Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos-Mitos Olahraga Pada Usia Lanjut yang Merugikan

22 Oktober 2013   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:10 3157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13824277971896577054

[caption id="attachment_286937" align="aligncenter" width="400" caption="123rf.com"][/caption]

Banyak mitos, kepercayaan, desas-desus dalam Masyarakat kita yang kadang-kadang  lebih banyak salahnya, tetapi dianggap sebagai suatu kebenaran. Mitos ini tentu dapat mengakibatkan hal yang buruk pada mereka. Mitos-mitos tentang olahraga pada usia lanjut juga banyak beredar. Akibat mitos-mitos ini dan faktor lain, secara tidak langsung berpengaruh terhadap kebiasaan olahraga mereka. Di Amerika saja, yang dianggap kesadaran penduduknya untuk berolahraga lebih tinggi, hanya 1 dari 4 penduduk usia lanjut, usia lebih dari 65 tahun yang masih aktif berolahraga. Beberapa mitos itu diantaranya adalah:

1. Saya sudah tua, saya tidak perlu olahraga. Usia yang tua sendiri sering menjadi pembenaran untuk tidak berolahraga.  Pada hal, olahraga tidak mengenal batas usia, bayi yang aktif bergerak akan jah lebih sehat daripada bayi yang diam, orang tua yang lebih aktif juga demikian.  Dengan kata lain, olahraga bermanfaat untuk siapa saja, Anda berusia 10-20-30 atau bahkan 80 tahun, bila Anda berolahraga Anda akan tetap merasakan manfaatnya. Salah seorang kompasianer yang menanggapi artikel saya tentang susahnya berolahraga, Pak Slamet Widjadi, sejak usia 50 tahun beliau mulai  aktif berolahraga, boleh dikatakan setiap hari. Sekarang, pada usia lebih dari 80 tahun, beliau masih sehat, aktif dan masih mandiri. Di luar sana, para pelari marathon, bahkan triathlon, mereka yang berusia 60, 70, 80 tahun, atau ra bukanlah hal yang  mustahil.

2. Jatuh dan cedera patah tulang. Takut jatuh kemudian tulang patah sering juga jadi alasan tidak mau olahraga para usila. Jatuh, tulang patah (fraktur) memang lebih banyak terjadi pada usila, peneltian juga menunjukkan demikian. Tetapi jatuh dan lalu tulang patah bukanlah akibat olahraga. Para usila sering jatuh dan tulangnya patah hanya karena hal sepele, misalnya jatuh dari tempat tidur, kepleset di kamar mandi, bukan pada saat aktif oleahraga. Pada hal sebaliknya olaharaga, disamping bermanfaat  memperbaiki keseimbangan,  meningkatkan kepadatan tulang, juga kelincahan mereka. Semua faktor ini akan meurunkan resiko mereka jatuh dan tulang patah.

3. Saya sakit, saya sebaiknya tidak berolahraga. Keluhan-keluhan  seperti sakit pinggang, sakit lutut, atau penyakit lain seperti hipertensi, diabetes, problem jantung sering dianggap sebagai pembenaran untuk tidak berolahraga. Berlawanan dengan anggapan seperti itu, olahraga sebaliknya dapat meurunkan hipertensi, memperlancar aliran darah, memperbaiki sensitiftas insulin, menurunkan kadar gula darah. Nyeri pada pinggang, lutut atau sendi lainnya akan berkurang dengan aktifitas olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan memperbaiki fleksibilitas dan memperkuat otot-otot sendi. Penelitian yang dilakukan pada pasien dengan kelihan nyeri lutut yang berusia di atas 60 tahun, olahraga Olahraga adalah obat, bahkan menurut beberapa penulis bahkan lebih baik dari setumpuk obat yang harus dikonsumsi setiap hari.

4. Saya sudah terlambat untuk olahraga, percuma saja. Anggapan seperti ini juga sering saya dengar di lingkungan para usila. Memang semakin awal Anda berolahraga akan semakin baik, tetapi tidak berarti kita berolahraga setelah pensiun, usia anda barangkali sudah mencapai 70 tahun, tidak ada gunanya. Pada saat kita terbaring karena sakit, lumpuh misalnya, mengerakan ke dua tungkai saja, walau dibantu orang lain bukanlah hal yang sia-sia. Otot-otot kita yang sering mengecil, tulang yang rapuh, yang sering ditemukan pada para usila, akan menjadi lebih baik, padat dengan semakin banyaknya Anda bergerak. Peneltian pada usia lanjut, olahraga tidak hanya mempertahankan massa otot, kepadatan tulang, tetapi juga meningkatkannya. Otot dan tulang Anda akan semakin padat, resiko patah tulang juga berkurang.

5. Saya bisa mengalami serangan jantung. Mengalami serangan jantung pada saat olahraga memang sering kita dengar, resiko itu bisa terjadi. Tetapi resiko itu jauh lebih kecil dibanding manfaat yang diperoleh dengan olahraga. Walaupun Anda penderita jantung koroner, olahraga tetap dianjurkan, hanya saja perlu pengawasan dan saran Dokter yang merawat Anda.

6. Saya terlalu lemah, tidak kuat untuk olahraga. Lemah seharusnya menjadi pendorong untuk seseorang untuk lebih aktif bergerak, olahraga, bukan malah sebaliknya. Olahraga tidak hanya membuat kita lebih kuat, bersemangat, tetapi juga dapat mengurangi stress, tidur lebih enak. Gangguan tidur yang sering dialami para usia lanjut, menjadi lebih baik bila mereka berolahraga secara teratur. Tidur yang cukup, yang berkualitas membuat mereka lebih segar pagi hari.

7. Gym hanya untuk anak muda, bukan untuk saya. Melihat orang tua olahraga di fasilitas fitness sangat jarang sekali. Orang tua merasa itu bukan untuk dia. Pada hal sebenarnya tidak ada masalah Anda ke sana, walaupun usia Anda misalnya sudah mencapai 75 tahun. Disamping bermanfaat untuk Anda sendiri, melihat Anda menggunakan fasilitas gym bisa menjadi model bagi anak muda yang lain. Apalagi dalam usia itu misalnya Anda masih kelihatan sangat sehat, bugar. Dan, bila Anda sering berada dalam lingkungan anak muda yang aktif, semangat mereka juga akan menulari Anda.

8. Olahraga itu membosankan. Mitos seperti ini sebenarnya tidak hanya meracuni pikiran orang tua, dan  anak muda, bahkan semua kita sering beranggapan demikian. Mitos ini bisa saja benar bila Anda selalu melakukan aktivitas olahraga yang sama, di tempat yang sama, apalagi bila Anda hanya melakukan sendiri. Tetapi, bila Anda memilih aktivitas olahraga yang bervariasi, di tempat berbeda, suasana berbeda, dengan teman-teman Anda, kebosanan itu akan hilang, berganti dengan kesenangan, kegembiraan. Bahkan,aktivitas olahraga yang Anda lakukan itu akan mereduksi stress yang mungkin Anda alami. Berjalan kaki di lingkungan Mall, mendaki bukit, menjelajahi kampung-kampung bersama teman Anda pasti akan sangat menarik.

Mempertahankan aktivitas di usia senja Anda  itu sangat berguna. Tidak hanya untuk kesehatan Anda secara fisik, mental, emosi bahkan intelektualitas Anda akan tetap prima. Mitos-mitos yang jelas salah tentang olahraga itu harus dibuang jauh. Berapapun usia Anda, tetaplah aktif, bergerak, insya Allah Anda pasti akan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun