“Kenapa bisa saya dokter? Saudara-saudara saya semuanya tidak ada yang menderita penyakit ini,” kata seorang pasien wanita umur 40 tahun ketika saya beritahu bahwa dia mengidap diabetes mellitus.
Pasien ini saya lihat seolah-olah tidak dapat menerima bahwa dia mengidap diabetes. Ekspresi takut, khawatir terpancar dari wajahnya. Banyak pasien lain saya lihat juga memberikan reaksi yang sama waktu pertama kali diberitahu bahwa mereka mengidap DM. Reaksi penolakan ini tentu saja berpengaruh terhadap perjalanan dan penanganan penyakitnya. Reaksi seperti ini sering membuat penderita DM mengabaikan bahwa dirinya mengidap DM.
Tapi, yang harus diketahui adalah, bahwa bila Anda didiagnosis menderita DM, Anda pasti tidak sendirian. Selalu saya sampaikan kepada pasien, kalaupun saudara Anda tidak, tetangga, teman kerja, teman-teman satu angkatan di sekolah, perguruan tinggi dahulu pasti ada yang mengalami sakit yang sama.
Tidak hanya itu, Indonesia, disamping India, china, Amerika Serikat, dan Jepang menurutt WHO termasuk 5 negara dengan tingkat kejadian diabetes tertinggi. Menurut WHO, pada tahun 2010 jumlah penderita DM di seluruh Dunia mencapai 285 juta, dan diperkirakan dapat lebih dari 430 juta pada tahun 2030.
Selain itu, orang-orang terkenal banyak juga yang mengidap DM. Anda pasti mengenal Anwar Sadat mantan Presiden Mesir, King Fadh, Raja Saudi Arabia, Yuri Andropov, Mikhail Gorbachev, bekas perdana mentri Rusia sebelumya, Menachem Begin, bekas perdana mentri Israel, Samuel Block, aktivis hak sipil.
Dari kelompok aktris, aktor, penyanyi, musisi terkenal yang memderita DM diantaranya adalah; Elizabeth Taylor, Jerry Lewis, Kate Smith, Marcello Mastroianni, Dana Hill, Neil Young, B.B. King, Aretha Franklin dan banyak lagi. Juga dari penulis, reporter terkenal, seperti; Larry King, Carl Lowan, Ernest Hemingway, Mario Puzo. Kalau diurut lagi, orang-orang terkenal di dunia ini yang menderita DM barangkali dapat menjadi sebuah buku karena jumlahnya yang banyak.
“Lalu, kenapa orang-orang terkenal itu bisa menderita DM?” Jawabnya adalah, “bahwa DM tidak pandang bulu, Anda orang terkenal, hebat, kaya, atau tidak, semua dapat menderitanya. Adanya faktor genetik, faktor risiko seperti obesitas, usia, perubahan gaya hidup, pola makan itulah yang akan menentukan sesorang mengidap DM atau tidak.”
Lantas, mengapa saya memberitahu pasien bahwa ada orang-orang terkenal juga menderita DM?” Jawabannya adalah, agar Anda tidak perlu kecewa, menyalahi, menyesali diri Anda, tetapi Anda harus menerima kenyataan itu. Dengan menerima sesuatu secara sadar, Anda akan lebih mudah melakukan sesuatu yang positip yang dapat membantu dalam menghadapi penyakit ini.
Dan, sebenarnya di satu sisi anda masih beruntung, bandingkan kalau anda divonis menderita kanker. "Apa yang bisa anda lakukan?", tidak banyak. Tetapi dengan DM, apalagi DM itu boleh dikatakan penyakit gaya hidup, dengan gaya hidup yang sehat, DM Anda akan lebih mudah juga dikontrol. Sebaliknya, bila Anda tidak dapat menerima kenyataan itu, Anda menolaknya, Anda hanya sibuk menyesal diri, atau Anda mengabaikannya, maka Anda dapat semakin terpuruk dengan segala akibat penyakit ini.
Kemudian, dengan Anda mengetahui ada orang lain, orang-orang terkenal dengan sakit yang sama, Anda dapat belajar, mengambil isnpirasi dari orang-orang itu. Saya tidak mengatakan Anda harus menjadi seperti mereka, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa, walaupun mereka didera oleh penyakit DM, orang-orang itu tidak putus asa. tidak menghalanginya menjadi orang-orang terkenal yang berprestasi.
Ok, Anda mungkin tidak perlu melihat jauh-jauh, lihat saja tetangga, atau teman Anda yang juga menderita DM. Banyak di antara mereka yang berumur panjang, tanpa komplikasi DM sama sekali. Belajarlah dari mereka, bagaimana mereka hidup dengan DM, apa kiat-kiatnya sehingga usia mereka mencapai usia lanjut, komplikasi DM dapat diatasinya.
Jadi, yang pasti adalah, mereka yang terkenal itu, atau teman, tetangga Anda yang menderita DM yang tetap sehat sampai akhir hayatnya adalah mereka yang tidak pernah menyerah dengan penyakitnya. Jangan biarkan diabetes menentukan, mendikte kehidupan anda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H