Masih ingat dengan rencana FIFA untuk mengadakan Piala Dunia tiap dua tahun, sekitar Juli 2021? Tokoh-tokoh sepak bola, seperti Arsene Wenger dan Ronaldo Nazario, suka sekali dengan rencana itu.
Jadi, ketika itu FIFA (Federation Internationale de Football Association) punya rencana Piala Dunia, untuk putra dan putri, setiap dua tahun. Sehingga, hasilnya akan ada Piala Dunia tiap tahun, berseling antara putra dan putri.
Wenger, eks manajer Arsenal, mendukung rencana itu. Menurut Sport Bible, Wenger menyatakan Piala Dunia tiap dua tahun akan “memiliki lebih banyak laga knock-out alias langsung tersingkir dan kualifikasi yang lebih pendek. Itulah yang dimaui suporter sepak bola.”
Lalu, international week dari FIFA akan berkurang dari 50 menjadi 28, sementara jumlah pertandingan kualifikasi juga akan berkurang dari 10 menjadi hanya tujuh. FIFA menyatakan format yang ada sekarang akan berlaku hingga 2024.
Lalu, apakah itu berarti Piala Dunia 2026 di AS, Meksiko, dan Kanada, sudah termasuk dalam rencana biennial World Cup? Entahlah. Yang pasti, Piala Dunia 2030 akan dirayakan sebagai 100 tahun Piala Dunia, sejak pertama kali bergulir pada 1930.
Agaknya, banyak negara dan suporter di seluruh dunia akan merasa terlalu banyak Piala Dunia. Belum lagi turnamen konfederasi macam Piala Eropa, lalu masih ada Olimpiade.
Rasanya, setiap negara akan butuh setidaknya dua tim nasional untuk bisa tampil di Piala Dunia dan turnamen tiap konfederasi. Soalnya ‘kan masih ada liga reguler dan sebagainya.
Nah, sekarang FIFA punya usulan lagi. Untuk Piala Dunia 2022 di Qatar, tiap pertandingan akan digelar selama 100 menit atau 2 x 50 menit, atau perkalian yang lain, untuk waktu normal. Biasanya, pertandingan sepak bola digelar selama 90 menit per laga, atau 2 x 45 menit untuk waktu normal. Menurut Corriere dello Sport, rencana penambahan 10 menit itu untuk menambah persentase guliran bola tiap laga.
FIFA menyatakan fakta bahwa bola tidak dimainkan selama 90 menit tiap laga, itu menurut temuan CIES Football Observatory. CIES Football Observatory adalah sebuah tim peneliti yang tergabung di dalam International Centre for Sports Studies (Centre International d’Etude du Sport, CIES), pusat penelitian independen yang bermarkas di Neuchatel, Swiss. CIES didirikan pada 2005.
Menurut Football Observatory, bola hanya dimainkan selama 64,7 persen di Liga Champion. Angka itu bahkan lebih rendah di Premier League, yaitu 62 persen. Menjadikan liga teratas di Inggris itu memiliki persentase paling rendah di antara liga-liga besar di Eropa.
Melihat hasil statistik itu, FIFA berharap bisa menaikkan persentase waktu bergulirnya bola dengan menambah waktu pertandingan selama 10 menit.
Menurut Football Italia, ide itu langsung diucapkan oleh presiden FIFA, Gianni Infantino, yang jabatannya akan berakhir pada tahun depan. Setelah itu, ia bisa menjadi presiden lagi selama empat tahun, jika terpilih kembali.
Tambahan 10 menit itu masih harus mendapat persetujuan dari International Football Association Board. IFAB akan memutuskan perlu tidaknya penambahan waktu bermain itu.
Kalau IFAB setuju untuk mengubah peraturan, maka Qatar 2022 akan menjadi tempat uji coba. Dan, kalau sukses, barangkali saja setelah itu semua laga di liga reguler akan menyajikan 100 menit pertandingan. Barangkali, lho ya, sebab belum ada keterangan apakah liga reguler akan mengadopsi waktu pertandingan yang baru dan kapan dimulainya.
Jadi, selain Piala Dunia tiap dua tahun dan 10 menit laga lebih lama, FIFA juga sudah menetapkan jumlah tim yang lebih banyak di Piala Dunia. Pada Piala Dunia 2026, di AS, Meksiko, dan Kanada, jumlah tim peserta akan menjadi 48 negara untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Jatah tiap konfederasi untuk Piala Dunia 2026 otomatis juga akan berubah. Menurut Wikipedia, hitungannya adalah sebagai berikut:
- AFC (Asia): 8 peserta
- CAF (Afrika): 9 peserta
- CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah): 6 peserta (termasuk 3 tuan rumah)
- CONMEBOL (Amerika Selatan): 6 peserta
- OFC (Osenia): 1 peserta
- UEFA (Eropa): 16 peserta
- Playoff: 2 peserta
Untuk playoff, akan diikuti oleh enam negara, yang terdiri dari satu negara tiap konfederasi (kecuali UEFA) dan satu negara lagi dari konfederasi negara tuan rumah (CONCACAF). Jadi, CONCACAF punya dua tim di playoff.
Saya tidak tahu apakah Piala Dunia dengan lebih banyak peserta dan waktu pertandingan lebih lama akan tetap mengasyikkan untuk ditonton, atau malah melelahkan? Mengingat, saya akan sudah semakin sepuh. Hahahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H