Mohon tunggu...
Irsyam Syam
Irsyam Syam Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aktivis FPI (Front Peternak Indonesia)... Peternakan Syariah, Adakah???... @IrsyamSyam... http://kandang-kata.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Doktor dan Dokter, Sama-sama Inkonsisten

21 September 2010   17:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:04 3221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="368" caption="Ilustrasi (Dok Pribadi)"][/caption] Doktor adalah gelar akademik tertinggi yang diberikan kepada orang yang telah menyelesaikan pendidikan strata tiga (S3). Sementara dokter merupakan gelar profesi untuk sarjana kedokteran (S1) yang telah lulus kepaniteraan klinik. Dengan menuliskan secara lengkap, maka ada dikotomi yang jelas antara doktor degan dokter. Yang menjadi masalah kemudian adalah ketika menulis akronimnya. Yang sering dijumpai yaitu akronim doktor tertulis “Dr” (d huruf kapital dan r huruf kecil). Sedangkan dokter disingkat “dr” (d dan r huruf kecil). Namun beberapa dokter juga terkadang menggunakan singkatan “Dr” sebagaimana banyak terlihat di papan praktek dokter. Penggunaan singkatan “Dr” untuk dokter konon untuk menghindari kesalahan dalam pembuatan kalimat yang diawali kata “dr”. Jika dituliskan dengan awalan huruf kecil, maka itu berarti menyalahi kaidah penulisan kalimat yang benar. Tapi penggunaan “Dr” untuk dokter menimbulkan masalah baru, karena singkatan yang digunakan sama dengan doktor. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga bertanggung jawab tentang masalah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemudian mengklaim bahwa penulisan yang tepat untuk dokter memang sebaiknya “Dr”. Sehingga permasalahan tentang huruf kapital di awal kalimat dapat terselesaikan. Dan dengan demikian, doktor menurut mereka adalah “DR”. Klaim dari Kemendikbud kemudian diperkuat oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menggunakan “Dr” sebagai singkatan resmi untuk dokter (Leonardo P.S, 2008). Jika memang benar demikian, lalu kenapa masih banyak dokter menulis gelar profesinya dengan “dr”? Mengapa pula para doktor sebagaimana terlihat di banyak perguruan tinggi tetap menggunakan singkatan “Dr”? Dan menjadi semakin bingung, karena ada juga dokter yang menulis singkatan “DR” untuk meyesuaikan ketika namanya ditulis dengan keseluruhan huruf kapital. Jika doktor dan dokter tidak konsisten menulis singkatan gelarnya. Maka orang yang awam akan kebingungan membedakan antara doktor dan dokter. Bahkan bisa jadi suatu saat ada pasien datang berobat ke doktor. Karena pemilik rumah hanya menuliskan gelar S3-nya di depan pintu (Exp: Dr. Irsyam) sehingga si pasien mengira itu tempat praktek dokter. Hehehe... IRSYAM SYAM* (*Bukan dokter apa lagi doktor, tapi bermimpi jadi doktor)

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Mampir juga di postingan kompasianer : @Median EdityaBerjuang = Berkorban Melawan Keterbatasan @Widianto H Didiet Pasal 29 ayat 2

@Ibay Benz Eduard; Indahnya Persahabatan, Indahnya Toleransi

@Astoko Datu; Apakah Aku Seorang Plagiator?

@Sukmono Rihawanto; Si seksi Megan Fox Dalam Iklan

@Della Anna; Seseorang Disleksia Bukan Berarti “Goblok”

@Ragile; Ini Akun Siluman Saya, Mana Akun Siluman Anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun