Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pengangguran (Beken) Bernama Frank Lampard

27 Januari 2022   14:43 Diperbarui: 29 Januari 2022   20:00 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Lampard dalam laga Bayern Muenchen vs Chelsea pada leg kedua 16 besar Liga Champions 2019-2020 di Allianz Arena. (Foto: MATTHIAS HANGST/GETTY IMAGES EUROPE/GETTY IMAGES VIA AFP via kompas.com)

Susah memang menjadi orang beken macam Frank Lampard. Masa menjadi pengangguran saja harus dihitung, dibuatkan "anniversary". 

Sudah genap satu tahun, plus dua hari, sejak Frank Lampard dipecat sebagai manajer Chelsea pada 25 Januari 2021. Ketika Lampard pergi, The Blues berada di peringkat ke-9 klasemen Premier League. Sebelumnya malah sempat berada di urutan ke-10.

Chelsea tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan pengganti Lampard. Pelatih asal Jerman, Thomas Tuchel, kebetulan sedang menganggur kelar dipecat oleh Paris Saint-Germain pada 29 Desember 2020. 

Chelsea memang tidak menjadi juara Premier League 2020-21, tapi Tuchel membawa klub itu ke final Liga Champions dan menjadi juaranya.

Okay, kembali ke Lampard. Menurut The Mirror, Lampard menyatakan ia tidak ingin cepat-cepat kembali bekerja setelah dipecat Chelsea. Tapi, untuk tak bekerja selama satu tahun, berstatus sebagai pengangguran, mestinya bukanlah yang dibayangkan oleh pria kelahiran London, 20 Juni 1978 itu.

Yah, pelatih mana sih yang mau lama-lama tidak bekerja?

Sebenarnya, Lampard beberapa kali bisa mendapat kerja. Sebab, pada musim ini, 2021-22, sudah ada beberapa klub yang memecat manajernya. Tapi, mengapa semua terlepas dari tangan Lampard, entahlah mengapa.

Yang pertama adalah Crystal Palace. Setelah Roy Hodgson tidak memperpanjang kontrak bersama Palace pada akhir musim lalu, bukan tidak mungkin Lampard bisa menjadi penggantinya. Dia tidak perlu pindah rumah, tidak perlu pindah kota. Palace berada di London, sama seperti Chelsea.

Saingan Lampard waktu itu adalah Nuno Espirito Santo, eks manajer Wolverhampton Wanderers, yang menjadi pilihan utama. Harapan rada membuncah setelah Santo menerima kerja di Tottenham Hotspur. Akan tetapi, Palace bukannya mengontrak Lampard, melainkan mempekerjakan Patrick Vieira, yang terakhir kali menjadi pelatih Nice di Prancis pada 4 Desember 2020.

Newcastle United bisa menjadi tujuan berikut. Manajer Newcastle, Steve Bruce, pergi segera setelah klub itu mendapat pemilik baru yang super kaya. Lampard menjadi kontender utama untuk menangani The Magpies selama masa transisi.

Meski demikian, Lampard sebenarnya tidak tertarik untuk menangani Newcastle. Apalagi klub itu juga sedang berada di zona degradasi. Akhirnya, Newcastle ditangani oleh manajer interim, Graeme Jones, sampai akhirnya Eddie Howe ditunjuk sebagai manajer permanen pada 8 November tahun lalu.

Baiklah, jadi Newcastle juga lepas. Lampard tidak mendapat kerja di sana, baik secara interim atau permanen.

Masih sekitar November tahun lalu, Aston Villa memecat manajernya juga. Dean Smith harus pergi. Aston Villa berada di peringkat ke-15 ketika Smith dipecat pada 7 November. Nah, Lampard sangat tertarik untuk menangani Aston Villa.

Bahkan, Lampard sudah sampai tahap wawancara di Aston Villa. Tapi, saingan Lampard saat itu adalah Steven Gerrard. Bak ketika mereka masih bermain, Lampard dan Gerrard harus bersaing lagi untuk mendapatkan posisi manajer di Aston Villa.

Gerrard punya modal gede. Dia pernah membawa Rangers menjadi juara Liga Skotlandia, yaitu musim 2020-21. Gelar semata wayang di negeri tetangga Inggris itu sudah cukup untuk membuat curriculum vitae Gerrard lebih berkilau ketimbang milik Lampard.

Frank Lampard, legenda Chelsea dan juga eks manajer klub itu yang belum mendapat kerja baru. (Sumber: Vanguard News Online)
Frank Lampard, legenda Chelsea dan juga eks manajer klub itu yang belum mendapat kerja baru. (Sumber: Vanguard News Online)

Kisah akhirnya bisa ditebak. Gerrard terpilih untuk memanajeri Aston Villa, empat hari setelah Smith dipecat. Lampard harus gigit jari lagi.

Lalu, Watford harus melepas manajernya, 24 Januari lalu. Claudio Ranieri harus pergi gara-gara Watford ada di zona degradasi. Well, Watford ternyata bukan Leicester City yang pernah diselamatkan dari degradasi  oleh Opa Ranieri dan menjadi juara Premier League pada musim berikutnya.

Lucunya, pengganti Ranieri tidak lain adalah Hogdson! Manajer gaek berusia 74 tahun itu masih lebih dipercaya untuk menangani sebuah klub dibanding Lampard yang jauh lebih muda.

Klub Premier League lainnya, Everton, juga memecat manajernya. Rafael Benitez tidak bisa membuat Everton tampil gemilang. Mereka berada di peringkat ke-15 ketika Benitez pergi pada 16 Januari lalu. Sejak itu, Everton ditangani oleh legenda klub, Duncan Ferguson, sebagai manajer sementara.

Sudah jelas, Lampard punya pesaing. Wayne Rooney, yang berasal dari Everton, dihubungkan dengan eks klubnya itu. Namun, pemilik Everton, Farhad Moshiri, lebih menyukai Vitor Pereira sebagai manajer baru.

Kabarnya, Moshiri dibisiki oleh agen sepak bola, Kia Joorabchian, yang dipercaya sebagai agen Pereira. Namun ternyata, menurut Sky Sports, Joorabchian sama sekali bukan agen manajer berusia 53 tahun itu.

Kaveh Solhekol, jurnalis Sky Sports, menegaskan bahwa Pereira adalah calon utama untuk menjadi manajer di Goodison Park. Sebelum ini, Pereira adalah pelatih Fenerbahce, namun pergi pada 20 Desember tahun lalu. Pereira melatih klub itu sejak 2 Juli 2021.

"Tapi, harus ditegaskan bahwa Pereira tidak diwakili oleh Kia Joorabchian. Vitor tidak punya agen. Ia diwakili oleh seorang pengacara dari Portugal," kata Solhekol.

Dengan kata lain, seandainya Pereira yang terpilih, maka semua itu adalah keputusan Moshiri sendiri, bukan hasil bisikan Joorabchian atau orang lain kalau ada.

Buruknya, kalau Everton akhirnya memilih manajer dari Portugal itu, maka Lampard sekali lagi akan kehilangan kesempatan untuk bekerja.

Jadi, apa yang harus dilakukan Lampard? Mungkin dia bisa kirim-kirim surat lamaran ke klub-klub negeri tetangga, seperti Skotlandia atau Wales. Barangkali saja ada klub di negara-negara itu yang butuh manajer baru pada musim depan.

Semoga Lampard segera dapat kerja. Jangan sampai ada "anniversary" dua tahun Lampard menganggur pada Januari tahun depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun