Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hati-hati Loh, Gemuk Itu Bisa Menular

27 Januari 2018   15:05 Diperbarui: 27 Januari 2018   19:02 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Karenanya, tidak heran kemudian sejawat yang waktu pertama kali bergabung ini kelihatan semakin gemuk. Dan, suatu pagi, saya dengar senda guraunya, seperti bertanya tidak percaya, kok berat badan saya naik sekarang ya? Sambil bercanda  saya jawab, "kalau Anda setiap hari ngemil, makan seperti itu nggak perlu heran."

Cerita lain, juga seorang teman sejawat wanita, dalam grup kerja yang sama.  Ingin nmenurunkan berat badannya yang overweight. Untuk itu dia menjalani diet mayo. Setiap pagi karena tidak sempat sarapan  di rumah, dia makan di  ruangan tempat kami ngumpul. Saya lihat menunya yang agak aneh, seperti hanya sayuran, tanpa garam, tanpa nasi. 

Sebagai ganti nasi dia makan kentang atau ubi-ubian. Ditengah godaan teman-teman yang lain seperti ungkapan, sekarang sudah kaya, tapi makan begitu, kasihan deh lu," teman sejawat yang masih muda dan barangkali ingin kelihatan cantik ini bertahan dengan diet yang dijalaninya. Dia tidak peduli dengan bermacam-macam makanan yang setiap hari ada dan godaan teman-temannya yang lain. 

Dan, berat badannya pun turun cukup besar. Sayangnya, entah apa sebabnya beberapa minggu kemudian dia semakin jarang membawa menu khusus yang dia konsumsi pagi hari seperti biasanya. Dan, dia juga mulai mencicipi makanan ringan yang ada. Dan, sampai suatu ketika dia sama sekali berhenti dengan diet itu, dan kembali lagi dengan kebiasaan makan selama ini.  

Lalu, ketika saya tanya, "kenapa kok sampai berhenti? Kan bagus hasilnya?" 

Rekan wanita saya itu menjawab. "Gagal dok, gagal diet mayonya. Bagaimana nggak gagal, setiap hari dihadapkan dengan makanan begini" ucapnya sambil menunjuk kepada nasi kebuli domba Afrika. Dan juga, teman saya yang satu ini selalu menawari dan mengajak saya untuk jajan dan makan makanan yang enak-enak, sambil merangkul teman akrabnya yang memang overweight.

Dua contoh kasus di atas adalah pengalaman nyata yang saya lihat dan alami dengan sendiri, bahwa teman dan lingkungan akan memengaruhi gaya hidup, pola makan kita. Teman dekat yang gemuk pengaruhnya lebih besar lagi. Sehingga ada suatu adagium lama yang mengatakan, jika Anda ingin gemuk, carilah teman-teman yang gemuk, teman yang gemuk itu menular.

Sehubungan dengan ini penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School terhadap suatu jaringan kelompok sosial yang  cukup besar, terdiri dari 12,067 orang yang diikuti selama 32 tahun menyimpulkan bahwa bahwa gemuk itu menular. 

Seseorang sangat mungkin menjadi gemuk bila teman juga gemuk. Peningkatan risiko menjadi gemuk mencapai 57 persen.  Jadi kalau Anda kurus atau berat badan normal, kemudian punya teman dekat gemuk, risiko Anda juga menjadi gemuk meningkat 57 persen.  

Anda tidak percaya? Coba saja lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka yang gemuk sering, berjalan, berteman dengan yang gemuk juga.

Pengaruh teman dekat yang gemuk ini ternyata bahkan lebih besar dari pengaruh keluarga dan saudara, dan pasangan anda. Bila saudara Anda gemuk, risiko Anda menjadi gemuk 40 persen dan risiko Anda menjadi gemuk meningkat 37 persen bila pasangan anda gemuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun