Beberapa bulan yang lalu, dunia maya dihebohkan dengan kematian mendadak Ashraf Sinclair. Saya heran waktu itu, kok ramai sekali siapa dia sebenarnya. Dan, Saya baru tahu dari istri saya, bahwa dia seorang aktor terkenal suami dari penyanyi BCL Dan, siapa BCl pun saya tak paham, maklum, sudah tua, Â jarang sekali menonton TV. Menonton TV akhir-akhir ini, alang kepalang, kalau tidak ekstra sabar bisa bikin stress. Stress berkepanjangan, sangat berbahaya, dapat mengganggu kesehatan kita, bahkan bisa menjadi pemicu serangan jantung.
Ashraf Sinclair, menurut selintas berita yang saya tangkap, meninggal karena serangan jantung. "Kok bisa meninggal karena serangan jantung, padahal usianya masih muda, baru 40 tahun" tanya istri saya seperti tidak percaya.
"Serangan jantung tidak mengenal pilih kasih, apakah yang muda, Â tua, aktor, Â atau provokator kemungkinannya tetap ada," jawab saya secara ringkas.
Mendengar kematian aktor ini, saya ingat beberapa  aktor terkenal Indonesia yang sebelumnyab meninggal juga karena serangan jantung, bahkan ada yang  berusia muda belia, 31 tahun, saya lupa namanya.
Salah satu yang saya ingat adalah, Adjie Massaid, seorang politikus dari partai demokrat, bekas seorang artis yang tampan, gagah dan masih muda dengan istri yang cantik juga harus mengakhiri hidupnya akibat serangan jantung.
Memang ada kecendrungan sekarang, serangan jantung ini tidak terbatas pada mereka yang diangap sudah tua, kejadian serangan jantung mulai meningkat pada kelompok usia yang relatif masih muda, bahkan pada usia kurang dari 30 tahun banyak dilaporkan.
Di negara maju, seperti Amerika, serangan jantung merupakan penyebab kematian utama. Diperkirakan dalam setiap 37 detik satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler (termasuk serangan jantung). Di Indonesia kecendrungan ini juga terjadi, seiring dengan menurunnya kematian akibat penyakit infeksi dan menular. Perubahan gaya hidup, pola makan, merokok, dan stress merupakan penyebab utama meningkatnya kasus penyakit kardiovaskuler ini.
Untuk diketahui secara ringkas saja, serangan jantung biasanya dimulai dengan rasa nyeri yang khas dibawah tulang dada. sensasi nyeri dapat menyebar ke dagu, leher, lengan, pundak dan ulu hati. Khas nyeri untuk serangan jantung adalah: nyeri terasa berat, seperti ditekan, ditindih oleh beban berat, diikat, bahkan ada yang menggambarkan seperti dihimpit seekor gajah di dadanya.Â
Di samping nyeri, pada mereka yang mengalami serangan jantung bisasanya juga diikuti gejala cemas, gelisah, berkeringat banyak- saya sering melihat sendiri pasien yang mengalami serangan jantung dengan keringat bercucuran diseluruh tubuhnya-- ,mual, muntah, jantung berdebar dan sesak nafas juga sering menyertainya.
Banyak faktor risiko terjadinya serangan jantung. Dulu kolesterol dianggap sebagai satu-satunya fakor utama, namun dari beberapa penelitian menunjukkan, kira-kira 50% serangan jantung di Amerika terjadi pada populasi yang kolesterolnya dalam batas normal. Selain kolesterol, faktor risiko lain penyakit jantung koroner adalah hipertensi, merokok, penyakit diabetes, berat badan berlebih- obesitas, gaya hidup santai, stress, tipe kepribadian, faktor turunan, dan lain-lain. Hipertensi, merokok, kolesterol, dianggap sebagai faktor risiko utama.
Menurut penelitian, bila Anda hanya seorang perokok, atau hanya mempunyai kolesterol yang tinggi, atau hanya tekanan darah Anda yang tinggi, Anda mempunyai risiko untuk mengalami serangan jantung 2 kali lebih besar dari populasi yang normal. Dengan kata lain, bila Anda merokok, Anda mempunyai risiko mengalami serangan jantung 2 kali lebih besar dari yang tidak merokok.Â