Itulah gambaran yang gamblang dari teori relativitas milik Einstein.
Astronaut harus belajar bicara bahasa Rusia
Untuk bekerja di ISS, para astronaut non-Rusia harus fasih berbicara, membaca, dan mengerti bahasa Rusia. Tentu saja, astronaut yang tidak mangkal di ISS tidak perlu belajar bahasa Rusia. Akan tetapi, sebagian besar dari astronaut sukarela belajar bahasa itu, karena ISS adalah fokus utama misi luar angkasa dalam 20 tahun terakhir, kurang lebih.
ISS terbagi dalam dua segmen, the United States Operating Segment (USOS) dan the Russian Segment (RS). Astronaut dan kosmonaut, sebutan untuk astronaut Rusia, harus fasih bicara Inggris dan Rusia, sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan efektif dan bisa bekerja di kedua segmen. Selain itu, juga bisa berkomunikasi dengan para spesialis yang ada di Bumi.
Ketika di luar angkasa, astronaut harus olahraga setiap hari
Selama berada di Bumi, tubuh kita harus menahan gaya gravitasi, sehingga semua otot dan tulang selalu bekerja untuk mendukung tubuh. Di luar angkasa, lain urusannya. Di sana, gaya gravitasi sangat kecil, sehingga otot dan tulang tak perlu bekerja terlalu keras. Akibatmya, tubuh bisa menjadi lemah.
Karenanya, selama berada di luar angkasa, astronaut harus berolahraga minimal 2 jam setiap hari dengan alat-alat yang memastikan tulang dan otot tidak melemah karena efek microgravity, di mana gravitasi sangat kecil. Semula disebut zero-g atau zero gravity, namun kemudian disebutkan pada gravitasi tidak pernah mencapai angka nol. Sehingga, dipakai istilah microgravity.
Microgravity juga memengaruhi cairan tubuh dan juga plasma. Plasma bisa menghilang dari tubuh dan itu menyebabkan semakin sedikit oksigen yang dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, astronaut bisa pingsan karena kurang oksigen. Olahraga bisa meningkatkan level plasma, sehingga lebih banyak sel darah merah yang terbentuk. Sel darah merah yang banyak bearti semakin banyak oksigen yang dibawa ke seluruh tubuh.
Karena microgravity, astronaut bisa bertambah tinggi sebanyak 3 persen
Karena adanya gravitasi di Bumi, cakram-cakram di tulang belakang saling melekat. Nah, ketika berada di luar angkasa, dengan adanya microgravity, cakram-cakram itu jadi longgar, sehingga si pemilik tubuh tampak lebih tinggi. Ketika kembali ke Bumi, gravitasi mengambil alih dan dalam beberapa bulan, tinggi badan akan kembali seperti semula.
Bentuk jantung ikut berubah selama di luar angkasa
Aspek kesehatan lain yang dialami astronaut adalah jantung mereka. Para ilmuwan menemukan bahwa, dalam jangka panjang di luar angkasa, bentuk jantung akan berubah menjadi lebih bulat. Itu adalah pengaruh lain dari microgravity.
Bentuk bulat itu hanya sementara, sebab ketika astronaut kembali ke Bumi, bentuk jantung akan kembali seperti yang kita kenal. Meski demikian, diketahui bahwa selama di luar angkasa, jantung tidak bekerja secara efisien di kondisi microgravity.
Walau bentuk jantung bisa kembali normal setelah kembali ke Bumi, namun tugas yang lama di luar angkasa dan juga terpapar microgravity bisa menyebabkan masalah di jantung.
Tidak semua astronaut disebut astronaut