Belum ada laporan keuangan dari Armani Group untuk 2020.
Marks & Spencer
Pada November 2020, M&S melaporkan kerugian untuk pertama kalinya dalam 94 tahun toko retail itu sebagai perusahaan public. Dengan banyaknya toko yang ditutup atau dikurangi jam operasinya berkenaan dengan berkeliarannya virus corona, M&S mengalami kerugian sebanyak 87,6 juta pound, atau sekitar 1,8 triliun rupiah, sebelum pajak untuk periode 26 pekan hingga 26 September 2020. Berbanding terbalik dengan keuntungan yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 158,8 juta pound, nyaris 3,2 triliun rupiah.
Menurut The Insider Online, angka itu lebih sedikit dibanding yang diprediksi. Dengan demikian pihak M&S bisa mengatakan mereka masih bisa survive saat menghadapi pandemi.
Penghasilan total pada periode hingga 26 September 2020 tersebut turun 15,8 persen menjadi 4,09 miliar pound, atau lebih dari 82 triliun rupiah. Penurunan penghasilan itu terutama disebabkan oleh turunnya penjualan pakaian dan alat-alat rumah tangga.
Meski demikian, M&S memiliki tambahan "tabungan", yaitu dari hasil penutupan toko, sehingga biaya operasional bisa dihemat hingga 115 juta pound.
***
Covid-19 membuat sulit untuk membuat prediksi ekonomi berbagai bisnis. Semoga saja, dengan tampilnya Italia dan Inggris di final Euro 2020 bisa menambah penghasilan untuk masing-masing merek.
Nah, antara Emporio Armani dan Marks & Spencer, siapa yang akan melihat tim yang mereka dandani bisa sukses di Stadion Wembley?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H