"Wah, pakai paylater bisa mendapat cashback lebih banyak. Tapi, mengapa harus paylater, ya?"
Itulah kata-kata yang biasa muncul di rumah kami, ketika kami sedang berbelanja online. Dibandingkan dengan cara bayar yang konvensional, entah itu melalui kartu kredit, atau memakai virtual account, atau uang elektronik, membayar memakai paylater memang menawarkan cashback yang lebih banyak.
Lalu juga ketika pesan makanan memakai aplikasi 'ApaFood'. Membeli memakai paylater akan mendapat diskon gede-gedean. Nyaris dua kali lipat dibandingkan membeli makanan dengan cara bayar konvensional. Tapi, sekali lagi, mengapa harus paylater, ya?
Sungguh, saya tidak mau memulai memakai paylater, atau Buy Now Pay Later. Tawaran sudah datang bertubi-tubi, membujuk agar mau memakai paylater yang diklaim memiliki banyak kelebihan.
Saya juga tidak mau tahu seperti apa paylater itu, bagaimana skemanya, bagaimana pengaturan pembayaran, apakah ada bunganya, lalu yang lain-lain. Saya tidak akan mempelajarinya. Saya akan mempelajari hal-hal yang memang berguna, tapi tidak untuk paylater.
Saat ini, saya tak lagi memakai kartu kredit. Saya masih punya satu kartu, tapi tak pernah saya pakai. Hanya untuk jaga-jaga. Tapi, sepertinya dalam waktu dekat akan saya "matikan" juga. Sebelumnya, saya punya beberapa lembar kartu kredit, mulai dari platinum sampai yang paling biasa. Semua sudah saya hentikan. Alhamdulillah.
Sekarang, ada lagi yang namanya paylater. Kalau dengar dari istilahnya, jelas artinya adalah 'bayar belakangan'. Yang artinya juga kita berutang, karena pembayarannya akan dilakukan nantiii..., tidak jauh beda dengan kartu kredit, 'kan? Saya tidak mau lagi berutang.
Semua diskon dan cashback besar itu sebenarnya tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan jumlah yang harus kita bayar nanti. Apalagi kalau belanjanya lantas 'kalap'. Masih nanti kok mbayarnya, tenang aja, bisa diatur semuanya. Segala dalih dipakai untuk meyakinkan bahwa belanja pakai paylater masih dalam jangkauan.
Yakin demikian? Yakin masih bisa mengatur kalau nanti tiba-tiba tagihan bejibun. Yakin masih bisa mengatur ketika kita kesulitan membayar dan tiba-tiba berdatangan yang namanya debt collector? Amit-amit, jangan sampai!
Harus diingat juga bahwa segala diskon dan cashback dalam jumlah besar bisa 'raib'. Kita harus sadar bahwa semua gimmick itu muncul hanya saat awal, sebagai penarik. Tidak akan selamanya pemilik paylater akan 'membakar uang' untuk segala cashback dan diskon. Suatu saat, sang pemilik akan mulai menarik untung.
Jadi, kalau boleh saya sarankan, lebih baik tak usah memulai memakai paylater. Teguhkan diri untuk tak tergiur. Pastikan bahwa Anda hanya membayar belanja dengan cara yang selalu dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H