Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bubble Wrap Tidak Sepenuhnya Berbahaya untuk Lingkungan

22 Februari 2022   07:46 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:06 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah menerima paket yang dibungkus bubble wrap dengan gelembung berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 20 cm dan lebar 3 cm. Dalam satu lembar, terdapat lima gelembung besar. Fungsinya bukan untuk membungkus, melainkan diselipkan di antara barang dan kardus, sehingga barang tidak bisa bergerak.

Kebanyakan bubble wrap dibuat dari  LDPE yang dibentuk kotak-kotak kecil yang diisi dengan udara. LDPE, atau low density polyethylene, polietilena berdensitas rendah, adalah termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Menurut Wayback Machine, LDPE dapat didaur ulang dan memiliki nomor 4 pada simbol daur ulang.

Meski demikian, polietilena tetap saja plastik dan meski bisa didaur ulang, agaknya akan memakan waktu yang tidak sebentar untuk bisa hancur jika dibuang begitu saja di alam.

Kembali ke judul yang saya buat, bubble wrap tetap saja memiliki keunggulan yang akhirnya bisa berkontribusi pada sehatnya lingkungan hidup.

Pertama, bubble wrap membungkus paling aman dibanding materi pembungkus lainnya, seperti karton tebal, kertas koran, atau kertas yang dihancurkan.

Udara yang ada di dalam gelembung bisa melindungi barang apa saja, sehingga meminimalkan kerusakan. Dengan minimnya kerusakan, maka pengembalian barang ke pengirim juga akan semakin sedikit.

Kalau rusak, barang harus dikembalikan, dan nanti akan ada barang yang dikirim kembali sebagai penukar yang rusak. Akibatnya produk itu akan membuat ongkos kirim melambung, belum lagi kendaraan yang dipakai untuk mengirim barang.

Artinya, menurut situs Bahrns Equipment, akan menambah pemakaian bahan bakar hanya untuk satu barang yang rusak akibat tak dilindungi dengan bubble wrap. Emisi karbon akan meningkat.

Untuk menghindarinya, sebaiknya lindungi barang pesanan dengan bubble wrap. Penjual online biasanya memberi Anda opsi untuk menambah bubble wrap atau tidak.

Kedua, karena terbuat dari udara dan plastik yang sangat ringan, bubble wrap lebih ringan dibanding produk pembungkus lainnya. Ongkos kirim bisa berkurang.

Selain itu, barang yang masuk kargo akan lebih banyak, dengan berat total yang sama. Sehingga, akan mengurangi bahan bakar (lagi) untuk mengirimkan barang, entah itu lewat darat, kereta api, laut, atau udara. Emisi karbon lagi-lagi bisa dikurangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun