Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kala Alex Song, Si Pemboros Tidak Boros Lagi

18 Januari 2022   07:46 Diperbarui: 18 Januari 2022   15:07 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alexandre Dmitri Song Billong alias Alex Song. Sumber: Getty Images

Ada yang masih ingat dengan Alexandre Dmitri Song Billong alias Alex Song? Dia pernah bermain sebagai gelandang bertahan semasa Arsenal masih ditangani oleh Arsene Wenger. Juga menjadi pemain Barcelona, meski tidak sesukses yang diharapkannya.

Kini berusia 34 tahun, pemain asal Kamerun itu masih bermain, kali ini di Afrika, setelah ia dipecat dari klub Eropa terakhir yang diperkuatnya, FC Sion, gara-gara tidak mau gajinya dipotong sebagai akibat dari pandemi Covid-19.

Sejak 7 November 2020, Song bermain untuk klub Arta Solar, yang berasal dari Djibouti, ibu kota Djibouti di Afrika. Kontraknya akan habis pada 30 Juni 2022.

Song Arta Solar bertolak belakang dengan Song Arsenal. Song versi Arta Solar sudah menyadari bahwa uang bisa membuatnya hidup nyaman, sekaligus bisa membantu orang lain.

Song versi Arsenal, apalagi ketika ia pertama kali tiba di London sebagai anak berusia 18 tahun pada Agustus 2005? Sama sekali bukan panutan untuk siapa pun, terutama dalam segi finansial.

Dibeli dari klub Prancis, Bastia, Song dikontrak dengan nilai 1 juta poundsterling. Pertama kali tiba di Arsenal, salah satu rekan setim Song adalah Thierry Henry, striker asal Prancis.

"Saya baru saja menandatangani kontrak pertama sebagai pemain pro dan saya sangat gembira. Lalu, saya datang ke tempat latihan dan melihat Henry tiba dengan mobilnya yang mewah. Saat itu, saya berpikir saya harus punya mobil seperti itu, tidak peduli harganya," kata Song, seperti dikutip dari Marca.

Kontrak profesional pertama Song sebagai pesepak bola memang datang dari Arsenal. Di Bastia, Song hanya naik pangkat dari pemain junior menjadi pemain tim senior.

Song mengatakan, sebagai pemain sepak bola, maka ia bisa datang ke dealer mobil, teken beberapa surat, dan lantas ia akan mendapat sebuah mobil yang sama persis dengan yang dimiliki Henry.

"Setelah dua bulan, saya paham bahwa suatu hari saya akan kehabisan uang dan saya menukar mobil itu dengan Toyota," kata Song.

Alex Song ketika masih bermain di Arsenal. (Sumber: es24 online)
Alex Song ketika masih bermain di Arsenal. (Sumber: es24 online)

Namun, bukan hanya mobil yang membuat Song mengakui bahwa ia adalah orang yang boros. Selama delapan tahun di Arsenal, Song baru merasakan hidup yang mewah pada empat tahun terakhir, itu karena gajinya meningkat drastis.

Pada awalnya, Song mendapat gaji 15 ribu pound per pekan. Setelah Cesc Fabregas kembali ke Barcelona dan Wenger memberi kepercayaan lebih kepada Song, adalah hal wajar kalau gajinya naik, namun tidak pernah disebutkan nominalnya.

"Orang-orang menganggap saya adalah jutawan. Padahal bukan itu kenyataannya. Saya menghabiskan gaji saya untuk makan malam mewah, jalan-jalan, liburan. Selama delapan musim di Arsenal, rekening saya tidak mencapai 100 ribu pound," lanjut pemain kelahiran 9 September 1987 itu.

Karenanya, ketika Barcelona datang dengan tawaran transfer 15 juta pound, Song langsung menerima. Ia blak-blakan mengakui bahwa kepindahannya ke Barcelona dimotivasi oleh uang.

"Ketika Barcelona menawari saya kontrak, saya tidak berpikir panjang setelah melihat berapa gaji yang akan saya terima. Saya hanya berpikir bahwa istri dan anak-anak saya harus bisa hidup sejahtera setelah saya pensiun," kata Song.

Karena itu, ketika sporting director Barcelona memberi tahu bahwa ia tidak akan sering-sering dimainkan, Song tidak peduli, Baginya, pindah ke Barcelona berarti ia bisa menjadi jutawan yang sesungguhnya.

Song tampil berantakan di Barcelona, walau ia menjadi bagian dari skuat yang membawa Barcelona menjadi juara La Liga 2012-13, musim pertama Song di klub itu.

Setelah itu, ia dipinjamkan ke West Ham pada periode yang berbeda, namun tetap saja tidak sukses. Lantas Barcelona melepasnya ke klub Rusia, Rubin Kazan, dengan gratis. Di Kazan, Song juga tidak bisa menampilkan permainan terbaiknya. Pada Januari 2018, Kazan melepasnya.

FC Sion di Swiss mengontraknya pada Agustus 2018, dengan gratis tentunya, sebab Song berstatus tanpa klub. Pada Maret 2020, ketika pandemi Covid-19 mulai merajalela, FC Sion harus mengurangi gaji para pemainnya. Namun, karena Song menolak, maka ia pun dipecat.

Setelah sembilan bulan tanpa klub (lagi), Arta Solar di Djibouti menghubunginya. Sebagai pemain yang pernah merasakan gemerlapnya sepak bola Eropa, Song langsung memberi pengaruh pada sepak bola Djibouti.

Ia membawa Arta Solar menjadi juara liga 2021 dan dengan demikian, untuk pertama kali Arta Solar tampil di Liga Champion Afrika. Namun, Arta langsung tumbang pada kualifikasi babak pertama, dirontokkan oleh klub Kenya, Tusker, pada September 2021.

Alex Song dengan trofi juara Liga Djibouti untuk Arta Solar. (Sumber: Afrique Sports)
Alex Song dengan trofi juara Liga Djibouti untuk Arta Solar. (Sumber: Afrique Sports)

Meski demikian, Song berhasil membangkitkan sepak bola Djibouti, khususnya di Arta Solar. Plus kehidupan pribadinya. Alex Song versi Arta Solar bukan lagi Alex Song si pemboros. Song versi Arta Solar adalah Song si jutawan.

Selama masih bermain untuk Arta Solar, berarti ia harus membagi dua konsentrasinya. Di Afrika bagian timur bersama Arta Solar, lalu di Afrika bagian barat bersama keluarganya di Kamerun dan juga berbagai bisnisnya.

Song memiliki beberapa investasi di negeri kelahirannya, termasuk sebuah perusahaan konstruksi di kota kelahirannya di Douala, bisnis fesyen yang diberi nama Systeme Tchakap, dan sebuah bisnis yang berhubungan dengan sebuah sekolah di Yaounde, ibu kota Kamerun.

Song pernah mengatakan bahwa keluarganya harus bisa hidup nyaman saat dirinya sudah pensiun dari sepak bola. Kini, dengan semua bisnis yang dimilikinya, agaknya cita-cita bisa terwujud. Dan yang paling penting, Song sudah mendapat pelajaran berharga: Boros tidak akan membuatnya kaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun