[caption id="attachment_313588" align="aligncenter" width="300" caption="walgreens.com"][/caption]
"Saya sudah mulai olahraga sekarang dokter", ujar seorang pasien suatu sore di ruang praktek.
"Ya, baguslah, sudah berapa lama?" Jawab saya sambil bertanya
"Kira-kira 3 bulan ini dokter"
"Hebat, olahraganya apa, Â berapa kali seminggu Anda lakukan?"
"Hampir tiap hari dokter, paling tidak 30-40 menit, Â Saya jalan, jogging, dan sesekali lari"
Lantas, "apa yang Anda rasakan dengan olahraga itu?"
"Banyak sekali dokter, badan Saya terasa lebih enak, berat badan mulai turun. Rasa haus, lapar dan buang air kecil malam hari berkurang. Tidur juga lebih mudah dan enak, dan yang penting lagi saya mulai bergairah lagi" , ceritanya sambil melirik ke arah istrinya yang ada di sebelahnya.
"Sayangnya, tidak dari dulu saya olahraga dokter", Â sambung pasien seperti agak menyesal.
"Tidak ada istilah terlambat untuk memulai olahraga. Umur 25 atau 85, Â yang penting Anda melakukannya, tetapi Anda tidak harus menunggu sampai usia 85 tahun baru memulainya. Semakin dini Anda mulai semakin baik manfaat yang Anda dapatkan"
"Ya, dokter, kalau tahu begini manfaatnya, saya sejak dulu sudah menjalaninya".
Nah, pasien di atas adalah seorang lelaki, usia 45 tahun, penyandang diabetes melitus tipe 2, terdiagnosis sejak 3 tahun lalu. Selama 3 tahun berobat gula darahnya boleh dikatakan tidak terlkontrol dengan baik. Salah satu penyebabnya kemungkinan waktu itu adalah aktifitas fisiknya yang masih kurang, disamping diet yang juga tidak dijalaninya dengan baik.
Seperti diketahui, olahrga adalah salah satu cara pendekatan penanganan diabetes melitus yang sangat penting. Olahraga tidak hanya membantu menurunkan gula darah, tetapi juga berat badan, tekanan darah, kolesterol jahat (LDL), menaikan kolesterol baik (HDL), memperbaiki kualitas tidur, mencegah serangan jantung-stroke, Â mereduksi stress, dan sebagainya.
Lalu, seperti diketahui bahwa faktor usia, genetik, etnis, tingkat aktifitas fisik, berat badan, dan komposisi tubuh, semuanya berpengaruh terhadap resistensi insulin. Kita tidak dapat memodifikasi usia, genetik, etnis, tetapi dengan olahraga tiga faktor lain, berat badan, tingkat aktifitas fisik dan komposisi tubuh, dengan olahraga dapat mempengaruhinya.
Dalam buku eat what you love yang ditulis oleh Michelle May, MD, dikemukan 2 alasan utama bagaimana olah raga itu penting sekali dalam membantu menurunkan gula darah penyandang diabetes melitus. Dua alsan itu adalah:
1. Aktifitas fisik menurunkan gula darah. Karena olahraga membutuhkan kalori lebih banyak  secara alami gula darah juga akan menurun. Menurut penelitian, setiap menit Anda melakukan aktivitas olahraga sedang sampai moderat menurunkan gula darah Anda satu poin.
Jadi, bila gula darah Anda misalnya 200mg/dl, kemudian Anda olahraga 45 menit, maka gula darah anda akan turun jadi 155mg/dl. Dengan kata lain, 30-45 menit olahraga yang anda lakoni setiap hari seperti jalan, jogging, bersepeda, akan menurunkan kadar gula darah rata-rata 30-45 poin.
Dan, jika Anda mengalami prediabetes, biasanya ini adalah stadium menunggu waktu menjelang diabetes, Anda jogging saja 30-45 menit, resiko Anda untuk menderita diabetes akan jauh berkurang. Bahkan dibandingkan dengan obat-obatan, olahraga dan makanan yang sehat mempunyai pengaruh lebih baik mencegah diabetes.
2. Olahrga memperbaiki komposisi tubuh. Tubuh kita terdiri dari air. jaringan adiposa (lemak), dan jaringan lain seperti otot, tulang dan sebagainya. Olahraga mengurangi jaringan lemak tubuh, sebaliknya meningkatkan massa otot.
Ini berakibat berkurangnya resistensi isnulin, yang karenanya akan memperbaiki regulasi gula darah. Otot dikenal juga sebagai jaringan dengan metabolisme yang aktif. Sel otot memerlukan kalori lebih banyak dibandingkan sel lain. Satu pon otot misalnya membakar kalori lebih besar dibandingkan dengan jumlah lemak yang sama.
Dalam hal ini, ada penulis yang menggambarkan bahwa tubuh itu seperti mesin. Rangka mesin itu adalah otot, sedangkan bahan bakarnya adalah gula darah. Semakin besar suatu mesin, maka semakin besar pula bahan bakar yang diperlukannya. Mesin yang aktif, yang sering digunakan akan membutuhkan bahan bakar lebih banyak, begitu juga tubuh manusia.
Karena itu, disamping olahraga aerobik, sebaiknya Anda juga melakukan olahraga peregangan dan olahraga dengan beban. Olahraga-olahraga ini disamping akan membakar lemak tubuh Anda, juga akan meningkatkan massa otot Anda.
Jadi, para penyandang prediabetes atau diabetes melitus khususnya, tingkatkanlah aktifitas fisik anda, olahragalah secara teratur. Olahraga akan membantu menurunkan gula darah Anda. Gula darah yang terkontrol dengan baik, Insya Allah akan mengurangi resiko komplikasi diabetes yang mengancam Anda.
Indragiri hilir, 23-02-14
@irsyal_dokter
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H