakan gembira dari para pemain Italia.
Selain bakat yang dimilikinya sebagai pesepak bola, Vialli sangat humoris, yang membuatnya disayangi. Wafat pada usia 58 tahun, enam hari setelah tahun memasuki 2023, Vialli meninggalkan dua keluarga: Istri, Cathryn White-Cooper, dan dua remaja putri, Olivia dan Sofia, yang tinggal di London. Vialli tak pernah meninggalkan London sejak ia bergabung ke Chelsea. Keluarga kedua adalah ibunya yang sudah tua dan empat kakak-kakaknya, keluarga di mana ia dibesarkan di Castello di Belgioiso yang berasal dari abad ke-14 di Cremona, Italia, kota kelahiran Vialli.
Vialli berasal dari keluarga kaya, ayahnya adalah self-made millionaire, demikian istilah The Guardian. Namun, kenyataan itu tak membuatnya sombong. Walau barangkali dengan latar belakangnya itu, membuat Vialli tak terlalu ngoyo untuk menjadi pelatih kelar gantung sepatu. Vialli mencintai sepak bola, namun ia tak mau memikirkan sepak bola 24 jam per hari.
“Saya tidak mau memikirkan sepak bola 24 jam per hari,” kata Vialli ketika ditunjuk menjadi manajer Italia pertama untuk Chelsea pada 12 Februari 1998. Vialli menggantikan manajer Belanda pertama untuk Chelsea, Ruud Gullit. Vialli menjadi pemain sekaligus manajer saat itu, hingga ia pensiun sebagai pemain pada 1999.
Vialli mempersembahkan lima trofi untuk Chelsea selama kurang lebih dua musim berada di sana, yaitu Piala Liga 1998, Piala Winner 1998, Piala Super Eropa 1998, Piala FA 2000, dan Charity Shield 2000.