Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Enam (+2) Cara agar Aman dan Nyaman Menggunakan Kartu Kredit

24 Juni 2022   12:22 Diperbarui: 25 Juni 2022   11:20 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat ketika pertama kali mendapat kartu kredit? Senang, bukan? Senang, karena merasa mendapat tambahan dana untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal paham itu salah kaprah.

Harus diingat, terutama untuk pemakai pemula, dana yang diberikan bank dalam bentuk kartu kredit sama sekali bukan uang tambahan, melainkan hanya sebagai pengganti cara bayar. Kalau sebelumnya memakai uang tunai ketika membayar, maka sekarang menggunakan kartu kredit.

Harap diingat juga, dengan memakai kartu kredit, bukan berarti uang tunai yang dimiliki akan berjumlah tetap. Akan berkurang untuk membayar tagihan bulanan kartu kredit.

Pihak marketing kartu kredit tidak akan pernah mengatakan bahwa “hanya orang kaya yang boleh memakai kartu kredit”. Semua orang bisa mendapatkan kartu kredit, dengan limit yang berbeda, tergantung penghasilan.

Dari pengalaman, penghasilan tidak bisa dijadikan patokan. Sebab, sekali berbelanja menggunakan kartu kredit, maka seterusnya akan menggunakannya. Dijamin. Sampai suatu hari, tagihan membeludak. Di sinilah kata-kata “hanya orang kaya yang boleh memakai kartu kredit” berlaku.

Pemilik kartu kredit seharusnya memiliki penghasilan setidaknya 10 kali lipat limit kartu kredit. Sehingga, ketika diharuskan membayar penuh tagihan, penghasilan tak akan terganggu. Tapi, itu hanya teori saya. Kenyataannya, berbanding terbalik.

Padahal, kalau Anda membayar penuh tagihan setiap bulan, maka Anda tidak akan pernah terkena bunga tagihan. Apalagi sampai bunga berbunga, yang bikin runyam.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar penggunaan kartu kredit tidak menjadi beban tambahan dalam hidup. Setidaknya ada enam cara, plus dua lainnya, cara yang bisa dilakukan.

Bayar tagihan bulanan secara penuh

Sangat menggoda memang untuk hanya membayar tagihan minimum, sekitar 10 persen dari tagihan. Apalagi ketika kondisi keuangan sedang kacau. Sebaliknya, sebisa mungkin lunasi tagihan setiap bulan alias membayar secara penuh tagihannya.

Sebab, jika hanya membayar minimum, tagihan tersisa akan semakin banyak, berkat bunga berbunga. Jika tidak bisa membayar penuh, maka bayar sebanyak mungkin yang Anda mampu, jangan hanya tagihan minimal. Misalnya setengah dari total tagihan atau lebih dari itu. Lalu, Anda juga harus mengurangi berbelanja menggunakan kartu kredit, sehingga bisa mengurangi tagihan.

Tidak menggunakan kartu kredit untuk belanja kebutuhan sehari-hari

Ketika Anda berada di supermarket dan butuh membeli beberapa barang, seperti camilan atau sayuran, pakai saja uang tunai untuk membayar. Harga camilan yang tak seberapa, jika dibayar dengan kartu kredit, akan menjadikan harganya membengkak gara-gara bunga.

Jadi, Anda bisa membuat daftar barang-barang apa saja tiap bulan yang bisa dibeli menggunakan uang tunai. Tapi, sebisa mungkin kurangi penggunaan kartu kredit untuk pembelian barang yang tidak mendesak keperluannya. Tujuannya, tentu saja, untuk mengurangi utang.

Lupakan reward kartu kredit

Menurut Investopedia, salah satu penyebab tagihan kartu kredit membengkak adalah pemiliknya ingin mengumpulkan poin agar bisa menebus reward. atau hadiah yang bisa didapat dengan jumlah poin tertentu.

Setiap bulan, penerbit kartu kredit mengirimkan katalog berisi berbagai reward yang bisa didapat dengan sekian poin. Poin itu didapat dengan menggunakan kartu kredit tentu saja. Misalnya Anda akan mendapat 1 poin per belanja 10 ribu rupiah.

Anda mengejar satu barang, misalnya rice cooker, yang butuh 5.000 poin. Berarti Anda harus belanja sebanyak 50 juta rupiah. What!? Rice cooker bisa Anda beli langsung, harganya jauh lebih murah dibanding 50 juta rupiah yang harus Anda keluarkan demi mengumpulkan poin. Sangat tak masuk akal, bukan?

Jangan terayu ‘manfaat tarik tunai

Katanya sih manfaat, tapi sebenarnya justru makin membebani keuangan Anda. Tarik tunai dari kartu kredit juga akan dikenakan bunga. Dan, persentase bunga dari tarik tunai berbeda dengan belanja biasa. Jumlahnya biasanya lebih besar.

Yang bikin sebal juga, pembayaran untuk tarik tunai tidak akan pernah lunas, kecuali Anda membayar semua tagihan per bulan, termasuk jumlah yang Anda ambil melalui ATM.

Cara terbaik agar Anda tidak terjebak dengan tarik tunai melalui kartu kredit? Bank biasanya akan mengirimkan secarik kertas berisi personal identification number alias PIN kartu kredit agar Anda bisa menggunakannya untuk mengambil uang melalui ATM. Segera cari mesin penghancur kertas dan hancurkan kertas itu. Atau sobek-sobek saja. Tak perlu dibuka untuk melihat isinya.

Kartu kredit tidak untuk membayar tagihan rumah sakit

Anda harus menjalani rawat inap di rumah sakit? Sebaiknya gunakan asuransi untuk membayar semua tagihan, atau manfaatkan BPJS. Kartu kredit tidak seharusnya digunakan untuk membayar rumah sakit. Tagihannya pasti besar dan itu akan menambah beban tagihan bulanan kartu kredit Anda.

Demikian pula dengan rawat jalan, Anda harus berkonsultasi dengan seorang dokter. Jika bisa menggunakan BPJS, lebih bagus. Jika Anda punya asuransi yang cocok untuk keperluan itu, lebih okay lagi.

Yang penting, biaya rumah sakit tidak menambah tagihan bulanan kartu kredit.

Jangan hindari tagihan kartu kredit

Setiap bulan, ketika tagihan datang, lewat surel, sangat mudah untuk Anda tidak membuka kiriman itu. Atau malah dihapus. Gara-garanya, tagihan Anda yang sudah snagat banyak dan Anda berpura-pura tidak ada masalah.

Itu justru menjadi masalah. Sebab, tiap bulan tagihan Anda akan semakin membuncah jika tak dibayar akibat bunga. Akan semakin tak terkendali, sampai-sampai Anda tak tahu bagaimana harus melunasinya.

Salah satu jalan mungkin adalah berbicara dengan pihak bank pemilik kartu kredit. Lakukan negosiasi, misalnya untuk membayar secara mencicil, dengan bunga yang tak lagi bertambah. Jadi, tagihan kartu kredit lebih mirip pinjaman kredit tanpa agunan misalnya. Tiap bulan membayar dengan jumlah tetap.

Anda harus sabar ketika menghadapi pihak bank. Bisa jadi mereka tidak setuju pada awalnya, namun akan mengerti pada akhirnya. Yang penting adalah hubungi bank.

Juga, Anda jangan malu untuk menghubungi pihak bank. Percayalah, banyak orang lain yang juga punya masalah serupa. Itu lebih baik ketimbang Anda mendiamkan saja tagihan yang terus datang. Belum lagi kalau bank sudah memakai jasa debt collector.

Selanjutnya, tentu saja, Anda tak bisa lagi berbelanja dengan kartu itu, karena biasanya kartu kredit Anda sudah diblokir. Anda juga harus mengatur keuangan dengan lebih cermat, karena adanya tagihan tetap tiap bulan, di samping pengeluaran rutin lainnya.

Lalu, ada dua lagi cara tambahan yang bisa membuat Anda aman dan nyaman menggunakan kartu kredit.

Membayar sebelum jatuh tempo tiap bulan

Jangan telat membayar tagihan. Kalau telat, maka akan muncul yang namaya denda keterlambatan pembayaran dan itu menjadi tambahan lain di tagihan tiap bulan. Selain itu, kalau Anda sering telat bayar, skor kredit Anda akan buruk.

Tidak menghabiskan limit kartu kredit

Jika Anda tidak punya dana lebih untuk membayar kartu kredit, maka jangan gunakan. Apalagi kalau sampai menggunakan kartu kredit hingga limit. Sebab, akan ada denda untuk overlimit. Jumlahnya bisa lebih besar dari kelebihan pemakaian. Harap diingat, denda itu juga akan masuk tagihan.

Jadi, sudah siap untuk menggunakan kartu kredit dengan bijak, yang sesuai dengan kemampuan finansial Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun