Ada yang punya kebiasaan menggigiti kuku?Â
Menurut berbagai literatur, kebiasaan itu berawal dari masa anak-anak dan kalau tidak dihentikan, maka akan berlanjut hingga dewasa. Kalau masih terus menggigiti kuku saat dewasa, ya biasanya sudah sulit dihentikan.
Dari berbagai literatur juga, diketahui menggigit kuku bisa menjadi tanda orang tersebut sedang stres sampai muncul rasa cemas berlebihan. Namun, kalau menurut saya, yang punya kebiasaan menggigiti kuku, itu hanyalah cara saya untuk memotong kuku, karena saya paling tak ahli memakai gunting kuku. Maka, gigi menjadi alat paling praktis.
Menggigit kuku juga menjadi kegiatan yang dilakukan tanpa sadar, misalnya ketika kita sedang bosan, merasa lapar, atau merasa tak aman. Kuku langsung menjadi sasaran, tanpa berpikir lagi.
Tapi, setelah saya baca, ternyata mengigit kuku sama sekali tak sehat. Wajar sih, sebab kuku jari tangan, bukan kuku jari kaki, adalah bagian dari tangan yang dipakai untuk memegang berbagai benda. Meski sudah selalu mencuci tangan, tetap saja kuman akan bersarang di sana. Bahkan, ketika mengetik di laptop atau main game di hape, kuku akan terus mengumpulkan kuman.
Barangkali, memang sudah saatnya berhenti menggigit kuku, ya. Meski sudah setengah abad usia dan kebiasaan itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari, terutama ketika kuku sudah panjang. Namun, tak ada kata terlambat!
Menurut situs WebMD, ada beberapa alasan mengapa menggigit kuku harus dihentikan. Yang pertama, ini yang paling bahaya, kuku adalah tempat persembunyian paling sempurna untuk kuman, bakteri, virus, dan makhluk-makhluk mikroskopik lainnya.Â
Ketika jari-jari masuk mulut berkali-kali dalam satu hari, maka kuman itu dengan suka ria pindah ke mulut, tanpa filter. Plus, rusaknya kulit di sekitar kuku akibat terkena gigitan juga menjadi jalan raya lain untuk kuman bersarang.
Kedua, kuku itu keras. Bahan pembuatnya, keratin, atau tepatnya alfa-keratin, sama seperti tanduk dan cakar pada hewan. Jadi, jika gigi diadu dengan kuku, kebanyakan akan kalah. Memang, kuku berhasil terlepas dari jari berkat gigi, namun gigi juga menerima akibatnya. Bisa retak bahkan patah. Rusak deh gigi.
Ketiga, karena selalu digigiti, kuku yang tumbuh akan menjadi tak sempurna bentuknya. Apalagi kalau jaringan sekitar kuku juga rusak karena gigitan, maka jaringan itu juga akan tumbuh tak seperti seharusnya.
Sekarang, sudah tahu akibat menggigiti kuku dengan rutin dan Anda hanya harus memiliki tekad yang kuat untuk berhenti. Tak dapat dilakukan dalam semalam, memang. Butuh waktu untuk menghentikan kebiasaan yang telah mengakar.
Ada beberapa cara untuk membantu menghentikan kebiasaan gigit kuku itu. Seperti ini:
Potong pendek kuku. Jika tidak ada kuku yang bisa digigiti, rasanya tidak memuaskan. Lama kelamaan, kebiasaan gigit kuku akan berhenti. Jadi, rajin-rajinlah memotong kuku, jangan biarkan memanjang.
Jika langkah pertama tak berhasil, coba olesi kuku dengan yang pahit-pahit, misalnya dengan air rebusan jamu. Cari jamu dengan formula terpahit dan olesi kuku-kuku dengan rebusannya.
Manikur juga bisa menjadi cara. Kalau kuku-kuku tampak bagus berkat perawatan, rasanya akan sayang jika harus digigiti lagi, bukan?
Atau, pakai sarung tangan. Tampaknya akan aneh memakai sarung tangan ke mana-mana, terutama ketika kita tak berada di daerah dingin. Atau bisa juga cari stiker untuk menutupi kuku.
Cari penyebab mengapa kita mengigiti kuku. Mungkin harus diingat-ingat, kembali ke masa kecil, mengapa kita terus melakukannya dan tak bisa berhenti. Atau bisa jadi penyebab pada masa dewasa sudah berbeda dengan masa kecil.Â
Nah, itu bisa menjadi permulaan. Ketika Anda sudah tahu penyebabnya, mungkin bisa mencari jalan lain untuk mengatasinya, tidak lagi dengan menggigit kuku.
Sibukkan tangan-tangan Anda. Rajin-rajin mengisi blog di Kompasiana atau menulis buku mungkin akan menjadi salah satunya. Atau bersih-bersih rumah. Pastikan tangan tak menganggur. Jika lapar, lebih baik mencari makanan yang asli, bukan kuku.
Jika semua cara itu ternyata tak semudah membacanya, maka mungkin bikin target sendiri. Misalnya, tidak menggigit kuku semua jari: Kuku ibu jari adalah terlarang. Jika itu sudah berhasil, tambah jari lainnya. Terus demikian, sampai 10 jari aman dari gigi geligi Anda.
Semua dilakukan demi tak ada lagi kuman, bakteri, virus yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut, tanpa filter.
Sehat selalu semuanya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H