Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jejak Menawan Tim Debutan Komoro di AFCON 2021

26 Januari 2022   07:40 Diperbarui: 27 Januari 2022   02:56 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negara kepulauan mungil Komoro berhasil menjadi tim debutan sekaligus membuat sejarah baru di AFCON 2021. Foto: AFP/DANIEL BELOUMOU OLOMO via Kompas.com

Tim nasional Comoros, atau Komoro dalam bahasa Indonesia, untuk pertama kalinya bisa berlaga di Africa Cup of Nations alias Piala Afrika, atau biasa disingkat AFCON. Pada AFCON 2021, yang berlangsung di Kamerun (9 Januari-6 Februari 2022), Komoro berada di Grup C bersama Maroko, Gabon, dan Ghana.

Jika melihat grup dengan komposisi seperti itu, kesempatan untuk Komoro lolos ke fase gugur kecil. Bahkan, mereka sudah diramal tidak akan mendapat satu pun poin.

Les Coelacantes, atau ikan coelacanth (baca si-la-kan), adalah julukan untuk Komoro. Itu adalah ikan eksotik yang dipercaya sudah punah, namun ternyata masih beredar dan paling banyak ditemukan di Kepulauan Komoro. Sudah pasti, ikan itu tetap mendapat julukan sebagai endangered species alias spesies yang nyaris punah.

Namun, Komoro tidak mau penampilan perdana mereka di Piala Afrika layaknya ikan coelacanth yang nyaris punah, yang jarang terlihat. Komoro mungkin akan sulit dilihat lagi di Piala Afrika, namun mereka tetap ingin memberi kenangan yang bagus. Setidaknya untuk suporter mereka.

Komoro melakukan laga debut mereka di Piala Afrika dengan kalah dari Gabon. Lalu, kalah lagi dari Maroko. Namun, pada laga terakhir di Grup C, Komoro membuat kejutan.

Calon lawan adalah Ghana, yang sangat butuh menang agar mereka bisa lolos dengan fasilitas peringkat ketiga terbaik. Ada empat tim, dari enam, yang bisa lolos ke fase gugur sebagai tempat ketiga terbaik di masing-masing grup.

Para pemain Komoro, tim debutan yang sukses membuat kejutan di AFCON 2021. (Sumber: Modern Ghana Online)
Para pemain Komoro, tim debutan yang sukses membuat kejutan di AFCON 2021. (Sumber: Modern Ghana Online)

Tak dinyana, Komoro justru yang berhasil mendapat satu dari empat tiket sisa itu. Ghana kalah 2-3. Padahal, kalau dilihat dari komposisi pemain, Ghana punya banyak pemain yang lebih beken ketimbang para pemain Komoro. Ternyata, pemain beken bukan jaminan untuk bisa sukses, ya.

Komoro memperoleh kemenangan perdana di Piala Afrika, tiga poin pertama. Mereka lolos ke fase gugur, membalikkan semua prediksi. Kalau mereka kemudian harus kalah dari Kamerun, pasukan tuan rumah, di Babak 16 Besar, bukan lagi masalah. Meski tak lagi bisa meneruskan perjalanan di AFCON 2021, yang penting, Komoro sudah pernah berada di Piala Afrika dan lolos ke fase gugur.

"Sejujurnya, kami sama sekali tidak takut pada siapa pun. Kami bisa lolos ke Piala Afrika, berarti kami sama bagusnya dengan kontestan lainnya," kata Said Bakari, gelandang Komoro, kepada surat kabar Belanda, Brabants Dagblad.

Bakari bermain di Belanda, di klub RKC Waalwijk, anggota Eredivisie, divisi teratas Liga Belanda. Bakari lahir di Paris, namun ia berdarah Komoro.

Amir Abdou (kanan), pelatih Komoro kelahiran Marseille. (Sumber: Deutcshe Welle Online)
Amir Abdou (kanan), pelatih Komoro kelahiran Marseille. (Sumber: Deutcshe Welle Online)

Dari 28 pemain yang dibawa pelatih Amir Abdou ke AFCON 2021 sebagian besar bermain di Eropa. Hanya dua yang bermain di Afrika, yaitu di Mauritania dan Afrika Selatan. Satu pemain lagi tanpa klub.

Pelatih berusia 49 tahun itu awalnya bekerja sebagai asisten eks pelatih Marseille dan Raja Casablanca, Henri Stambouli, yang bertindak sebagai pelatih utama Komoro. Namun, karena Stambouli mengundurkan diri, maka Abdou lantas menjadi pelatih utama.

Abdou, lahir di Marseille dan berdarah Komoro, sebelumnya adalah pelatih di sebuah klub di divisi enam Prancis. Namun, ia langsung menerima tugas untuk membangun tim nasional Komoro tanpa pikir panjang.

Menurut Deutsche Welle, Abdou mencari pemain-pemain keturunan Komoro yang kebanyakan tinggal di Prancis selatan dan bermain di divisi dua atau tiga. Sedikit demi sedikit, tim nasional Komoro makin berkembang permainannya.

Berkembang Berkat Subsidi FIFA

Komoro sendiri baru bergabung dengan FIFA pada 2005, sebuah langkah yang membuat sepak bola negeri kepulauan berpenduduk tidak lebih dari 900 ribu orang itu bergairah.

Sebagai anggota FIFA, Komoro menerima subsidi dari organisasi tertinggi sepak bola itu. Subsidi itu sangat berguna untuk membangun infrastruktur olahraga yang sangat kurang di Komoro.

Sejak 2005, Komoro menerima 1,3 juta dolar AS per tahun dari FIFA. Mereka juga menjadi anggota program pengembangan sepak bola dari FIFA. Dengan demikian, mereka bisa merenovasi Akademi Twamaya yang letaknya dekat dengan ibukota Komoro, Moroni. Lalu, dana sebanyak 11,4 juta dolar dipakai untuk membangun gedung administrasi baru untuk Federasi Sepak Bola Komoro yang akan selesai pada akhir 2022.

Lalu, Stadion Nasional Mohamed Cheikh juga direnovasi, dibesarkan plus dipasangi rumput artifisial dan lampu penerangan yang mumpuni untuk sebuah stadion sepak bola.

Di lapangan, Abdou membawa kestabilan dalam tim. Personel tim nyaris tak berubah sejak 2016. Abdou menangani timnya seperti sebuah klub. Secara reguler, ia mengumpulkan semua pemainnya untuk kamp pelatihan di Komoro.

Sudah tentu, publik sepak bola Komoro senang bisa menyaksikan secara langsung tim nasional kesayangan mereka berlatih dan melakukan uji coba. Sayangnya, sejak pandemi Covid-19, karena para pemain tidak bisa pergi ke Komoro, maka mereka menjadi nomadis, berkumpul dan berlatih di berbagai tempat di Eropa.

Bahkan, selama AFCON 2021, para suporter hanya bisa menyaksikan tim melalui televisi. Suporter juga tidak bisa mendukung Komoro di AFCON 2021 langsung di Kamerun gara-gara pandemi.

"Jangan khawatir, mereka tetap mendukung kami, meski dari jauh," kata Bakari.

Dipastikan, para suporter Komoro bangga bukan main melihat tim kesayangan mereka bisa mendapat satu tempat di fase gugur. Sama sekali bukan hasil yang buruk untuk tim debutan.

Jadi, apa target mereka selanjutnya, setelah membuat kejutan di AFCON 2021? Piala Dunia bukan target yang mengada-ada.

Barangkali ada yang ingin tahu seperti apa tampang ikan coelacanth, yang banyak ditemukan di Komoro. (Sumber: Nature World News Online)
Barangkali ada yang ingin tahu seperti apa tampang ikan coelacanth, yang banyak ditemukan di Komoro. (Sumber: Nature World News Online)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun