Marc Cucurella punya rambut yang mirip dengan bek Chelsea terdahulu, David Luiz. Gimbal. Keriting kruwil. Tebal. Panjang mencapai kerah. Bedanya, Luiz tidak pernah dijambak pemain lawan, tidak seperti Cucurella.
Ketika bek anyar Chelsea itu membela klubnya saat menjamu rival sengit Tottenham Hotspur di Premier League, 14 Agustus lalu di London, rambutnya ditarik oleh bek Spurs, Cristian Romero. Tertangkap kamera fotografer, bek asal Spanyol itu kesakitan sambil terbaring di lapangan, usai rambutnya menjadi korban tangan Romero.
Usai pertandingan, ditanya apakah ia akan mencukur rambutnya, agar tak lagi menjadi korban jenggitan pemain lain di masa depan, Cucurella langsung menyatakan ia tak akan sudi potong rambut.
"Tidak, saya tidak akan pernah memotong rambut saya. Ini adalah gaya saya," kata Cucurella, seperti dikutip dari Reuters Online.
Cucurella juga yakin bahwa seharusnya Romero mendapat kartu merah. Lebih jauh lagi, tragedi jambak rambut itu terjadi hanya beberapa saat sebelum striker Spurs, Harry Kane, membuat gol penyama kedudukan pada injury time. Skor menjadi 2-2 dan tuan rumah Chelsea gagal menang.
"Saya melihat itu sangat jelas kartu merah. Video juga menunjukkannya dengan jelas. Tapi, kadang wasit membuat keputusan tepat, kadang juga salah. Bukan masalah untuk saya. Saya hanya fokus ke pertandigan," kata bek berusia 24 tahun yang direkrut dari Brighton & Hove Albion dengan harga 62 juta pound itu.
Untuk Cucurella, rambut dijambak di Stamford Bridge itu adalah kedua kalinya sepanjang hidupnya. Yang pertama adalah ketika ia masih berada di akademi, tergabung dalam tim U-12.
"Tapi, saya tidak pernah mengalaminya lagi sejak akademi itu. Baru kali ini," kata Cucurella. Hmm...rupanya sejak kecil, Cucurella sudah memiliki rambut gimbal.
Wasit lapangan yang memimpin hari itu, Anthony Taylor, dan wasit VAR, Mike Dean, tidak melakukan apapun terhadap kejadian yang menimpa Cucurella.
Meski demikian, Dean mengakui bahwa ia melakukan kesalahan dengan tidak meminta Taylor untuk nonton video melalui monitor di tepi lapangan.
Menarik rambut lawan, sesuai aturan, ganjarannya adalah kartu merah. Pada saat pertandingan, Dean, yang menggantung peluitnya pada akhir musim dan lantas pindah ke belakang layar VAR, tidak menganggap aksi Romero itu pantas diberi kartu merah.
Kelar pertandingan, Dean memutar ulang video itu, berdiskusi dengan wasit lain, dan sadar bahwa seharusnya ia meminta wasit Taylor memeriksanya juga. Dean juga tahu bahwa keputusan terakhir ada di tangan wasit yang bertugas di lapangan.
Andai Romero diganjar kartu merah, bisa saja Kane tak jadi mencetak gol hasil tendangan pojok, dan Chelsea bisa menang. Tapi, mungkin itu terjadi di universe yang berbeda. Dan, di universe itu, tetap saja Cucurella punya rambut gimbal sepanjang masa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI