Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ada yang Mau Tambah Majikan?

2 Januari 2022   15:57 Diperbarui: 2 Januari 2022   16:13 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang ingin dielus-elus kelar makan, sembari si kucing berbaring untuk tidur. Enak banget, ya? Begitulah kucing. Kalau kita tidak menuruti permintaan mereka, maka mereka akan ngambek. Cemberut. Kita akan tahu ketika si majikan sedang marah pada babunya. Nasib...nasib...

Oh, ada yang parah. Saat ini, kami punya seekor kucing yang lebih suka bermukim di atas genteng! Paling repot ketika waktu makan. Saya harus berjinjit di atas bangku kecil ketika meletakkan paket makanannya di atap garasi dan harus mengambil lagi setelahnya. Merepotkan saja.

Majikan Memilih Babu

Sama saja seperti dunia manusia, yang selalu menyeleksi ART yang akan dipekerjakan di rumahnya, maka demikian pula dengan kucing. Kita hanya bisa pasrah jika ada kucing yang datang namun langsung pergi, karena tidak mau menjadikan kita babunya.

Akan tetapi, kami lebih sering kedatangan kucing dan mereka tak mau pergi lagi. Sudah cocok dengan babu pilihannya!

Tak heran, kami punya banyak sekali kucing, baik yang di dalam rumah maupun yang di pekarangan.

Lalu, ada juga kucing yang berganti babu dan dia terang-terangan melakukannya. Kami punya dua kucing -  mungkin sedikit memiliki keturunan dari kucing ras, sebab bentuk badan dan rambutnya (bulunya) berbeda dengan kucing kampung yang kami pelihara -  yang memilih kami sebagai babu barunya.

Yang pertama, Helen. Saya sudah pernah menulis tentang kucing ini. Semula ia milik tetangga, entah yang mana. Helen bukan nama aslinya. Kami tidak tahu namanya, namun karena ia pantas memakai nama Helen, ya sudah namanya menjadi Helen.

Waktu datang, ia memakai kalung. Terus terang, kami tidak suka memakaikan kalung ke kucing. Ngerinya, ia tersangkut ketika memanjat pohon dan bisa tercekik.

Setelah beberapa lama selalu tidur di rumah kami, suatu hari Helen datang dengan tak ada kalung di lehernya. Kami anggap itu pertanda Helen tak pernah pulang lagi ke rumah mereka dan si pemilik sudah "menyerahkannya" kepada kami.

Helen, tak pernah lagi pulang ke rumah aslinya. (Sumber: Shinta Harini/Dok.Pribadi)
Helen, tak pernah lagi pulang ke rumah aslinya. (Sumber: Shinta Harini/Dok.Pribadi)

Kucing kedua adalah Bella. Itu adalah nama aslinya, karena pemiliknya sering memanggilnya untuk diajak pulang. Kami heran dengan tetangga kami itu. Kucing sejenis Bella, dengan wajahnya yang sangat serius plus cantik, dibiarkan saja berkeliaran di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun