Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masih Bangga Punya Anak Gemuk?

19 Desember 2017   07:23 Diperbarui: 19 Desember 2017   21:15 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kasus di bawah ini, seorang pasien yang pernah konsultasi ke poli penyakit dalam, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita untuk mencegah, melakukan tindakan lebih awal dan menjaga anak-cucu, turunan agar menjaga berat badan normal, bukan bangga dengan anak-cucu yang gemuk.

Kasusnya, seorang pasien, sebut saja Tn. AM, usia 36 tahun, konsultasi pertama kali dengan membawa rujukan ingin pindah cuci darah dari tempat yang lama. Pasien datang dengan menggunakan kursi yang didorong orang tua lelakinya.

Pertama-tama masuk ruangan saya sudah bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan pasien ini, kelihatan masih muda, tetapi tidak dapat berjalan sendiri dan harus naik kursi roda. Pasti ada sesuatu dengan alat geraknya. .......Dan, memang benar, pasien yang tinggi besar ini, apalagi dibandingkan dengan tinggi saya, pada anamnesis dan pemeriksaan menderita stroke sejak 2 tahun lalu.

Lalu, sesuai dengan surat rujukan, pasien ini ingin pindah cuci darah (hemodialisa) karena rumah sakit tempat saya kerja ini lebih dekat dengan rumahnya dan, kalau cuci darah di sini dia cukup satu kali naik kendaraan umum.

Kemudian, tidak terbayang oleh saya bagaimana susahnya Sang Ayah ketika harus menaikan dan menurunkan anaknya yang cukup berat ini dari kendaraan umum paling tidak dua kali dalam seminggu. Dan, menjadi tanya juga bagi saya mengapa sang pasien bisa menderita gangguan fungsi ginjal, stroke, padahal relatif masih sangat muda?

Nah, sesuai dengan anamnesis yang saya lakukan, yang banyak dijawab oleh ayahnya yang seluruh rambutnya sudah beruban itu dan kelihatan sangat tertekan. Sang Anak (pasien) diketahui menderita diabetes mellitus waktu masih duduk di bangku SMA, saat dia masih remaja. Ketika saya tanya Sang Ayah, kok bisa begitu? Jawabbya, “Tidak tahu dokter, tapi menurut dokter yang merawatnya dulu, ada kemungkinan karena kegemukan."

"Anak saya dulu gemuk sekali dokter, dan sejak usia anak-anak pun dia sudah gemuk. Saya tidak berpikir waktu itu bahwa gemuk itu ternyata berbahaya untuk kesehatannya. Anak saya dulu juga sering mengonsumsi minuman soda, makan banyak, dan jarang bermain di luar dan banyak duduk di rumah. Apakah ini ada hubungannya dengan kegemukan dan kemudian diabetes yang dideritanya. Saya juga tidak paham benar dokter,” cerita Sang Ayah sambil menatap anak satu-satunya pria dari 2 bersaudara yang diharapkannya akan menjadi penerus keluarganya ini. Dan, dari pemeriksaan lebih lanjut yang saya lakukan, pasien memang menderita diabetes mellitus tipe 2 sejak usia remaja. 

Riwayat gula darah yang tidak terkontrol dengan baik karena merasa tidak apa-apa, anjuran diet tidak dijalani, olahraga tidak mau, dan berobat pun tidak teratur. Beberapa tahun kemudian mengalami hipertensi, juga tidak terkontrol dengan baik. Dan, 3 tahun terakhir harus menjalani hemodialisa atau cuci darah karena komplikasi gagal ginjal. Lalu, setelah 2 tahun menjalani hemodialisa pasien mengalami stroke.

Kemudian, sesuai dengan pertanyaan tidak langsung Sang Ayah, apakah semua penyakit yang dialami anaknya ini ada hubungannya dengan kegemukan yang dialaminya sebelumnya. Walaupun saya tidak dapat memberikan jawaban pasti, karena penyakit tidak bisa berdiri sendiri, banyak faktor yang menjadi penyebabnya, tapi seperti pada orang dewasa, kegemukan adalah salah satu faktor penting timbulnya diabetes tipe 2 pada anak-anak. 

Saya yakin pada pasien ini faktor risiko utama adalah kegemukan ini. Dan, gula darah yang tidak terkontrol dengan baik kemudian menyebabkan rentetan komplikasi seperti yang dialami anaknya.

Nah, kasus di atas, hanyalah sebagai contoh nyata bagaimana kegemukan pada anak-anak dapat menyebabkan penyakit yang kemudian merenggut kualitas hidupnya. Dan memang, menurut penelitian, kegemukan pada anak-anak akan meningkatkan risiko mereka menderita diabetes mellitus tipe 2 dan risiko penyakit jantung pembuluh darah yang jauh jauh lebih besar dibandingkan dengan anak-anak sebaya dengan berat badan normal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun