Jawaban pendeknya adalah agar beras menjadi bersih, bebas dari segala kotoran. Ada juga yang menyebut bahwa beras dicuci sebelum dimasak agar didapat nasi yang pulen atau justru agar tidak pulen. Sebenarnya, mencuci beras tidak ada hubungannya dengan pulen atau tidaknya nasi. Beras yang tidak dicuci, langsung dimasak, bisa beracun.
Menurut sebuah artikel dari situs Inverse, beras menyediakan 20 persen dari total energi yang dibutuhkan manusia dalam satu hari. Kandungan beras lebih banyak dibanding yang dimiliki gandum dan jagung.
Dalam setiap butir beras mengandung:
* Serat
* Keluarga vitamin B, seperti tiamin, riboflavin, dan niasin. Mereka memastikan semua sel dan organ berfungsi dengan lancar.
* Karbohidrat
Menurut badan Food and Agriculture Organization, atau FAO, mencuci beras bisa melarutkan protein, serta nutrien yang bisa dilarutkan oleh air. Akan tetapi, tidak semua nutrien penting terbuang gara-gara kita mencuci beras.
Sebab, selain kandungan nutrien, di tiap butir bisa jadi materi-materi beracun. Kontaminan seperti arsenik yang larut di air, timah, dan kadmium adalah efek beracun dari kebiasaan tidak mencuci beras.
Logam-logam itu masuk ke tanaman padi melalui air tanah yang terpolusi, air yang digunakan untuk mengairi sawah. Ditambah lagi dengan adanya limbah dari pabrik. Lengkaplah semua racun yang ada di beras.
Dari sebuah penelitian yang dimuat di The Journal of the Science of Food and Agriculture pada 2018, mencuci beras bisa mengurangi konsentrasi logam-logam berat tersebut.