Kini, mampukah Potter, eks manajer Brighton and Hove Albion, mempersembahkan trofi untuk Chelsea? Trofi apa sajalah. Bahkan trofi Piala Liga pun tak apa, syukur-syukur bisa menjadi juara Premier League suatu hari. Sudah lumayan lama berlalu ketika Chelsea menjadi juata Premier League, musim 2016-17, musimnya Antonio Conte.
Potter belum tampil di Premier League. Seharusnya Potter sudah dua kali punya kesempatan unjuk gigi di ajang itu, yaitu bertandang ke Fulham (10 September) dan menjamu Liverpool (18 September). Namun, kedua laga itu harus ditunda, karena wafatnya Ratu Inggris, Elizabeth II.
Di Eropa, Chelsea rada merana, kalau tidak bisa dibilang merana sekali. Dua kali bermain, sekali kalah, sekali seri, dan Chelsea berada di dasar klasemen Grup E, di bawah AC Milan, Dinamo Zagreb, dan Red Bull Salzburg.
Chelsea kalah di kandang Dinamo Zagreb di Zagreb, Kroasia, pada 6 September dan itu menjadi laga terakhir Manajer Tuchel. Potter mengawal matchday kedua, menjamu Red Bull Salzburg di Stamford Bridge. Hasilnya rada mengecewakan, seri 1-1, walau Potter dianggap sudah mulai mengubah komponen pemain.
Peluang dapat trofi di Eropa agak gelap. Entahlah kalau Chelsea bisa bangkit. Bahkan lengser ke Liga Europa juga tak apa, asalkan bisa menjadi juara di sana.
Di Premier League, Potter harus menunggu hingga 1 Oktober mendatang untuk tahu sampai di mana kekuatan timnya. Mereka akan bertandang ke rumah klub sesama London, Crystal Palace. Saat ini, Chelsea berada di urutan ke-7 di klasemen Premier League, hasil dari tiga kali menang, sekali seri, dan dua kali kalah. Jumlah poin Chelsea 10, hanya unggul satu poin dari Liverpool yang ada di bawahnya.
Pokoknya, Potter harus berusaha sekuat tenaga untuk menjawab tantangan Mourinho, bahwa melatih Chelsea itu gampang, bahwa meraih trofi bersama Chelsea itu gampang. Bahkan untuk manajer asal Inggris. Potter punya lima musim untuk meraih trofi apa saja, sesuai dengan kontrak awal.
Potter juga harus menjawab kritik yang menyatakan dirinya hanya manajer klub kecil, tidak cocok untuk klub sebesar Chelsea. Prestasi Potter terakhir kali adalah menjadi juara Piala Swedia 2016-17 bersama Oestersund, di Swedia sana.Â
Satu lagi. Potter sebaiknya konsentrasi saja ke lapangan hijau, hiraukan saja tingkah polah pemilik anyar, Boehly. Terakhir, Boehly bahkan ingin mengubah nama Chelsea menjadi London Cowboys. Aneh-aneh saja. Semoga tak terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H