Mowbray habis kontrak dan kini tugas Tomasson untuk membawa Blackburn promosi ke Premier League. Tomasson punya tiga musim untuk itu.
Divisi Championship sangat berbeda dibanding Premier League. Selain itu, Tomasson sudah lama berada di luar Inggris. Di Divisi Championship, sebuah klub memiliki lawan lebih banyak dibanding di Premier League. Dalam satu musim, sebuah klub harus bermain sebanyak 46 kali. Itu karena Divisi Championship diikuti oleh 24 klub. Sama seperti League One dan League Two.
Selain itu, perekrutan pemain juga lumayan pelik. Sebab, sebagian besar pemain adalah pinjaman dari klub lain dan pada akhir musim, mereka akan kembali ke klub induk. Itu membuat klub-klub di luar Premier League selalu mencari pinjaman baru saat jeda liga.
Dari segi finansial, gaji pemain juga recehan dibanding Premier League. Plus, klub-klub di Divisi Championship menerima tunjangan operasional tiap musim dari Premier League. Demikian pula dengan klub-klub di League One dan League Two, namun dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dibanding Divisi Championship.
Tapi, bagusnya Tomasson sudah punya rencana untuk Blackburn Rovers. Dia akan mengaplikasikan cara yang dilakukan ketika menangani Malmoe yang menghasilkan dua kali juara liga beruntun.
“Saya ingin mengubah banyak hal, namun saya rasa manajer sebelumnya sudah bekerja dengan baik. Para pemain juga bermain baik dan kami akan membangun rencana dari sana,” kata Tomasson kepada BBC Radio Lancashire.
Tomasson akan membawa gaya kepelatihan yang diterapkannya di Malmoe untuk klub Inggris pertama yang akan ditanganinya.
“Ketika saya mulai bekerja di Malmoe, klub itu sudah dua tahun tak meraih juara liga. Kami bisa menjadi juara liga dengan bermain menyerang dan membuat rekor gol terbanyak. Membuat banyak gol sangat penting jika kami ingin memenangkan banyak laga, plus sekaligus menghibur suporter,” lanjut eks striker yang tampil sebanyak 112 kali untuk Denmark itu.
“Saya ingin membawa Blackburn bermain dominan, dengan atau tanpa bola. Semua memang tergantung pada pemain yang dimiliki, tapi bagusnya Blackburn memiliki banyak pemain muda dari akademi. Mereka bisa dikembangkan dan itu adalah tahapan yang penting,” kata Tomasson.
Saat ini, Blackburn dimiliki oleh holding company bernama Venky’s London Ltd., yang membeli 99 persen saham Blackburn pada November 2010. Perusahaan itu adalah bagian dari konglomerasi India, V.H. Group, yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan industri unggas, termasuk makanan olahan, vaksin untuk hewan, obat-obatan untuk manusia dan hewan, serta produk-produk kesehatan.
Sejak menjadi pemilik Blackburn, Venky selalu dikritik oleh suporter dan media, mempertanyakan komitmen mereka sebagai pemilik. Ya bagaimana, pemain-pemain yang direkrut yang tidak-tidak. Kalau pun ada yang mumpuni, statusnya hanya pinjaman, yang biasanya akan pergi pada akhir musim. Belum lagi manajer.