Tujuan pemberian Insulin ini adalah agar gula darah yang optimal dapat dicapai sebelum komplikasi terjadi. Kebanyakan pasien memang begitu, setelah gula darah tidak terkontrol dengan bermacam upaya sebelumnya, sudah banyak keluhan terkait yang disebabkan oleh komplikasi yang sudah terjadi. Seperti pasien yang kemudian menjalani cuci darah itu, kemungkinan besar sebelum mendapatkan terapi insulin, sudah terjadi gangguan fungsi ginjal. Kalau tidak mendapatkan Insulin mungkin sudah lama tetangga Ibu itu menajalani cuci darah, Saya mencoba menjawab secara sederhana.
Seperti Saya singgung di atas, pemberian terapi Insulin itu tidak mudah. Beban psikologis pasien cukup berat. Ketakutan karena ada stigma terhadap pemberian Insulin juga tak bisa ditolak. Rasa takut karena nyeri waktu disuntik, khawatir efek samping, akan mengganggu aktivitas sehari-hari pasien, pada sebagian kasus tidak bisa ditolak. Hanya saja ketakutan, kekhawatiran itu tidak seperti yang dibayangkan pasien. Nyeri bisa saja ada, terutama terjadi  bila jarum yang digunakan sudah tumpul, atau terbentuknya jaringan parut, suntikan terlalu dalam yang mengenai otot.
Perlu diketahui bahwa alat untuk suntikan Insulin sekarang tidak seperti dulu lagi, kemasan bagus, mudah dibawa, digunakan, jarumnya halus juga burlapis slicone, sehingga tidak menyebabkan nyeri waktu disuntikan. Karena kemasan yang sederhana, seperti sebuah pulpen yang sudah ada jarum siap pakai, Insulin, dan takarannya,dan di mana, kapan saja dapat digunakan, bahkan orang buta pun bisa menggunakannya. Karena itu, kekhawatiran bahwa akan mengganggu aktivitas sehari-sehari dan kesulitan menggunakannya seharusnya tidak perlu.
Lalu, seperti pasien di atas, banyak lagi pasien yang takut atau tidak bersedia diberikan Insulin karena beranggapan bahwa kalau penderita sudah mendapatkan terapi Insulin berarti penyakitnya sudah parah, Insulin adalah awal dari akhir. Pasien merasa divonis, penyakitnya sudah sangat berat, tidak ada harapan lagi. Pasien takut, tidak memerima keadaan seperti itu dan timbul reaksi penolakan.
Saya takut ketergantungan Insulin dokter, ujar seorang Ibu hamil yang baru diketahui menderita diabetes mellitus, yang dikenal dengan debates gestational. Terapi Insulin pada diabetes gestational adalah pilihan terbaik untuk mengendalikan gula darah penderitanya. Tapi sayangnya banyak menolaknya karena anggapan keliru seperti itu. Padahal, kala pasien sudah melahirkan sebagian besar gula darahnya akan terkendali tanpa Insulin.
Jadi, banyak alasan penderita diabetes menolak terapi Insulin, mulai dari perasaan takut disuntik, nyeri, tidak bisa menggunakan, mengganggu aktivitas sehari-hari, takut akan ketergantungan, penyakit yang sudah tidak ada harapan lagi, bahkan sampai pada annggapan bahwa Insulin sebagai penyebab terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Semua alasan di atas adalah mitos yang tidak perlu diikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H