Mohon tunggu...
Irsyam Syam
Irsyam Syam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktivis FPI (Front Peternak Indonesia)... Peternakan Syariah, Adakah???... @IrsyamSyam... http://kandang-kata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Metode Ilmiah Memilih Pasangan

3 Mei 2011   00:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memilih pasangan, tentu bukan sebuah persoalan yang mudah. Ada banyak variabel yang harus dipertimbangkan. Menjadi sangat manusiawi jika setiap individu pasti mengharapkan pasangan yang ideal. Ideal dengan kriteria yang dibuat sendiri. Terkadang kita menilai fisiknya oke tapi perilakunya negatif, atau penampilannya menarik tapi IQnya jongkok, dan tentunya masih banyak contoh lain. Kesemua kriteria itu sifatnya kualitatif, sehingga sangat relatif jika membandingkan antara individu yang satu dengan yang lain. Sementara kita menginginkan calon pasangan kita sempurna, dalam artian semua kriteria yang kita patok nilainya di atas standar.

Lalu bagaimana memutuskan memilih pasangan dengan mempertimbangkan semua variabel itu? Dr. Thomas L. Saaty dari Universitas Pennsylvania (1970) menawarkan sebuah metode bernama Analitical Hierarchy Process (AHP). AHP pada dasarnya adalah tools untuk pengambilan keputusan. Keputusan yang akan diambil apa saja, fleksibel, termasuk juga memilih pasangan. Pola kerja AHP yaitu memecah persoalan yang rumit ke dalam unsur-unsurnya dalam sebuah hirarki, lalu merubah variabel kualitatif menjadi kuantitatif. Karena penilaiannya kualitatif ke kekuantitatif, maka harus melewati perhitungan secara matematik. Untuk memudahkan, kita bisa menggunakan bantuan software Criterium Decision Plus.

Kita ambil contoh kasus :

Seorang pemuda yang tengah bimbang memilih gadis idamannya

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyusun struktur hirarki. Struktur hirarki ini terdiri dari tiga tingakatan, yaitu tujuan (level 1), kriteria (level 2) dan alternatif (level 3). Karena tujuannya sudah jelas untuk mencari gadis idaman, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan kriteria. Taruhlah kriteria yang diinginkan seperti yang berlaku di ajang pemilihan miss-miss-an, 3B (brain beauty, beahavior). Selanjutnya ke tingkatan hirarki paling buntut adalah alternatif. Dalam hal ini ada tiga gadis yang menjadi alternatif pilihan, gadis A, gadis B dan gadis C.

Selanjutnya, kita menyusun hirarki ini dengan menjalankan program Criterium Decision Plus. Setelah program terbuka, klik Tab MODEL/GENERATE HIRARCHY. Lalu pada gambar hirarki yang belum sempurna klik CRITERION/BLOCK/DUPLICATE BLOCK, tambahkan sesuai jumlah kriteria. Prosedur yang sama untuk menambahkan alternative. Beri nama dengan perintah klik block yang namanya akan diganti lalu tab BLOCK/EDIT NAME. Maka melahirkan hirarki seperti gambar di bawah ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="451" caption="Struktur Hirarki"][/caption]

Sebaiknya file disimpan terlebih dahulu dengan perintah FILE/SAVE AS dan diberi nama file. Kriteria dan alternative yang sifatnya masih kualitatif tadi, kita kuantitatifkan. Caranya dengan melakukan perbandingan berpasangan antar variabel pada level hirarkinya. Bobot angka yang digunakan yaitu antara 1 sampai 9, dengan batasan seperti berikut :

  • 1 = Sama
  • 3 = Sedikit Lebih
  • 5 = Lebih
  • 7 = Sangat
  • 9 = Ekstrim/Mutlak
  • 2,4,6,8 = Nilai Antara

# Perbandingan pada level 2 (kriteria) :

Misal si Pemuda memberi penilaian :

BRAIN sama penting/sedikit lebih penting dari BEAUTY BRAIN sedikit lebih penting dari BEHAVIOR BEAUTY sedikit lebih penting dari BEHAVIOR

Jika angkanya disusun dalam matriks, maka modelnya seperti ini :

Brain

Beauty

Behavior

Brain

2

3

Beauty

3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun