Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mendingan Pasien Ini Disubsidi, Bukan Partai!

13 Maret 2015   17:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14262418611247203654

"Ongkos  harian di sana kan besar juga dek, apalagi di kota yang lebih besar, rasanya kami tidak sanggup", komentarnya. Saya amati Ibu ini kelihatan lebih kurus dalam beberapa hari ini, mungkin karena tidak tidur, tidak ada selera makan, atau memang tidak punya uang untuk membelinya.

Dan, beberapa hari kemudian, waktu visite,  saya lihat pasien tidak ada di tempat tidur lagi,  "dia baru saja pulang paksa pagi tadi dokter", cerita perawat saya.

"Apa dia masih sesak?"

"Masih, tapi sudah jauh berkurang dokter"? ungkap perawat saya.

Syukurlah, bisik aya dalam hati. Walaupun hati kecil saya sebenarnya menyayangkan dia pulang lebih awal. Dan,  seperti apa yang dikatakan Ibu itu, saya ingin anak saya sembuh dokter, ingin anak saya seperti anak gadis yang lain, tetapi karena kami tidak punya uang kami lebh baik pulang saja. Karena itu, saya berharap Ibu pasien itu setuju anaknya   dirujuk untuk mendapatkan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Kasus seperti  di atas sering saya alami, karena keterbatasan keahlian, sarana prasarana, pasien-pasien yang seharusnya dirujuk memilih pulang ke rumah, hanya karena terkendala biaya disebabkan faktor kemiskinan. Walaupun biaya rumah sakit ditanggung oleh BPJS, Jamkesmas, Jamkesda, biaya harian keluarga selama menunggu, bukanlah mudah bagi mereka.

Lalu, mendengar rencana Mendagri  yang katanya dari partai wong cilik ini, seperti sang Presiden yang (kelihatan) sangat sederhana yang akan memberikan  subsidi 1 triliun  untuk setiap partai setahun (?).

Maka, terlintas dalam benak saya, rasanya kebijakan ini tidak masuk akal, kenapa bukan anggaran kesehatan yang dinaikkan, orang-orang miskin seperti pasien di atas yang disubsidi? Dana triliunan bukanlah kecil, tidak terhitung barangkali penderitaan yang dapat dikurangi, nyawa yang bisa diselamatkan bila itu digunakan untuk mensubsidi pasien-pasien seperti di atas.

Jakarta, 13-03-2015

Irsyal Rusad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun