Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengintip Tabungan Orang Rusia di Bank-bank Eropa

18 Maret 2022   16:44 Diperbarui: 20 Maret 2022   21:01 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri perbankan di Swiss sudah ada sejak awal abad ke-18. Setelah berabad berlalu, bank di Swiss menjadi simbol yang sama seperti Pegunungan Alpen, cokelat, dan perusahaan jam.

Kerahasiaan data perbankan di Swiss, sebagai salah satu jalan untuk melindungi identitas nasabah, diatur melalui sebuah kode mulai 1934 dengan adanya hukum federal, yaitu The Federal Act on Banks and Saving Banks.

Peraturan itu dulu dipakai untuk melindungi aset seseorang yang dibunuh oleh Nazi, juga dipakai untuk menyembunyikan identitas mereka yang ingin menghindari pajak, menyembunyikan kekayaan, dan juga untuk membiayai kegiatan kriminal.

Nah, sekarang yang menjadi perhatian adalah orang-orang Rusia yang memiliki tabungan di bank-bank Swiss, sejak adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Reuters, The Swiss Bankers Association (SBA) memperkirakan ada uang milik klien orang-orang Rusia mencapai 200 miliar Swiss franc, atau setara dengan 213 miliar dolar AS, yang disimpan di Swiss.

Pengungkapan fakta oleh SBA itu sangat jarang terjadi. Sebelumnya mereka selalu menolak untuk membeberkan data nasabah, apalagi yang menyangkut jumlah uang.

SBA juga melakukan langkah di luar kebiasaan: Mengaplikasikan sanksi dari Uni Eropa terhadap simpanan nasabahnya yang berasal dari Rusia, sejak Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina, akhir Februari lalu.

"Sebagian dari uang itu adalah milik oligarch yang loyal kepada Kremlin. Uang itu dipakai untuk mendanai perang," kata Mattea Meyer, co-president Partai Sosial Demokrat Swiss, seperti dikutip dari Reuters.

Meski jumlahnya mencapai 213 miliar dolar AS, yang kalau dikonversi ke rupiah akan memiliki 15 angka nol, SBA menyatakan jumlah itu masih sedikit jika dibandingkan dengan semua aset yang tersimpan di Swiss. 

Simpanan total itu tentu saja berasal dari nasabah seluruh dunia, yang menjadikan Swiss sebagai safe haven.

"Persentase simpanan klien Rusia di Swiss hanya satu digit dan angka digit itu pun kecil," demikian pernyataan melalui surat elektronik yang dikirimkan oleh SBA ke Reuters.

Tapi lucunya, meski ada pernyataan bahwa simpanan Rusia hanya sedikit, namun itu tak sejalan dengan laporan tahunan. Di Credit Suisse misalnya, bank terbesar kedua di Swiss.

Menurut chief  executive bank itu, Thomas Gottstein, simpanan dari Rusia hanya 4 persen dari total aset bank, jumlahnya puluhan miliar dolar. Jumlah itu jauh lebih banyak dibanding laporan tahunan Credit Suisse yang hanya menyebutkan angka 848 juta Swiss franc, bersih.

Entahlah mengapa bisa demikian.

Nasabah di Uni Eropa

Selain di Swiss, European Central Bank (ECB) juga memerintahkan semua bank di Uni Eropa untuk memperhatikan semua transaksi yang dilakukan oleh nasabah mereka yang berasal dari Rusia. Rekening nasabah dari Belarusia juga harus dicek.

Instruksi dari ECB itu membuat puluhan ribu nasabah dari Rusia dan Belarusia, yang tinggal di negara-negara Uni Eropa, harus menjalani pemeriksaan yang intens di rekening mereka.

Yang harus diawasi adalah jika ada pembayaran dalam jumlah besar, demikian pula dengan deposit dan aplikasi kredit baru.

Mereka yang berstatus sebagai penduduk tetap atau sementara di Uni Eropa tidak terkena sanksi seperti yang diberlakukan di Rusia. Akan tetapi, bank-bank EU dilarang menerima deposit di atas 100.000 euro dari individu dan perusahaan Rusia.

Kebanyakan orang Rusia di UE tinggal di Jerman, jumlahnya adalah 230 ribu orang, demikian menurut Eurostat. Lalu, jumlah terbanyak kedua ada di Spanyol, lebih dari 81 ribu orang. Sisanya tersebar di Prancis, Italia, Latvia, Republik Ceko, Austria, dan Finlandia.

Sementara itu, mereka yang berasal dari Belarusia tinggal di Jerman, Lithuania, dan Italia.

Di Spanyol, sebuah bank memiliki sekitar 80.000 klien dari Rusia yang tidak termasuk dalam sanksi UE. Mereka tinggal di Spanyol di bawah pengawasan.

Semua pinjaman untuk orang Rusia yang bukan penduduk Spanyol, baik permanen maupun sementara, dihentikan. Ada satu bank yang tidak membolehkan orang Rusia yang bukan residen untuk membuat rekening baru.

Bank-bank Italia juga mengawasi semua rekening yang memiliki dana lebih dari 100 ribu euro yang dimiliki oleh orang Rusia, meski mereka tinggal di UE dan tidak berada dalam daftar sanksi.

Meski bank-bank tersebut tidak melarang transaksi transfer, tetap saja semua transfer yang dilakukan oleh orang Rusia harus memiliki sumber uang dan penerima yang jelas, demikian pula dengan tujuan transfer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun