Kami mengenal Bella sudah bertahun-tahun. Kami sering memberinya makan ketika dia masuk ke pekarangan kami. Tak pernah ada yang terpikir untuk membawanya ke dalam rumah, hingga beberapa pekan lalu. Saat itu mulai hujan. Bella berlindung di teras rumah kami. Memang tak kehujanan, namun tetap saja Bella terkena air hujan.
Kami kemudian menggendongnya masuk rumah ketika hujan tak juga reda dan malah bertambah deras. Kami pikir Bella akan berontak dan minta keluar rumah. Soalnya si pemilik asli mengatakan Bella selalu ribut ketika berada di dalam rumah.
Kami menanti kapan Bella akan membuat keributan dan minta keluar rumah. Ternyata, dia hanya tenang-tenang saja. Malah sibuk menjilati tubuhnya dan kemudian menemukan tempat untuk berbaring di bawah kursi yang terlindung dari pandangan orang. Bella baru keluar rumah keesokan paginya.
Pemilik lama Bella selalu memanggil-manggilnya, tapi Bella tak mau pulang. Kami kemudian tahu bahwa mereka pernah meninggalkan Bella di luar rumah, sementara mereka mudik pekan sebelumnya. Kejam sekali! Selama itu, sebelum mulai tidur di rumah kami, berarti Bella berkeliaran di luar. Entah bagaimana caranya ia mencari makan.
Sejak itu, Bella dan kami menjadi majikan dan babu baru. Suatu kali, pemilik asli mencari-cari, karena mereka tahu Bella selalu kongkow di rumah kami. Tahu apa yang dilakukan Bella? Ia langsung bersembunyi di bawah kursi tempatnya tidur, padahal sebelumnya ia sedang sibuk mandi ala kucing.
Jadi, kita sebagai pemelihara tidak bisa memaksakan untuk memelihara seekor kucing jika si kucing tidak mau kita pelihara. Mereka selalu memilih babu yang paling cocok. Hahaha
Saat ini, kami memiliki 11 kucing di dalam rumah, ditambah Bella dan Helen. Mereka yang di luar rumah jumlahnya berubah-ubah. Minimal lima ekor. Kami bertiga, saya dan dua adik saya, menjadi babu untuk mereka selama bertahun-tahun dan kami akan terus melakukannya.
Kami tidak mencari majikan tambahan. Kami tak akan melakukannya. Merekalah yang datang kepada kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H