Ketika para suporter datang ke Al Khor - sebuah kota yang berjarak sekitar 50 km dari ibu kota Qatar, Doha - untuk menyaksikan laga perdana Piala Dunia 2022, antara Qatar dan Ekuador pada 20 November 2022, pemandangan pertama yang tampak adalah sebuah tenda raksasa melingkupi sebuah stadion bernama Al Bayt.
Atap berbentuk tenda di stadion berkapasitas 60.000 penonton itu mengambil inspirasi dari tenda kaum Badawi atau Badui, yang merupakan suku pengembara di Jazirah Arab. Mereka selalu berpindah tempat dan tinggal di tenda-tenda.
Bagian luar stadion tak kalah indah dengan stadion itu sendiri. Ada sebuah danau di mana bebek-bebek berenang dengan suka cita di air yang dingin, lapangan rumput yang hijau. Beda dengan kaum Badawi yang mendirikan tendanya di tengah padang pasir, maka di sekeliling Stadion Al Bayt tak tampak yang namanya pasir.
Stadion ini sudah menerima sertifikat sebagai stadion yang ramah lingkungan dan penggunaan energi yang efisien.
Itulah cara Qatar menantang dunia, dan menantang diri sendiri, dengan menggelar Piala Dunia 2022, sebanyak apapun kontroversi yang melingkupi gelaran sepak bola termegah sejagat itu.
Qatar sudah diberi hak untuk menyelenggarakannya, sejak diberi mandat oleh FIFA pada Desember 2010. Dan, sejak itu mereka dengan sepenuh hati bersiap diri.
Selain Al Bayt, Qatar telah bersiap dengan tujuh stadion lain yang juga tak kalah indah. Delapan stadion mewah yang terletak di lima kota telah siap untuk menjadi panggung perhelatan. Salah satu kota adalah kota baru, Lusail. Empat kota lainnya adalah Doha, ibu kota Qatar, lalu Al Khor, Al Rayyan, dan Al Wakrah.
Tentu saja, Qatar mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Pada 2011, Doha News menyatakan Qatar akan membutuhkan biaya 220 miliar dolar AS, dalam rupiah menjadi lebih dari 3.400 triliun. Agar bisa membayangkan sebanyak apa uang itu, maka pikirkan Ibu Kota Nusantara yang tengah dibangun di Kalimantan Timur.
Menurut Kompas Online, per November 2022, biaya untuk membangun IKN adalah 58 triliun rupiah. Jadi, jika biaya Piala Dunia di Qatar dipakai untuk membangun IKN, maka Indonesia akan memiliki setidaknya 60 IKN.
Sekarang, menurut berita yang dilansir di AOL, biaya Piala Dunia 2022 ternyata lebih banyak, yaitu 229 miliar dolar AS. Berarti akan lebih banyak IKN yang bisa dibangun.