Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tuchel dan Conte Adu Mulut Gara-gara Ambisi

15 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 15 Agustus 2022   19:40 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serunya adu mulut Thomas Tuchel dan Antonio Conte, keduanya lantas diganjar kartu merah. (Sumber: Marc Atkins/Getty Images)

Setiap kali gol tercipta, Thomas Tuchel dan Antonio Conte merayakannya dengan gila-gilaan. Tidak peduli bagaimana perasaan kubu lawan. Ada gol, peluang menang juga terbuka.

Puncaknya adalah ketika 90 menit plus injury time 6 menit berlalu dan Harry Kane mencetak gol pada menit terakhir, yang membuat kemenangan Chelsea sirna. Stamford Bridge meledak, demikian pula dengan emosi Tuchel dan Conte.

Keduanya memang bersalaman, tapi lantas dihiasi dengan adu mulut, saling teriak. Mungkin, kalau keduanya tak dilerai, baku toki tak terhindarkan. Keduanya lantas diganjar kartu merah oleh wasit Anthony Taylor, akibat dari kartu kuning kedua.

Laga antara Chelsea dan Tottenham Hotspur yang digelar di tengah panasnya udara London, 14 Agustus kemarin, adalah cerminan betapa manajer masing-masing klub sangat berambisi untuk menjadi juara Premier League musim ini.

Laga itu juga menjadi wajah brutalnya derbi London. Laga itu juga adalah seburuk-buruknya wajah Premier League, namun sangat seru. Para suporter sangat puas menyaksikan laga seperti itu. Semua pemain mengerahkan semua tenaga untuk membuat gol, membawa klubnya menang.

Ledakan emosi Tuchel, manajer Chelsea, dan Conte, manajer Spurs, mungkin seharusnya tak perlu terjadi. Apalagi wasit sampai menghadiahkan keduanya kartu merah. Malu ah, dilihat anak-anak.

Anak-anak di sini tentu saja adalah para pemain dari kedua kubu. Begitu kelar laga, mereka bersalaman, berangkulan. Malah, Kane terlihat ngobrol dengan pemain anyar Chelsea, Raheem Sterling. Entah apa yang mereka bahas, tapi bisa jadi adalah peristiwa di antara kedua manajer mereka.

Tapi, bisa jadi itu adalah kecemburuan terselubung. Antonio Conte dengan segala reputasinya, dia adalah The Godfather sepak bola Italia saat ini, punya ambisi besar untuk menjadikan Spurs menjadi juara Premier League untuk pertama kalinya.

Sejak ditunjuk sebagai manajer Spurs pada 2 November 2021, menggantikan Nuno Espirito Santo, Conte lantas mendatangkan dua pemain dari Juventus. Rodrigo Bentancour dibeli dengan harga 15,86 juta pound. Dejan Kulusevski dipinjam hingga akhir musim 2022-23.

Spurs langsung menggeliat. Pada akhir musim 2021-22, The Lilywhites berada di peringkat ke-4, mendapat satu tiket di fase grup Liga Champion. Namun, Conte tidak puas. Sebab, Spurs tak kebagian trofi.

Pada musim kedua bersama Spurs, Conte mendapat beberapa pemain baru, di antaranya Ivan Perisic, pemain sayap dari Inter Milan, dan striker Everton, Richarlison. Dengan modal pemain yang dimilikinya, Conte ingin mengguncang Premier League.

Sementara itu, Tuchel gabung dengan Chelsea pada 26 Januari 2021. Manajer asal Jerman itu hanya punya beberapa hari untuk belanja pemain, sebelum jendela transfer Januari 2021 ditutup. Dan, Tuchel tidak melakukan pembelian apapun saat itu.

Tapi, Tuchel langsung mendapat trofi terbesar di Eropa, Liga Champions 2021. Musim berikutnya, meski tak menjadi juara Premier League, Chelsea sempat menjadi juara Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub. Barangkali, cobaan terbesar Tuchel dan Chelsea adalah pembatasan yang dilakukan oleh Premier League dan UEFA, serta dibekukannya semua aset Roman Abramovich, pemilik Chelsea, imbas dari konflik Rusia-Ukraina.

Karena Chelsea juga dilarang untuk melakukan nego pemain baru, bahkan tak bisa juga melakukan perpanjangan kontrak pemain yang ada, masa depan tampak sangat gelap menjelang berakhirnya musim 2021-22.

Untung saja, datang Todd Boehly mengambil alih Chelsea dari Abramovich. Sehingga, mereka mulai bisa melakukan transaksi membeli pemain yang dibutuhkan.

Tuchel belum meraih gelar Premier League bersama Chelsea. Itu menjadi ambisinya musim ini. Sama halnya dengan Conte, yang ingin mencatatkan diri sebagai manajer pertama yang membawa Spurs berjaya di Premier League.

Karena itulah, Tuchel dan Conte tidak mau timnya kehilangan poin. Kehilangan dua poin adalah kehilangan besar, apalagi jika itu bisa memengaruhi hasil akhir pada Mei tahun depan.

"Kami berdua berjuang untuk tim kami," ujar Conte, seperti dikutip dari MSN Sports, menjelaskan peristiwa antara dirinya dan Tuchel.

Kedua manajer itu sangat ingin melihat timnya semakin menutup jurang yang memisahkan mereka dengan Manchester City dan Liverpool.

"Sejujurnya, wasit memberi saya kartu merah, namun dia tidak mengerti dinamika sesungguhnya. Saya menerima kartu merah itu. Tidak masalah. Bukan hal penting. Masalahnya adalah antara saya dengan manajer yang lain," lanjut manajer yang pernah menjadi juara Premier League bersama Chelsea itu. Conte mengakui bahwa ia dan Tuchel sangat menikmati laga derbi itu.

"Benar, derbi berjalan panas karena pengaruh temperatur hari itu, lalu panas juga di bangku cadangan, sementara laga berjalan panas, suporter juga sangat riuh. Semua persis seperti yang diharapkan pada laga awal musim," kata Tuchel kepada BBC.

Tuchel juga menyatakan kaget karena dirinya dan Conte mendapat kartu merah, ditambah adanya kemungkinan ia dilarang mendampingi timnya di lapangan saat bertandang ke markas Leeds United, pada 21 Agustus mendatang.

Tuchel memastikan bahwa tidak ada dendam dari dirinya terhadap Conte dan pasukannya. Yah, mungkin saja, sampai nanti ketika Spurs menjadi tuan rumah untuk Chelsea pada 25 Februari tahun depan.

Oh iya, suhu kota London saat laga Chelsea vs Spurs, 14 Agustus 2022, adalah sekitar 30 derajat C, menurut catatan World Weather Info. Lumayan hangat.

Conte dan Tuchel pada Januari 2022 di Stamford Bridge. Kontras dengan pemandangan musim ini. (Darren Walsh/Chelsea FC/Getty Images)
Conte dan Tuchel pada Januari 2022 di Stamford Bridge. Kontras dengan pemandangan musim ini. (Darren Walsh/Chelsea FC/Getty Images)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun