Bukan saya yang mengatakan kata-kata itu, melainkan Jose Mourinho. Rasanya yang menggeluti sepak bola tahu siapa Mourinho. Dia dijuluki The Special One, atau dia sendiri yang menjuluki dirinya dengan julukan itu. Selain itu, ia pernah dijuluki The Experienced One. Lalu, apalagi…oh iya, The Happy One.
Menurut The Irish Mirror, Mourinho menyatakan melatih Chelsea itu tidak sulit. Pelatih datang dan pergi di Chelsea, bukan barang aneh, namun biasanya mereka akan memenangkan setidaknya sebuah trofi di klub London itu. Trofi apa saja, tidak harus juara liga.
“Rasanya, tidak sulit untuk melatih Chelsea, sebab saya tiga kali menjadi juara Premier League bersama mereka. Carlo Ancelotti bisa menjadi juara. Antonio Conte juga. Masih ada lagi. Tidak mungkin sulit, sebab kami semua bisa mendapat trofi,” kata Mourinho.
Menurut pelatih AS Roma itu, Chelsea memiliki banyak pemain bagus dan mereka membentuk sebuah skuat yang bagus. Para pelatih senang bekerja dengan skuat yang bagus, demikian menurut Mourinho.
Mourinho mengatakan itu sebelum Thomas Tuchel, manajer paling mutakhir Chelsea, membawa klub barunya menjadi juara Liga Champions 2020-2021.
Sebelum itu, ada Maurizio Sarri yang membawa Chelsea menjadi juara Liga Europa 2019. Bahkan, Roberto Di Matteo, bisa mempersembahkan trofi Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub itu pada 2012. Di Matteo menggantikan Andre Villas-Boas dan statusnya hanya manajer sementara. Di Matteo adalah asisten Villas-Boas.
Pada musim 2012-13, ketika Di Matteo sudah dijadikan manajer permanen, Chelsea sama sekali tak berkedip ketika harus memecat orang Italia itu. Chelsea tampil buruk di fase grup Liga Champions.
Rafael Benitez pun pernah memberi Chelsea sebuah trofi, Liga Europa, pada 2013. Manajer asal Spanyol itu hanya satu musim di London Barat.
Dengan prestasi yang diraih Tuchel, agaknya apa yang dikatakan oleh Mourinho ada benarnya. Hanya Frank Lampard sepertinya yang sulit untuk mewujudkan apa yang dikatakan oleh Mourinho.
Padahal, Lampard bisa dibilang adalah murid Mourinho. Legenda Chelsea itu adalah pemain andalan selama Mourinho berada di Chelsea. Tapi, ketika menjadi manajer di sana, Lampard gagal memanfaatkan skuat Chelsea yang nyata-nyata mumpuni untuk menjadi juara Liga Champions ketika ditangani oleh penggantinya, Tuchel.
Musim ini, Tuchel mendapat kesempatan untuk menangani Chelsea sejak awal musim. Jika permainan Chelsea tetap stabil seperti musim lalu saat ditanganinya, maka bisa jadi Tuchel aman. Tuchel hanya harus pintar-pintar mengorganisir skuat yang dimilikinya.
Mungkin, pelatih asal Jerman itu harus mendengar perumpamaan yang dipakai Mourinho untuk mendeskripsikan pemain Chelsea, terutama yang masih muda.
Mourinho bilang begini: “Para pemain muda itu mirip buah melon. Hanya ketika buah itu dipecah dan dirasakan, barulah yakin kalau kita mendapatkan melon yang 100 persen bagus. Kadang, kita mendapat sebuah melon yang tampilannya bagus, namun rasanya tidak enak. Kadang ada melon yang kulitnya jelek, namun ketika dibuka, rasanya sangat fantastik. Di satu sisi, ada sepak bola junior, di sisi yang lain ada sepak bola pro. Jembatan antara keduanya sulit untuk diseberangi. Mereka harus bermain dan berlatih dengan kami, supaya kami bisa tahu melon seperti apa yang kami dapat.”
Well, bukan Mourinho namanya kalau ia tidak punya kata-kata yang unik untuk segala hal.
Manajer Chelsea dan Trofi pada Era Premier League
Ruud Gullit
- Piala FA 1997
Gianluca Vialli
- Piala Liga 1998
- Piala Winner 1998
- Piala Super Eropa 1998
- Piala FA 2000
- Charity Shield 2000
Jose Mourinho
- Piala Liga 2005
- Premier League 2005
- Community Shield 2005
- Premier League 2006
- Piala Liga 2007
- Piala FA 2007
- Piala Liga 2015
- Premier League 2015
- Guus Hiddink
- Piala FA 2009
Carlo Ancelotti
- Community Shield 2009
- Premier League 2010
- Piala FA 2010
Roberto Di Matteo
- Piala FA 2012
- Liga Champions 2012
Rafael Benitez
- Liga Europa 2013
Antonio Conte
- Premier League 2017
- Piala FA 2018
Maurizio Sarri
- Liga Europa 2019
Thomas Tuchel
- Liga Champions 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H