Suatu kali, saat pandemi Covid-19 sudah melanda dan saya masih menginap di apartemen bersama mama, adik-adik saya harus bekerja di kantor. Tidak bisa WFH. Bisa dibayangkan, kucing-kucing bakal terlantar. Kelaparan ditinggal sepanjang hari. Kami minta tolong bibik untuk memberi mereka makan.
Bibik dibekali daftar kucing mana yang harus diberi makanan apa. Setiap kucing memiliki kebiasaan masing-masing. Jadi, ya memang harus dituruti mau tak mau. Bibik juga mengganti semua alas kandang kalau memang kotor. Tentu saja, semua kucing harus masuk kandang, sehingga tidak merepotkan.
Lalu, bibik sangat ahli mengganti sumbu kompor. You see, kami tidak memakai kompor gas. Terus terang, kami tidak berani menggunakan gas. Karena itu, kami masih memakai kompor tradisional. Setiap bulan, bibik akan membersihkan kompor itu, mengganti sumbunya kalau perlu.
Bibik sih tenang-tenang saja mengerjakannya. Dia punya prinsip, selama masih bisa dikerjakan, maka ia akan kerjakan. Meski kelihatannya sangat mau membantu, bukan berarti bibik itu orangnya gampangan. Dia sangat menjaga reputasi.
Reputasi yang selalu dijaganya adalah bahwa ia bisa dipercaya. Kami tahu ia membangun reputasinya itu selama bertahun-tahun ia bekerja sebagai ART di banyak rumah.
Selain di rumah kami, bibik juga menyetrika di banyak rumah lain. Dalam satu hari, dia bisa bekerja di dua rumah setidaknya. Tidak heran kalau badannya selalu kurus.
Bibik sangat senang kalau majikan percaya padanya dan tidak cerewet. Bibik pernah mengatakan salah satu ART bisa awet di sebuah rumah adalah jika majikan tidak nyap-nyap setiap saat. Ya, memang tidak enak bekerja dengan majikan yang selalu mengkritik apa yang ART kerjakan. Bagaimana pun, mereka juga manusia.
Bibik pernah bercerita betapa sakit hatinya ketika reputasi yang dijaga selama bertahun-tahun itu nyaris tercoreng. Ia bekerja di sebuah rumah yang tidak jauh dari rumahnya sendiri. Yang meminta bantuan adalah seorang ibu yang bekerja. Di rumah hanya ada ibunya yang sudah tua dan mungkin sudah pikun juga.
Bibik datang pada hari tertentu untuk menyetrika baju. Suatu hari, ketika ia sedang bekerja, ibu si majikan yang sudah pikun itu menuduhnya mencuri uang, sekian juta banyaknya. Tentu saja bibik membantah. Dia bahkan tak tahu kalau ada banyak uang di rumah itu.
Sudah pasti, bibik langsung berhenti bekerja. Dia menceritakannya kepada majikan, putri ibu pikun itu. Bibik memutuskan untuk tidak bekerja lagi di rumah itu, padahal wanita karier yang memintainya bantuan itu sangat membutuhkan tenaga bibik.
Namun, bibik punya reputasi yang harus dijaga. Jangan sampai hanya gara-gara tuduhan salah, ia lantas kehilangan kepercayaan klien-klien lainnya.