Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Vitamin Mahal Lebih Bagus Ketimbang yang Berharga Murah?

13 September 2022   08:02 Diperbarui: 13 September 2022   08:11 3950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai vitamin, ada yang mahal, ada yang murah. (Sumber: Raimond Klavins/Unsplash)

Jawabannya: Tidak selalu. Prinsip ala Jawa, ono rego ono rupo, tak berlaku di sini. Justru ada hal-hal lain yang harus diperhatikan ketimbang merek dan harganya. 

Pertama, kita kenalan lebih dulu dengan vitamin. Vitamin adalah nutrien yang membantu tubuh untuk berkembang, memerangi infeksi, menjaga kesehatan syaraf, mendapatkan energi dari makanan, dan melengkapi banyak fungsi lain yang berguna untuk tubuh.

Ada 13 jenis vitamin esensial. Mereka adalah vitamin A, C, D, E, K, dan keluarga vitamin B – tiamina (B1), riboflavin (2), niasin (B3), asam pantotenat (B5), biotin (B7), B6, B12, dan asam folat (B9).

Anda bisa memperoleh vitamin-vitamin itu melalui pola makan seimbang dengan banyak buah dan sayuran segar. Lalu, kita bisa memperoleh jumlah yang cukup dari vitamin D dengan berjemur di bawah sinar matahari selama 10 hingga 30 menit pada pagi hari, setiap hari.

Jika karena sebab tertentu Anda tidak mendapatkan jumlah vitamin yang cukup melalui makanan, maka vitamin dari suplemen bisa membantu. Namun, tidak semua suplemen vitamin sama dari tiap merek. Kandungan dan target kelompok usia bisa menjadi pembeda di antara berbagai merek.

Sekarang, apakah suplemen yang berharga mahal selalu lebih bagus ketimbang yang harganya lebih murah? Tidak selalu. Yang lebih penting adalah Anda memilih dosis yang tepat dan memilih vitamin yang dibutuhkan tubuh.

Menurut Mayo Clinic, setiap vitamin dan mineral memiliki recommended dietary allowance (RDA), atau jumlah yang direkomendasikan untuk dikonsumsi setiap hari didasarkan pada usia dan jenis kelamin.

Melebihi kuota vitamin harian tidak akan menguntungkan untuk tubuh, malah bisa saja membahayakan dalam situasi tertentu. Itu berlaku untuk vitamin yang larut dalam lemak, yang kemudian disimpan di dalam tubuh.

Kebanyakan penelitian menemukan bahwa multivitamin tidak selalu cocok untuk semua orang. Lebih baik jika Anda memilih suplemen vitamin sesuai kebutuhan. Misalnya vitamin D untuk lansia, yang tidak lebih dari 800 IU, menurut rekomendasi saat ini. Harga vitamin bukan masalah, asalkan Anda mendapatkan dosis yang tepat.

Lalu, apa yang harus diperhatikan ketika membeli vitamin? 

  • Cek label

Ketika Anda membeli satu jenis vitamin atau multivitamin, hal pertama yang dilakukan adalah cek labelnya, bukan cek harganya. Cari yang memiliki RDA tiap vitamin dan periksa berbagai merek yang kandungan yang lebih aktif. Kandungan yang tak aktif harus dihindari, karena banyak dari mereka yang tidak memiliki nilai nutrisi.

Satu lagi, periksa juga apakah vitamin yang dibeli sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan alias BPOM.

Keuntungan utama dari memeriksa ingredients atau kandungan vitamin adalah memastikan Anda tidak melebihi kuota yang dibutuhkan. Vitamin A, D, E, dan K larut dalam lemak dan tubuh menyimpan suplai berlebih dalam hati – yang bisa menimbulkan bahaya.

Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan jenis kelamin ketika memilih dosis vitamin yang cocok. Misalnya, perempuan membutuhkan 2.330 IU (international unit) vitamin A per hari, sementara laku-laki dengan aman mengonsumsi hingga 3.000 IU.

Selain itu, pastikan vitamin yang Anda beli tidak berinteraksi dengan obat-obatan yang Anda konsumsi setiap hari. Karena di botol vitamin tak disebutkan risiko itu, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum membeli vitamin.

Beberapa toko meletakkan botol-botol vitamin yang nyaris kedaluwarsa di rak paling depan. Tujuannya agar terjual lebih dahulu. Satu lagi, biasanya mereka juga melakukan pemotongan harga jual. Patut diperiksa juga tanggal kedaluwarsa vitamin-vitamin diskonan.

Vitamin yang sudah lewat masa tayangnya tidaklah beracun, namun tak tidak efektif lagi. Karena itu, selalu periksa juga tanggal kedaluwarsa vitamin-vitamin yang telah Anda beli. Simpan mereka di tempat yang sejuk dan kering, sehingga mereka bisa awet sampai habis dikonsumsi.

Kalau begitu, mengapa ada vitamin yang berharga mahal? Well, itu pintar-pintarnya pemilik merek untuk meyakinkan pembelinya untuk membeli produk mereka. Vitamin yang murah dengan RDA yang cocok memiliki manfaat yang sama dengan vitamin yang lebih mahal.

Karena itu, kita sebagai pembeli harus rajin-rajin memastikan vitamin yang dibeli belum mencapai tanggal kedaluwarsa dan memiliki RDA yang tidak melebihi yang disarankan. Vitamin berkualitas bagus kadang juga memiliki bahan aktif yang lebih banyak ketimbang bahan tak aktif, yang artinya lebih banyak vitamin ketimbang zat filler.

Silakan membeli vitamin. Semoga semua Kompasianer sehat selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun