Sebelum Lebaran 2019, kami memutuskan untuk mengapkir mebel berlapis kain suede itu dan menggantinya dengan satu set mebel bambu. Jadi, kami memiliki dua set mebel bambu. Bagusnya, oleh pembuatnya, mebel bambu ini sudah diberi antirayap, sehingga saya tak perlu melakukannya.
Lalu, terjadilah banjir besar-besaran pada Januari dan Februari 2020. Karena rumah kami hanya satu lantai, maka semua barang terletak di sana. Ketika banjir, sebagian akan dinaikkan ke atas mebel. Karena mebel kami sekarang adalah bambu, maka semakin banyak barang yang bisa ditangkringkan di atasnya.
Terus terang, ketika kami masih punya mebel dengan jok suede, ragu-ragu untuk meletakkan barang di atas, apalagi yang berat. Mebel bambu terbukti lebih tangguh. Sejauh ini, tidak ada yang jebol.
Apalagi, banjir Januari dan Februari 2020 itu memiliki ketinggian air berlipat kali dibanding biasanya. Sekitar 1 meter tingginya. Meja televisi pun ikut menghilang akibat terendam. Dan, makin banyak barang yang harus diselamatkan. Bukan main.
Seperti yang saya tulis di atas, bahwa kami tidak punya barang bagus gara-gara banjir. Ketika memilih mebel, kami lebih melihat bukan sebagai pembuat cantik ruang tamu, melainkan kami memilih berdasarkan fungsi tambahan. Bukan hanya sebagai tempat duduk, namun juga kuat untuk dijadikan tempat barang-barang ketika banjir.
Lagipula, membersihkan mebel bambu kelar terkena banjir relatif lebih mudah. Kalau sempat, ya dijemur. Tapi, butuh banyak tenaga, karena mebel bambu itu beratnya bukan main. Kalau tak sempat dijemur, ya dibilas lalu disemprot saja dengan cairan disinfektan dan diangini dengan kipas angin. Praktis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H