Mohon tunggu...
Irsyam Syam
Irsyam Syam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktivis FPI (Front Peternak Indonesia)... Peternakan Syariah, Adakah???... @IrsyamSyam... http://kandang-kata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Metode Ilmiah Memilih Pasangan

3 Mei 2011   00:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:08 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Behavior

Selanjutnya turun ke level hirarki di bawahnya, yaitu melakukan perbandingan berpasangan pada ketiga gadis berdasrkan ketiga kriteria yang berada pada level hirarki di atasnya. Misal si Pemuda memberi penilaian :

# kriteria BRAIN

GADIS A sama pintarnya/sedikit lebih pintar dari GADIS B= 2 GADIS A sama pintarnya dengan GADIS B= 1 GADIS C sedikit lebih pintar dari GADIS B= 3

# kriteria BEAUTY

GADIS A sedikit lebih cantik dari GADIS B= 3 GADIS C sama cantiknya/ sedikit lebih cantik dari GADIS A= 2 GADIS C sedikit lebih cantik dari GADIS B= 3

# kriteria BEHAVIOR

GADIS B sama baiknya/sedikit lebih baik dari GADIS A= 2 GADIS A sama baiknya dengan GADIS C= 1 GADIS B sedikit lebih cantik dari GADIS C= 3

Jika semua variabel sudah dibandingkan, maka angka-angka tersebut kita masukkan ke software untuk diolah. Untuk pertama kalinya kita akan membandingkan variabel pada level kriteria, maka yang diklik adalah level di atasnya yaitu GOLD perintah BLOCK/RATE SUBCRITERIA.Melakukan penilaian dengan perintah METHODS/FULL PAIRWISE, ke tab VIEW/NUMERICAL lalu memasukkan angka pada kolom SCORE sesuai yang terdapat pada matriks perbandingan berpasangan.

[caption id="" align="aligncenter" width="401" caption="Pembobotan Matriks"]

[/caption]

Perhatikan :

Kode (1) digunakan jika model perbandingannya tidak sesuai dengan matriks perbandingan berpasangan yang kita bikin, misalnya ketika BRAIN dibandingkan dengan BEAUTY, sementara kita mau membandignkan BEAUTY dengan BRAIN maka tinggal dibalik. Sementra untuk kode (2) jika angkanya tiba-tiba berubah menjadi warna merah itu berarti ada ketidakkonsistenan ketika melakukan penilaian. Maka penilaiannya harus direvisi, tentunya dengan teliti agar tidak jauh berubah dari jawaban asli. Batasan toleransi konsisten suatu matriks yaitu ≤ 0,1.

Jika semua nilai sudah masuk dan rasio konsistensinya sudah di bawah 0,1 maka klik OK. Selanjutnya kita masukkan angka perbandingan pada level alternative dengan prosedur yang sama. Setelah semua nilai perbandingan terinput, maka software akan mengolah angka-angka tersebut, melakukan perkalian matriks, iterasi, rasio konsistensi yang tentunya sangat panjang jika dilakukan secara manual. Lalu kita tinggal melihat hasil akhirnya dengan perintah RESULT/DECISION SCORE. Maka hasilnya seperti ini :

[caption id="" align="aligncenter" width="325" caption="Hasil Akhir"]

[/caption]

Dari grafik hasil tersebut, AHP merekomendasikan skala prioritas kepada si pemuda untuk memilih secara berturut-turut Gadis C (0,439), Gadis A (0,349) dan Gadis B (0,213). Akhirnya saya ucapkan selamat kepada Gadis C dan selamat mencoba untuk yang masih bimbang memilih calon pasangan. Metode ini bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain, pakar atau teman si gadis misalnya. Jika sampelnya dibalik, giliran gadis memilih pemuda, prosedur kerjanya tetap sama. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Hampir lupa, ada dikotomi yang jelas antara kata “memilih” dan “mencari”

@Pinrang, 03052011

Wassalam...

IRSYAM SYAM

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun